Mohon tunggu...
Made Anggra Kurnia Artha
Made Anggra Kurnia Artha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Halo perkenalkan saya Made Anggra Kurnia Artha yang kerap disapa Anggra. Saya adalah mahasiswa Semester 2 Akuntansi Universitas Airlangga. Saya juga memiliki hobi memasak dan bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Aksi Demo di Jakarta 20 Mei 2023, Apa yang Sedang Terjadi?

5 Juni 2023   07:30 Diperbarui: 5 Juni 2023   07:32 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun, dari tahun ke tahun Jepang pun turut terdapat pengaruh LGBT yang sering muncul di anime (kartun Jepang), dimana terdapat genre ketertarikan manusia terhadap hewan (furry), orang dewasa terhadap anak kecil (pedofil), pria dengan pria (gay), wanita dengan wanita (lesbian) dan lain sebagianya. 

Hal ini juga diperburuk dengan munculnya pengaruh LGBT melalui event Jejepangan (wibu) yang mencakup karakter cosplayer berdasarkan yang telah disebutkan sebelumnya. 

Jepang sendiri memiliki masalah serius yaitu mengalami penurunan angka kelahiran yang tentunya mengancam jumlah populasi, setiap tahunnya mereka kesulitan untuk mendapatkan murid baru di sekolah, hal ini awalnya dikarenakan tingkat stress terhadap pekerjaan yang tinggi dan biaya hidup yang tinggi. 

Namun, pemerintah Jepang sudah berupaya untuk mengatasi hal ini dengan memberikan tunjangan dan pengurangan jam kerja untuk mengatasi tingkat stress dan angka bunuh diri. Akan tetapi, tetap saja tidak terlalu berdampak dan malah diperburuk dengan LGBT yang dapat kita ketahui tidak mampu menghasilkan keturunan secara alami, serta masyarakat Jepang yang menikah dengan karakter anime (kartun).

Indonesia sendiri tidak luput dari pengaruh masuknya LGBT. Dimana penyebabnya melalui tersusupinya pengaruh LGBT secara tidak langsung dengan arus globalisasi dan modernisasi. 

Misalnya saja melalui media sosial dan event-event wibu yang secara tidak langsung menyebarkan pengaruhnya ke masyarakat kita. Masyarakat kita terutama pada generasi milenial dan awal gen-z pasti menganggap LGBT masih sebuah candaan dan bukanlah hal serius. 

Akan tetapi, generasi gen-z tahun 2010-an terutama yang masih sangatlah muda dan diberikan ponsel tanpa pengawasan orang tua akan sangatlah mudah disusupi pemikiran LGBT, dan lambat laun akan membuatnya menjadi sebuah hal yang normal. 

Seperti Amerika yang saat ini memberikan pengaruh LGBT sebagai edukasi di perpustakaan yang justru dihadiri oleh anak-anak yang kisaran usia 5 tahun untuk menyaksikan ketelanjangan dan seksual, hal ini seperti propaganda yang dilakukan untuk menarik lebih banyak anggota LGBT, dikarenakan mereka tidak mampu menghasilkan keturunan secara alami. Hal ini bisa saja berimbas ke Indonesia apabila tidak dilakukan penanganan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun