Mohon tunggu...
Made Agus Nanda Wiguna
Made Agus Nanda Wiguna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Hobi saya bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benda Cagar Budaya di Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng

2 April 2023   15:29 Diperbarui: 2 April 2023   15:54 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buleleng adalah salah satu kabupaten di Bali yang cukup kaya dengan peninggalan arkeologi yang dapat menyamai kabupaten Gianyar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Denpasar, Puslit Arkenas Jakarta, dan peneliti-peneliti arkeologi lainnya telah menemukan bukti-bukti peninggalan arkeologi dari jaman prasejarah, klasik, dan Islam. 

Pada tahun 1961 R.P. Soejono telah melakukan survei dan ekskavasi di Sembiran dan berhasil menemukan alat-alat paleolitik yang secara tipologis dapat disamakan dengan alat-alat paleolitik dari Pacitan. Selain alat-alat paleolitik ditemukan pula bangunan-bangunan yang berciri megalitik oleh I Made Sutaba yang ditulis dalam buku "Megalithic Traditions in Sembiran North Bali" pada tahun 1976. Temuan prasejarah lainnya adalah berupa nekara yang ditemukan di Desa Pacung, telah dilaporkan oleh Wayan Widia dalam "Saraswati" No. 17 Tahun 1981. Di Kalanganyar tahun 1991 dalam ekskavasi yang dilakukan oleh Nyoman Purusa Mahaviranata ditemukan sarkofagus, yang diterbitkan dalam Laporan Penelitian Arkeologi (1991). 

Arca tradisi megalitik di Tejakula, hasil penelitian Citha Yuliati, 1990 yang dimuat dalam Laporan Penelitian Arkeologi 1990, dan lain-lainnya. Dari Masa Klasik, dari penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Denpasar telah menemukan stupa Kalibukbuk tahun 1995 oleh A.A. Gede Oka Astawa yang diterbitkan dalam LPA tahun 1995. Situs perbengkelan (Pande besi) di tepi Danau Tamblingan yang ditemukan oleh I Nyoman Purusa Mahaviranata tahun 1985, yang diterbitkan dalam LPA tahun 1985, Penelitian Ikonografi Bali Utara oleh Ayu Ambarawati tahun 1997, yang diterbitkan dalam LPA tahun 1997.

Penelitian prasasti Bali Kuna di Buleleng tahun 2000 oleh Nyoman Sunarya, yang diterbitkan dalam LPA tahun 2000. Dan berikut akan dijelaskan mengenai benda cagar budaya yang ada di salah satu desa di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Benda Cagar Budaya di Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng

A. Benda Cagar Budaya di Pura Desa Kayuputih

Pura ini terletak di Banjar Taman, Desa Kayuputih. Pura ini memiliki dua halaman, yaitu halaman jeroan (utama mandala) dan halaman tengah (madya mandala). Di halaman jeroan terdapat beberapa pelinggih, dan pada pelinggih Gedong tersimpan beberapa tinggalan arkeologi sebagai berikut:

1. Fragmen Arca Terakota

Arca ini terbuat dari tanah liat, berwujud seorang perempuan dalam sikap menjinjing anak, tetapi sayang sekali bagian kepala patah, anak yang dijinjing juga patah dan ukuran arca memiliki tinggi 15 cm., dan lebar 8 cm.

Fragmen Arca Terakota/dokpri
Fragmen Arca Terakota/dokpri

2. Guci

Guci berjumlah tiga buah, dipakai untuk menyimpan arca terakota dan batu-batu alam yang dikeramatkan. Ketiga guci ini mempunyai ukuran yang sama, yaitu tinggi 28 cm., diameter bibir 16,5 cm., dan ketiga guci ini dibungkus dengan kain putih dan hitam. Selain itu juga terdapat tiga buah piring kecil yang dipakai untuk menutup ketiga buah guci tersebut.

Guci/dokpri
Guci/dokpri

Pada halaman tengah terdapat tinggalan arkeologi sebagai berikut:

1. Dewa Gede Celak Kontong/Lugeng Luih, tersimpan pada pelinggih Dewa Gede Celak Kontong

Dewa Gede Celak Kontong/Lugeng Luih ini terbuat dari batu andesit, Dewa Gede Celak Kontong ini berbentuk silinder dan di kedua ujungnya menyerupai kemaluan. Adapun ukurannya, yaitu panjang 32 cm., diameter 8 cm., Lugeng Luih bentuknya berupa lesung (lumpang) dengan ukuran tinggi 31 cm., diameter 26 cm., dalam lubang 18 cm., dan diameter lubang 19,5 cm. Dewa Gede Celak Kontong ini ditaruh pada lubang Lugeng Luih dalam posisi berdiri.

Dewa Gede Celak Kontong/Lugeng Luih/dokpri
Dewa Gede Celak Kontong/Lugeng Luih/dokpri

2. Selonding, terbuat dari perunggu dan tersimpan pada Gedong Penyimpanan

Pada Gedong penyimpanan disimpan selonding dari perunggu yang jumlahnya empat buah dengan kondisi masih bagus. Ukuran selonding yang satu dengan yang lainnya berbeda. Adapun ukurannya sebagai berikut: No. 1 panjang 25 cm., lebar 5 cm., no. 2 panjang 24 cm., lebar 5 cm., no. 3 panjang 23 cm., lebar 5 cm., no. 4 panjang 22 cm., lebar 5 cm.

Selonding/dokpri
Selonding/dokpri

B. Benda Cagar Budaya di Pura Munduk Duur

Pura Munduk Duur terletak di Banjar Dinas Taman, Desa Kayuputih. Pura ini terbagi menjadi dua halaman, yaitu halaman jeroan (utama mandala) dan halaman tengah (madya mandala).

Pada halaman jeroan di pelinggih Lingga Yoni terdapat tinggalan arkeologi sebagai berikut:

1. Lingga Yoni, terbuat dari batu padas. Lingga ini sudah patah pada bagian bulatannya, dan segi delapannya, yang masih hanya bagian segi empatnya saja. Sedangkan yoninya masih utuh tanpa cerat, bentuknya segiempat dengan ukuran panjang 59 cm., lebar 57 cm., dan tinggi 28 cm.

2. Kemuncak, peninggalan ini juga terbuat dari batu padas, berbentuk bulat, di atasnya terdapat lubang segiempat sebagai tempat mendurnya. Dengan ukuran garis tengah 25 cm., tinggi 23 cm.

Lingga Yoni dan Kemuncak/dokpri
Lingga Yoni dan Kemuncak/dokpri

3. Sarkofagus, pada halaman tengah pura ada sebuah bangunan memanjang yang di dalamnya terdapat sejumlah lima buah sarkofagus dalam posisi berjajar. Empat buah wadah tanpa tutup, dan satu buah lengkap dengan wadah dan tutup, yang dideskripsi hanya yang lengkap. 

Sarkofagus ini bentuknya menyerupai perahu, bagian depan wadah dan tutup terdapat hiasan bulatan yang menonjol, demikian juga pada bagian belakang wadah dan tutup terdapat hiasan telapak kaki yang menonjol. Hiasan telapak kaki pada bagian wadah lengkap dengan jari-jari, tetapi hiasan telapak kaki bagian tutup polos. Sarkofagus ini mempunyai ukuran, yaitu panjang 130 cm., lebar 80 cm., dan tinggi 112 cm. Sarkofagus ini telah di pindah ke halaman depan atau jaba Pura Cungkub pada tahun 2020.

Sarkofagus/dokpri
Sarkofagus/dokpri

Desa Kayuputih telah ada sejak zaman prasejarah, ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan yang terdapat dipusat pemukiman penduduk berupa: Fragmen Arca Terakota, Guci, Sarkofagus/peti mayat yang terbuat dari Batu Padas berbatuan, dan sebagainya. 

Jadi hendaknya benda peninggalan tersebut dapat dipelihara dan dilestarikan agar tidak terlupakan. Benda peninggalan tersebut juga nantinya akan bermanfaat untuk mengetahui kehidupan sosial budaya dan spiritualitas masyarakat Kayuputih di masa lalu. Dan dengan adanya benda cagar budaya ini diharapkan menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Desa Kayuputih.

Sumber: dari Jro Mangku Pura Baleagung. Jro Mangku Kubayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun