Mohon tunggu...
Inovasi

Belajar dari Reklamasi Hongkong

4 Oktober 2015   11:02 Diperbarui: 4 Oktober 2015   12:22 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandingkan dengan skema reklamasi berikut:

[caption caption="Skema Reklamasi yang tidak tepat"]

[/caption] 

Reklamasi di atas, salah satunya terjadi saat pengembangan landasan pacu Bandara Ngurah Rai, sehingga ada keluhan abrasi di pantai bagian utara bandara, karena ada pergeseran arus laut.

Lalu bagaimana dengan skema reklamasi dalam rencana revitalisasi di Teluk Benoa? Sebagai gambaran, Teluk Benoa saat ini mengalami pendangkalan yang parah, salah satunya  akibat sampah yang terbawa dari sungai-sungai yang bermuara di sana. Selain itu, perputaran arus di dalam teluk juga terhambat aktivitas di ‘mulut’ Teluk Benoa yang sudah terjadi sebelum rencana ini muncul, yakni adanya pelabuhan Benoa, reklamasi Pulau Serangan, dan pembangunan jalan tol yang melintas di tengah teluk.

Skema reklamasi dalam proyek revitalisasi Teluk Benoa bukanlah landfill, yakni menguruk seluruh endapan di teluk, tetapi gabungan dari land fill dan rehabilitasi. Dalam skema itu memang ada land fill yang berbentuk pulau-pulau, bukan menutup seluruh permukaan teluk. Land fill ini juga sekaligus menjadi penunjang rehabilitasi. Apa yang direhabilitasinya? Jelas, arus laut dan pertemuannya dengan arus air dari sungai-sungai yang bermuara di Teluk Benoa. Lihat skema berikut:

[caption caption="Skema reklamasi Teluk Benoa"]

[/caption] 

Dari skema di atas terlihat bahwa, kekhawatiran akan terjadinya abrasi dan banjir tidak akan terjadi, karena perputaran arus berjalan dengan baik. Tidak seperti sekarang saat sungai mendorong material ke teluk dan air laut terhalang aktivitas dan dangkalan, sehingga pengendapan semakin parah. Kondisi inilah yang justru memungkinkan terjadinya banjir karena arus air dari sungai bisa berbalik. Sementara dalam skema di atas, perputaran arus air menjadi lancar.

Sementara itu, lahan-lahan hasil reklamasi bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, seperti halnya yang dilakukan di Hongkong. Ini juga sebetulnya memberikan sumbangan agar pembangunan wisata Bali tidak makin menggerogoti wilayah daratan hingga ke pedalaman-pedalaman Bali. Konsep ini juga membantu pemulihan Tahura Ngurah Rai yang ada di sepanjang pesisir Teluk Benoa. Bandingkanlah dengan konsep Hongkong, konsep ini jelas sejalan.

So? Mengkritisi rencana reklamasi di manapun bukanlah hal yang dilarang. Menentangnya jika tanpa konsep yang jelas juga boleh. Tapi belajar dari reklamasi di Hongkong, apa yang direncanakan di Teluk Benoa jelas akan membawa banyak dampak positif. Kekhawatiran akan banjir dan abrasi justru akan terjadi jika Teluk Benoa dibiarkan tetap begitu, dalam kondisi seperti sekarang ini!

 

Nak Bali nawang melah agen Baline!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun