TERJADINYA INTOLERANSI PADA HARI RAYA NYEPI DI BALI 2024
Made Lanang Darma AtmajaÂ
Universitas Pendidikan Ganesha
E-Mail: madelanang948@gmail.com
Abstrak
Artikel ini membahas Hari Raya Nyepi sebagai perayaan keagamaan penting bagi umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali. Nyepi menjadi momen untuk menyambut Tahun Baru Saka yang memiliki makna mendalam sebagai hari kebangkitan, pembaruan, persatuan, toleransi, dan kedamaian. Setiap tahun, umat Hindu merayakan pergantian tahun dengan cara nyepi selama 24 jam.
Namun, perayaan Nyepi tahun 2024 di Bali disayangkan terganggu oleh sikap intoleran beberapa oknum. Terdapat gangguan di jalanan, terutama di Jembrana, yang mengecilkan kegembiraan umat Hindu. Artikel ini mengajukan pertanyaan mengapa sikap intoleran terus terjadi dan menyoroti pentingnya tindakan hukum setelah permintaan maaf oleh oknum yang terlibat. Umat Hindu Bali, meskipun pemaaf, menegaskan perlunya konsekuensi hukum untuk mencegah terulangnya tindakan intoleran.
Selain itu, artikel mencatat adanya pawai ogoh-ogoh dengan sound system di media sosial sebagai bentuk intoleransi terhadap budaya sendiri, yang tidak selaras dengan nilai-nilai budaya Bali. Hal ini mengundang pertanyaan mengenai pentingnya pelestarian dan penghormatan terhadap warisan budaya dalam konteks pluralisme dan toleransi di Indonesia.
Artikel ini menyuarakan keprihatinan terhadap tindakan intoleran, menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum sebagai langkah pencegahan, dan menyoroti kompleksitas tantangan dalam menjaga kerukunan nasional dalam kerangka keberagaman budaya dan agama.
Pembahasan
Hari Raya Nyepi merupakan salah satu hari raya besar keagamaan bagi umat Hindu di Indonesia. Hari raya Nyepi dilaksanakan untuk menyambut tahun baru saka yang jatuh pada penanggal Apisan Sasih Kedasa (Eka Sukla Paksa Waisaka) sehari setelah tilem Kesanga (Panca Dasi Krsna Paksa Sasih Chaitra).Tahun Baru Saka memiliki makna sebagai hari kebangkitan, hari pembaruan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional.
Setiap tahunya umat Hindu merayakan pergantian tahun saka yang dilakukan dengan cara nyepi selama 24 jam. Nyepi pada tahun 2024 yang jatuh di tanggal 11 Maret 2023 di Sambut meriah dengan penuh suka cita oleh umat Hindu di Bali. Namun disayangkan Perayaan Nyepi di Bali di nodai oleh sikap intoleran beberapa oknum. Umat Hindu Bali Khususnya di jembrana merasa terganggu oleh beberapa oknum yang berkeliaran di jalanan.
kenapa sikap intoleran seperti terus terjadi. Permintaan maaf oleh oknum boleh dilakukan dan umat hindu pasti memaafkan karena umat Hindu di Bali adalah pemaaf. Tindakan intoleran seharusnya jangan sampai berhenti ketika oknum meminta maaf tetapi harus ditindaklanjuti secara hukum hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera terhadap oknum dan mencegah sikap intoleran yang lainya.
di media sosial juga beredar pawai ogoh-ogoh yang menggunakan sound system, tindakan tersebut merupakan bentuk dari intoleransi terhadap budaya sendiri karena tidak sesuai dengan nilai budaya Bali.
Daftar pustaka
https://tatkala.co/2023/03/26/intoleransi-saat-nyepi-mengapa-terjadi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H