Mohon tunggu...
Made Dike Julianitakasih I
Made Dike Julianitakasih I Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Made Dike Julianitakasih Ilyasa. Pegiat Komunitas Ruang Imajinasi Sastra IMM FAI UMY. Pernah Meraih Juara Penulisan Cerpen Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (PEKSIMINAS) Kemdikbud

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjelajah Kisah, Menggapai Beasiswa (Part 1)

6 Juni 2023   06:27 Diperbarui: 6 Juni 2023   06:42 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar @made_dikee

Berbekal pengalaman konferensi pertama itulah aku memberanikan diri mengikuti konferensi-konferensi lainnya: di Malang dan Bandung. Kemudian mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2020 yang dilangsungkan secara daring, walau sampai lolos pendanaan saja. 

Di masa-masa akhir sebagai mahasiswa program sarjana, kusempatkan mengikuti Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (PEKSIMINAS) tangkai lomba penulisan cerpen yang digelar oleh Kemendikbud pada tahun yang sama.

PEKSIMINAS sendiri mempunyai beberapa tangkai lomba: seni lukis, fotografi, penulisan puisi, penulisan lakon, penulisan cerpen, komik strip, desain poster, seni tari, vocal group, baca puisi, monolog, menyanyi pop, menyanyi keroncong, menyanyi seriosa, dan menyanyi dangdut.

Setiap universitas di seluruh Indonesia hanya boleh mengirim 1 delegasi untuk setiap tangkai lomba. Tahap pertama adalah seleksi internal kampus di mana terdapat 4 orang termasuk aku yang hendak berpartisipasi lomba cerpen. 

Setelah diadakan latihan dan seleksi lagi, tersaringlah aku sebagai perwakilan. Aku menyukai dunia penulisan fiksi sejak lama, dimulai dari usia balita senang membaca komik jepang (manga), di tingkat SD gemar membaca novel teenlit, kemudian SMP awal mula coba-coba menulis cerita bersambung di buku tulis. 

Pembacanya ialah teman-teman sekelas, ada pula sebagian dari kelas lain dan kakak kelas. Jika di SMP mengidolakan novel-novel Tere Liye, lantas di SMA aku mengultuskan novel ciptaan Dee Lestari; terutama serial Supernova. 

Di jenjang ini, aku masih suka membuat cerita, baik cerita pendek ataupun bersambung yang sambungannya lebih sering tidak dilanjutkan. Mandek di tengah-tengah. Sampai selagi kuliah, aku tidak menulis cerita apa-apa akibat tenggelam dalam tugas-tugas kuliah dan penelitian. Cerita-cerita itu pun tinggal jadi endapan yang belum pernah muncul ke permukaan.

Berbeda dengan PKM yang prosesnya memakan waktu berbulan-bulan, PEKSIMINAS cabang lomba cerpen hanya membutuhkan waktu sehari termasuk technical meeting (TM). Jelas saja, karena tema dan ketentuan khusus cerpen baru diungkap ketika TM. 

Kami diberi durasi 8 jam untuk membuatnya. Kalau dalam kondisi normal (tidak pandemi), durasi hanya 6 jam. Saking gugupnya, sakit perut tak tertahan membuatku harus mengikuti TM virtual di kamar mandi!

Maksud hati membawa bekal banyak jajan agar lebih rileks dalam menyusun cerita. Siapa sangka melahap berbagai makanan manis justru membuat kantuk cepat menyerang. Jadilah aku, yang belum pernah mengikuti lomba penulisan cerpen sebelumnya, tergopoh-gopoh merampungkan cerita. 

Pada malam puncak PEKSIMINAS, penanggungjawab lomba dari kampus mengajak seluruh peserta nonton bareng live streaming pengumuman juara di kantor Student Center. Mengiming-iming bahwa ada salah satu dari kami yang masuk nominasi 10 besar, tanpa menyebutkan tangkai lombanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun