Mohon tunggu...
Madewitha Marholong
Madewitha Marholong Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

@madewmm

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Learning by Doing" Pola Pikir yang Harus Ditanamkan pada Pendidikan di Indonesia

21 Desember 2022   21:27 Diperbarui: 21 Desember 2022   22:01 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan kunci utama bagi suatu negara untuk terus berkembag dan bersaing dalam kancah dunia. Sumber daya manusia sangat memepengaruhi kualiatas pendidikan. Sumber daya manusia yang rendah maka cenderung akan memberi gambaran pendidikan yang rendah pula. Kualitas pendiidkan di Indonesia saat ini setara dengan kualitas pendidikan di negara berkembang lainnya. Memang kita masih tertinggal di beberapa poin, akan tetapi itu bukan berarti pendidikan kita sepenuhnya tertinggal.

Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, utama formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi. Para siswa di Indonesia tidak perlu mengeluarkan biaya untuk fasilitasnya. Dengan catatan hanya untuk sekolah yang disubsidi oleh negara. Namun, untuk sekolah yang dimiliki oleh swasta maka ada uang harus dibayar untuk mendapatkan kuailitas dan fasilitas pendidikan.

Jika dibandingkan dengan negara lainnya, Pendidikan di Indoensia tertinggal 128 tahun. Saat ini Indonesia sedang berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan yang ada dan akan menetapkan kurikulum 2013, dengan berbagai "tuntutan" bagi peserta didik. (Sujarwo, M.Or. Pendidikan di Indonesia Memprihatinkan)  Selain dengan membenahi sistem pendidikan, perlu juga untuk membenahi sumber daya manusianya.

Sumber daya manusia ini benar-benar penunjuang untuk keberlangsungan di Indonesia. Baik dari tenaga pendidiknya maupun dari peserta didiknya. Tenaga pendidik di sini, meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, pelatih, fasilitator serta sebutan lain yang sinkron menggunakan kekhususannya, dan berpartisipasi pada penyelenggaraan pendidikan. (Universeitas Medan Area. Definition of Educators and Education Personnel). Setelah tenaga pendidik, yang harus dibenahi adalah peserta didiknya. Peserta didik disini memiliki peran yang cukup banyak. Mereka akan menjadi tempat untuk tes soal yang dibuat, mereka akan menjadi pusat dari kemajuan pendidikan, dan mereka adalah agen perubahan.

Fokus artikel ini ada pada peserta didiknya, tentang bagaimana peserta didik dibentuk dan siap untuk menjadi agen perubahan, tentang bagaimana peserta didik ini mampu melakukan dan mengembangkan apa yang disuruh, dan tentang bagaimana peserta didik ini punya pikiran kalau ia bisa melakakuan semua. Untuk mendukung dan membantu proses itu semua, penerapan learning by doing adalah konsep paling pas.

Ide penggunaan konsep learning by doing adalah ide yang pas untuk menunjang penambahan kualitas sumber daya manusia. Konsep learning by doing belajar dengan melakukan, melihat, mendengar, dan merasakan langsung apa yang ada dan terjadi di sekitarnya. Menurut John Dewey, learning by doing adalah belajar melalaui perbuatan langsung yang dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok.

Dewey  merupakan  pendiri  Dewey  School  yang  menerapkan  prinsip-prinsip

learning by  doing,  yaitu bahwa siswa perlu  terlibat  dalam  proses  belajar secara

spontan.  Dari  rasa  keingintahuan  siswa  akan  hal-hal  yang  belum  diketahuinya

mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses belajar. Belajar aktif

mengandung  berbagai  kiat  yang  berguna  untuk  menumbuhkan  kemampuan

belajar  aktif  pada diri siswa  dan  menggali potensi  siswa  dan guru  untuk  sama-

sama  berkembang  dan  berbagi  pengetahuan,  keterampilan,  serta  pengalaman.

(Maslakhah, 2019:163)

Dewey merupakan pendiri Dewey School yang menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Dari rasa keingintahuan siswa akan tahu hal-hal yang belu diketahuinya mendotong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses belajar. Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman. (Maslakhah, 2019:163)

Dengan mengacu pada konsep learning by doing, maka peran tenaga pendidik disini adalah sebagai berikut:

  • Sebagai contoh  dan bagian visualisasi kepada peserta didiknya.
  • Contoh dan bagian visualisasi bagi peserta didik adalah untuk memberikan bahwa 'begini loh gambaran kalau mau berani jadi public speaker' dan 'kalau mau pintar management waktu' dan lain sebagainya. Dengan begitu, mindset yang terbangun dalam pola pikir peserta didik adalah 'ok dia bisa, gue juga pasti bisa'. Dengan terbangunnya pola pikir seperti demikian niscaya akan banyak sumber daya manusia akan secara perlahan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
  • Untuk menumbuhkan motivasi
  • Motivasi yang dimaksudkan disini adalah motivasi yang berkaitan secara langsung dengan emosi, minat, dan kebutuhan seseorang. Dalam rangka membangun dan menumbuhkan motivasi ini, peran guru adalah seperti memberikan apresiasi disetiap pencapaian yang telah dilakukan oleh peserta didiknya. Dengan begitu, murid yang diberi afeksi demikian bisa dipastikan kalau murid yang bersangkutan akan turut menyebarkan apa yang terjadi pada dirinya. Dan selanjutnya akan semakin banyak orang yang berlomba-lomba menjadi yang terbaik.
  • Membelajarkan dengan umpan balik
  • Bentuk dari umpan balik ini adalah kemampuan berperilaku peserta pelatihan. Umpan balik tetang daya serap pelatihan untuk diterapkan secara aktif. Pola perilaku yang kuat diperoleh melalui  pastisipasi dalam memainkan peran atau tante.

Dengan apa yang sudah diuraikan, ini menekankan bawha para peserta didik, langsung mempraktekkan apa yang ada pada materi belajar baik secara individu maupun berkelompok. Melalui learning by doing siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontas. Dengan begitu, siswa akan dengan sendiri menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya sendiri, siswa juga akan melatih pola pikirnya kalau ia adalah agen perubahan yang harus punya pikiran untuk melakukan dan mengembangkan sesuatu. Metode learning by doing adalah metode yang harus ditekankan kepada peserta didik Indonesia, karena metode ini sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

Daftar Pustaka

2021.  Definition of Educators and Education Personnel. Universeitas Medan Area. https://manajemen.uma.ac.id/2021/12/pengertian-tenaga-pendidik-dan-tenaga-kependidikan/#:~:text=Berdasarkan%20Undang%2Dundang%20RI%20angka,dan%20berpartisipasi%20pada%20penyelenggaraan%20pendidikan. Diakses pada 21 Desember 2022

Maslakhah,  Siti.  (2019).  Penerapan  Metode  Learning  By  Doing  Sebagai

Implementasi Filsafat Pragmatisme Dalam Mata Kuliah Linguistik Historis

Komparatif. Jurnal Diksi. 27(2

Febriani, Amelia. 2021. Metode Learning by Doing Dalam Mengoptimalisasi Kualitas Belajar Siswa SMP. Jurnal Ilmiah Edukasia. https://www.researchgate.net/publication/348935404_METODE_LEARNING_BY_DOING_DALAM_MENGOPTILALISASI_KUALITAS_BELAJAR_SISWA_SMP. Diakses Pada 21 Desember 2022

Maslakhah, Siti. 2019. Penerapan Metode Learning By Doing Sebagai Implementasi Filsafat Pragmatisme Dalam Mata Kuliah Lunguistik Historis Komparatif. Jurnal Diksi. 27 (2). Diakses pada 21 Desember 2022

Or, M. Sujarwo. 2008. Pendidikan di Indonesia Memprihatinkan. https://journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/download/3528/pdf. Diunduh pada 21 Desember 2022

Siregar, Fenny Fenhesia. 2017. PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN "LEARNING BY DOING" PADA PELATIHAN PUBLIC SPEAKING DI LEMBAGA TRAINING INDONESIA. https://core.ac.uk/download/pdf/223125848.pdf.Diakses pada 21 Desember 2022. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun