Mohon tunggu...
Madena Arwaini
Madena Arwaini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - mahasiswa

saya suka main badminton, healing dan jajan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Self Harm di Kalangan Anak Muda

24 Juli 2023   14:52 Diperbarui: 24 Juli 2023   15:19 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahukah kamu? Apa saja sih penyebab terjadinya self harm. Self harm yang itu ada berbagai macam cara loh, ada yang cutting, kalian tau cutting itu apa? Jadi cutting itu menggores pergelangan tangan sendiri menggunakan benda tajam (pisau, cutter, silet, pecahan kaca, dan semacamnya), ada juga yang melakukan self harm dengan memukul kepala sendiri loh, ada juga yang makin parah sampai-sampai ia membenturkan kepala ke tembok kamar. Maka dari itu mari kita sama-sama memahami apa itu self harm? Bagaimana solusinya? Biar kita bisa mengerti temen kita, diri sendiri atau mungkin orang terdekat kita yang pernah atau ingin mencoba melakukan self harm maupun sedang berada di fase ini.

Self harm ini kegiatan yang menyakiti diri sendiri dengan banyak cara untuk memindahkan rasa sakit psikis ke rasa sakit fisik. Biasanya terjadi pada usia remaja hingga dewasa awal. Mereka cenderung menutupi perilakunya tersebut dengan enggan terbuka atau bercerita kepada orang lain yang ada di sekitarnya, bahkan sama keluarga atau teman terdekatnya mengenai masalah yang sedang dihadapinya tersebut.

Apakah kalian tau suicide? Nah suicide itu ialah bunuh diri. Meskipun self harm dan suicide sering terjadi bersamaan dan biasanya mereka yang mencoba suicide sudah memiliki riwayat self harm lebih lama dan sudah menggunakan berbagai macam metode. Dengan demikian, penting bagi kita untuk memiliki kecurigaan tinggi kepada mereka yang melukai diri sendiri karena bisa beresiko lebih tinggi untuk suicide.

WHO juga menemukan bahwa suicide adalah penyebab utama kematian kedua diantara usia 15-29 tahum dan penyebab kematian wanita berusia 15-19 tahun.

Macam-macam faktor yang menyebabkan anak muda melakukan tindakan self harm:

1. Tidak tahu lagi cara melampiaskan emosi dengan benar

Ada banyak orang yang tidak paham bagaimana mengontrol emosinya. Parahnya lagi ada yang sulit mengenali emosinya sendiri, apakah sedang sedih, bahagia, marah, atau kecewa, atau Padahal dengan bisa mengenali emosi kita sendiri maka kitab isa mengelola emosi dengan benar dan baik. Misalnya apabila kita sedang marah maku untuk melepaskan emosi itu kitab isa teriak sekencang-kencangnya di tempat sepi dan luas (pantai, gunung, lapangan) atau kita berdiam diri didalam kamar dan memukul benda yang tidak menyakiti diri sendiri (bantal, guling, boneka, maupun kasur).

2. Merasa dirinya tidak berguna dan tidak dicintai oleh siapapun

Menurut pengalaman yang pernah saya alami mereka yang sering melakukan self harm adalah mereka yang merasa dirinya tidak berguna, merasa dirinya rendah, selalu mencari orang yang gagal dalam melakukan sesuatu, merasa tidak dicintai oleh siapapun dan merasa kesepian. 

Kenapa bisa? Ada pengalaman dari masa lalu yang bisa membuat terluka psikiologis bahkan sampai trauma. Misalnya : pernah mengalami diselingkuhin pacar sehingga merasa dirinya tidak dicintai siapapun, kekerasan orang tua terhadap anak, bullying di sekolah, keluarga, maupun lingkungan sekitar, kegagalan yang terus menerus, atau ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya. Pengalaman tersebut bisa membuat luka yang amat dalam di hati.

3. Lingkungan sosial yang tidak mendukung

Nah, lingkungan yang dimaksud disini adalah lingungan keluarga, teman, komunitas, dan tetangga sekitar. Berdasarkan banyak pengalaman yang sering saya temui sebagian besar mereka merasa tidak diperhatikan keluarga, bahkan disaat keluarga mereka mengetahui bahwa anak tersebut melakukan tindakan self harm. Bahkan respon keluarga diluar kemauan yang cenderung bersikap bodo amat dan meremehkan self harm adalah hal yang sepele dan tidak penting. Ada juga penyebab stres justru dari keluarga atau temen terdekaat sendiri, sehingga kecenderungan self harm cenderung sering dan berulang karena setiap hari berhadapan dengan sumber yang membuat mereka stres.

4. Depresi 

Biasanya seseorang dalam kondisi tertekan yang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, maka rasa untuk melakukan tindakan self harm pun sangat besar. Mereka sudah tidak bisa berfikir positif dan hanya ingin mengalihkan rasa sakitnya dengan melukai diri sendiri.

5. Gangguan psikologis

Mereka yang memiliki gangguan mental memiliki resiko untuk melakukan self harm, mereka yang dihantui dengan gangguan kecemasan, gangguan makan, depresi dan gangguan kepribadian yang rentan akan melakukan self harm.

Lalu bagimana solusi untuk mencegah terjadinya self harm pada anak muda? Selain kesadaran diri sendiri, dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat besar perannya untuk membantu bangit dari masalah-masalah yang dihadapi dan tidak melakukan self harm lagi.

 

Pesan untuk anak muda yang melakukan self harm :

1. Pahami dan kenali kondisi diri

Mereka perlu memahami dan mengenali perasaan mereka sendiri. Apabila lagi berada di kondisi tidak baik-baik saja yang bisa mengakibatkan untuk melakukan self harm, maka harus melakukan sesuatu untuk tidak berdiam diri sendirian didalam kamar. Akan lebih baik lagi apabila tidak menyimpan benda-benda tajam (pisau, cutter, silet, pecahan beling dan sejenisnya) di dalam kamar sehingga bisa terhindar untuk menyakiti diri sendiri. Intinya jangan ada cela buat diri sendiri untuk melakukan self harm.

2. Melakukan kegiatan positif

Bisa segera melakukan kegiatan positif seperti hobby atau melakukan kesenangan, bisa juga dengan olahraga yang disenangi, sehingga bisa mengalih perhatian untuk melakukan self harm.

3. Healing dan refreshing

Healing sangat berpengaruh besar sehingga bisa membuat hati kita tenang, sehingga bisa mengobati rasa sakit di hati dengan cara yang disenangi, misalnya kalau saya pribadi biasanya melakukan hang-out bersama teman-teman, bermain di pantai, melihat sunset, membeli dan memakan makanan yang disukai, atau apapun yang bisa membuat hati bahagia.

4. Curhat 

Ceritakan semua keluh kesah kepada orang yang kalian percaya seperti sahabat terdekat, orang tua, guru, dosen atau siapapun yang dirasa nyaman untuk diajak bicara.

5. Pertolongan dari psikolog

Apabila kejadian self harm makin memburuk dan frekuensi kejadian semakin sering maka harus segera meminta pertolongan dari ahli jiwa yaitu psikologi ataupun psikiater. Maka secara profesional ia akan membantu para anak muda untuk memperbaiki kondisinya.

Pesan untuk lingkungan sekitar :

1. Kenali anak muda yang menunjukkan tanda-tanda melakukan self harm

Biasanya mereka yang melakukan self harm memiliki ciri-ciri yang bisa kita lihat seperti memiliki goresan luka di pergelangan tangannya, memar di jari-jari tangan, luka bakar di lengan, paha, maupun badan. Biasanya mereka yang berusaha menyembunyikan luka tersebut dengan memakai baju longgar, lengan panjang, atau pakaian tertutup lainnya. Apabila ditanya maka mereka akan menghindar, menutupi penyebabnya karena apa dan mereka juga pandai dalam mengalihkan pembicaraan tersebut.

2. Luangkan waktu dan beri perhatian

Meskipun kelihatannya anak muda ingin mandiri, namun sejatinya mereka masih membutuhkan perhatian dari orang-orang terdekat supaya mereka tidak merasakan bahwa tidak ada yg mencintai mereka. Mereka juga sebenarnya tidak butuh dinasehati akan tetapi mereka hanya butuh pendengar saja sehingga bisa membuat mereka merasa lega. Bila mereka membutuhkan sarah, barulah kita memberikan saran kepada mereka.

3. Jangan memberinya label negatif

Perilaku anak muda sering menyimpang dan membuat kita memberikan label negatif terhadap mereka, Sehingga membuat penilaian mereka terhadap kita menjadi negatif juga. Sikap dan penilaian negatif kita yang akhirnya membuat mereka enggan dan tidak terbuka kepada kita, karena takut akan dinilai buruk, bukan solusinya.

4. Menemaninya untuk mendapatkan pertolongan dari ahli psikolog

Apabila prilaku self harm terlihat semakin memburuk, maka segeralah bawa mereka untuk konsul ke psikolog maupun psikiater agar dapat ditangani lebih lanjut, sehingga cepat teratasi.

5. Sekolahan dan komunitas 

Nah disini sekolahan maupun komunitas di masyarakat perlu memberi edukasi dan penyuluhan kepada remaja megenai kesahatan mental, khususnya mengenai self harm, sehingga membuka wawasan anak muda mengenal apa itu self harm serta bagaimana pencegahan dan penyembuhannya. Dengan begitu diharapkan angka kasus self harm di kalangan anak muda berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun