Apakah kamu menyadari bahwa perkembangan zaman yang serba teknologi dan digital, membuat manusia hanya terfokus pada kecanggihan, berita terkini, modern, kecantikan, hiburan, liburan dan uang?
Seringkali kita mengabaikan hal-hal yang jauh lebih berharga dan berguna untuk dilakukan dan dikembangkan. Dan mirisnya, kita menjadikan kebiasaan-kebiasaan buruk melekat erat pada diri sendiri.
Lalu, apakah kamu tahu apa saja hal-hal sederhana yang sering diabaikan oleh manusia?
1. Ambisi Kerja Abai Kesehatan (AKAK/AK2)
Ya, ini suatu hal yang sangat sering terjadi pada orang-orang masa kini. Ambisi dalam melakukan sesuatu, contoh: ambisi mencari uang, ambisi jadi terkenal, ambisi jadi hebat, ambisi dapat hormat, ambisi dapat penghargaan, ambisi jadi cantik dan tampan dan masih banyak lagi.
Bekerja tidaklah salah. Dan itu adalah suatu keharusan untuk dilakukan. Karena, manusia harus bekerja. Dan bekerja bukan hanya soal uang. Bekerja itu banyak artinya. Bekerja di rumah, kerja di sekolah, membersihkan rumah juga adalah suatu hal pekerjaan (wajib).
Dengan mengerjakan suatu tugas maupun hal, kita dilatih untuk mandiri dan memahami hal yang dikerjakan. Namun, bekerja harus dilakukan dengan batasan juga. Bukan menjadi suatu ambisi. Karena, jika ambisi itu tidak terkendali maka akan merusak diri sendiri.
Bahkan, jika terlalu ambisi mendapatkan suatu hal, seperti ambisi dalam bekerja, maka kesehatan pun akan terganggu dan berkurang. Dan yang merasakan dampak dan kerugiannya adalah diri sendiri. Bukankah begitu?
Jadi, hal ini perlu kamu ingat dan koreksi pada dirimu juga.
2. Demi Kesuksesan Acuh Sekitar (DKAS)
Adakah orang yang tidak mau sukses? Apakah kamu mau menjadi orang yang tidak sukses?
Hampir semua orang pasti menjawab 'ingin sukses'. Bahkan ada yang menempuh segala cara agar menjadi orang sukses. Menjadi orang sukses adalah impian bagi banyak orang dan dari berbagai kalangan. Dan tidak ada larangan menjadi orang sukses.
Namun, apakah benar jika kesuksesan membuat orang menjadi acuh terhadap sekitarnya?
Ya, benar. Banyak orang yang menjadi acuh (tidak peduli) pada lingkungan dan sekitarnya. Bahkan, orang sukses sering mendapat sebutan 'sombong/angkuh' dari orang lain.
Perlu diperhatikan, jika kamu ingin menjadi sukses berusahalah untuk tidak menjadi acuh pada sekitarmu. Karena, itu akan sangat berdampak buruk untuk dirimu sendiri dan sekitarmu. Tidak percaya?
Kamu dapat melihat orang-orang sukses di berbagai negara lain bahkan Indonesia sendiri. Banyak diantara orang sukses menjadi tamak dan egois. Lingkungan rusak dan hewan-hewan diburu secara besar-besaran. Dan mengakibatkan kerusakan alam serta hewan-hewan menjadi langka. Mengapa mereka melakukan itu? Karena mereka hanya memikirkan keuntungan, dan sikap hanya memikirkan keuntungan dan diri sendiri membuat mereka acuh terhadap sekitarnya.
Melihat dari hal ini, berusahalah dan belajarlah mengenal dirimu dan perbaiki diri, agar ketika kamu sukses, kamu tidak menjadi pribadi yang ego, mementingkan diri sendiri bahkan acuh terhadap sekitarmu. Â
3. Salah Arti 'Love Yourself' (SALY)
Pernahkah kamu mendengar kata 'Love yourself'?
Love yourself artinya cinta diri sendiri. Mencintai diri sendiri tidaklah salah. Karena, jika tidak mencintai diri sendiri akan berakibat buruk pada psikis dan tubuh. Contoh mencintai diri sendiri, yaitu:
* Menjaga kesehatan tubuh dan psikis
* Membersihkan tubuh
* Memberikan asupan makanan yang cukup untuk tubuh
* Merawat diri (tubuh) secara normal (tidak berlebihan). Karena tubuh kita adalah ciptaan Tuhan.
Namun, banyak orang, dan didominasi kalangan muda, menyalah-artikan 'Love yourself'. Ada yang menganggap love yourself itu memikirkan diri sendiri saja, adapula yang menjadi apatis (tidak peduli) pada orang lain dan adapula yang mementingkan dirinya sendiri. Hal ini akan menjadi masalah terburuk jika 'Love yourself' disalah-artikan.
Love yourself memang mencintai diri sendiri. Namun, tidaklah berarti HANYA mementingkan diri sendiri. Love yourself harus diikuti dengan mencintai Tuhan, diri dan sesama.
Jadi, bagi kamu yang sering mengucapkan 'Love yourself', belajarlah untuk memahami arti sesungguhnya dari kata 'Love yourself'. Jangan sampai salah, oke?
4. Salah Arti 'Be Yourself' (SABY)
Sebelumnya kata love yourself, sekarang mari kita bahas kata 'Be yourself'. Selain kata love yourself, banyak dari segala kalangan menyebut kata 'Be yourself'. Apa itu 'Be yourself'?
Be yourself artinya jadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri itu baik. Karena, diri sendiri tidak akan pernah sama sepenuhnya dengan orang lain. Mungkin kita sering mendapati atau bertemu dengan orang yang tampak seperti kita dan memiliki kesukaan maupun kebiasaan seperti kita. Namun, kesamaan itu terbatas.
Ada begitu banyak orang berusaha menjadi diri orang lain. Ada orang yang meniru gaya atau fashion yang disukainya, ada juga yang meniru cara bicaranya, ada yang meniru kebiasaannya, bahkan adapula yang merubah bagian tubuhnya (seperti: wajah, bibir, bentuk tubuh, dan sebagainya) demi tampak seperti orang yang dikagumi dan disukainya.
Hal 'meniru' tidak sepenuhnya baik. Ada beberapa orang yang salah mengartikan kata 'meniru'. Dan hal seperti ini membutuhkan 'menjadi diri sendiri'. Karena, orang yang merubah dirinya menjadi tampak seperti orang lain, memiliki rasa tidak puas dan kurang bersyukur.
Be yourself. Memang baik untuk diingat dan dilakukan. Tapi jangan salah, banyak pula orang yang menyalah-artikan kata ini. Pikirkan saja, jika kata 'Be yourself' diterima pada orang yang memiliki kepribadian buruk. Sungguh mengerikan hasilnya, kan?
Contoh: Seorang pria yang memiliki kebiasaan marah-marah, pemukul, suka berjudi dan bermain wanita, menerima kata 'Be yourself'. Apa hasilnya? Hasilnya, pria tersebut tidak akan berubah dari kelakuan buruknya. Bahkan lebih parahnya lagi, dia akan bertambah buruk dari sebelumnya.
Jadi, jika ingin menjadi diri sendiri itu baik. Baik untuk pribadi yang layak dipertahankan dan kelakuan yang baik dan benar. Untuk pribadi yang salah, jangan dipertahankan. Jangan jadi 'Be yourself'. Harus 'change yourself' (ubah diri sendiri).
 5. Tata Krama atau Etitude (TKE)
Di zaman sekarang, banyak kalangan muda kehilangan rasa sopan dan santun mereka terhadap orang yang lebih tua. Bukan hanya untuk orang tua saja, ya..
Namun, dari kalangan orang tua tidak sedikit juga yang berbicara kasar dan arogan kepada yang lebih muda.
Kedua hal ini sangat miris untuk dilihat dan diketahui. Kenapa? Karena, kedua-duanya kehilangan Etitude (etika) dan tata krama yang benar dan baik. Lalu, apa yang seharusnya dilakukan?
Mulailah dari diri sendiri. Belajarlah untuk memiliki etika (Etitude) yang benar dan baik. Tata krama dalam berbicara dan bertindak juga harus diperhatikan. Karena, pribadi yang berkualitas dan mahal adalah pribadi yang memiliki etika yang benar dan baik serta tata krama yang tepat.
Demikianlah beberapa hal sederhana yang sering diabaikan oleh manusia. Ayo, jadikan ini pelajaran untuk dirimu, karena jika pribadi benar dan baik, kamu sendiri yang akan mendapatkan hasilnya. Dan ini akan menunjukkan bahwa kamu berkualitas dan mahal.
Bagikan dan simpan postingan ini untuk dibaca di kemudian hari.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H