Mohon tunggu...
I Made Subhawa Harsa
I Made Subhawa Harsa Mohon Tunggu... Dosen - Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kolaborasi Manusia dan AI Memperkuat Riset di Perguruan Tinggi dengan Menjaga Etika Akademik

26 September 2024   21:18 Diperbarui: 26 September 2024   21:19 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui pembelajaran mesin (machine learning), AI dapat mengidentifikasi pola tersembunyi dalam data yang sebelumnya tidak terdeteksi oleh peneliti manusia. Ini terutama bermanfaat dalam bidang riset genomik, di mana jumlah data yang dihasilkan dari sekuensing gen sangat besar. AI dapat digunakan untuk memprediksi gen mana yang terlibat dalam penyakit tertentu atau bagaimana variasi genetik tertentu dapat mempengaruhi respons terhadap pengobatan.

Aplikasi Praktis:  

Contohnya, dalam penelitian tentang Alzheimer, AI digunakan untuk menganalisis perubahan molekuler dan pencitraan otak pasien. Algoritma AI mampu menemukan hubungan yang sebelumnya tidak diketahui antara pola protein beta-amiloid dan hilangnya fungsi kognitif, yang membantu mempercepat pengembangan pengobatan baru untuk penyakit neurodegeneratif.

  • Percepatan Pengolahan Literatur Ilmiah 

Salah satu tantangan terbesar dalam riset akademik adalah jumlah literatur yang sangat besar. AI dapat digunakan untuk menganalisis ribuan makalah ilmiah, mengekstrak informasi penting, dan bahkan menemukan hubungan antar penelitian yang mungkin terlewatkan oleh manusia. Ini sangat berguna dalam pengembangan tinjauan pustaka yang komprehensif atau dalam mengidentifikasi tren riset terbaru.

Aplikasi Praktis: 

Sistem AI seperti Semantic Scholar dan Iris.AI mampu memindai dan menyaring literatur ilmiah, membantu peneliti untuk dengan cepat menemukan artikel yang paling relevan dan mengeksplorasi konsep-konsep baru yang muncul dalam bidang tertentu. Dalam penelitian kedokteran, ini mempercepat peneliti untuk tetap up to date dengan temuan terbaru yang berpotensi berdampak pada eksperimen mereka.

Etika Akademik dalam Penggunaan AI

Pemanfaatan AI dalam riset perguruan tinggi membuka peluang besar, tetapi bersamaan dengan itu juga hadir tanggung jawab untuk menjaga etika akademik yang ketat. Etika akademik tidak hanya mencakup kejujuran dan keterbukaan dalam menyajikan hasil penelitian, tetapi juga menyentuh cara penggunaan AI itu sendiri. Beberapa tantangan utama terkait dengan penggunaan AI adalah terkait transparansi, akuntabilitas, dan potensi bias yang mungkin muncul dalam hasil riset.

  • Plagiarisme Otomatis dan Manipulasi Data

Salah satu risiko yang muncul dengan penggunaan AI dalam riset adalah kecenderungan untuk bergantung pada teknologi ini dalam menghasilkan teks atau analisis otomatis yang dapat mengarah pada plagiarisme. Peneliti mungkin tanpa sadar mengandalkan AI untuk menghasilkan konten atau laporan ilmiah yang secara tidak langsung melanggar prinsip keaslian karya ilmiah. Sebagai contoh, alat-alat AI yang mampu menghasilkan teks otomatis bisa saja memunculkan kalimat atau konsep yang telah dipublikasikan oleh peneliti lain tanpa memberikan kredit yang sesuai.

Lebih jauh lagi, manipulasi data melalui AI, seperti pengolahan statistik yang tidak valid atau penghapusan hasil yang tidak diinginkan, dapat menciptakan distorsi dalam hasil penelitian. Praktik-praktik semacam ini tidak hanya melanggar etika akademik tetapi juga merusak kredibilitas penelitian.

  • Transparansi dan Reproduksibilitas  

Penting bagi peneliti untuk tetap transparan dalam menjelaskan bagaimana AI digunakan dalam riset mereka. Setiap tahap penggunaan AI, mulai dari proses pengumpulan data hingga analisis dan interpretasi hasil, harus dijelaskan dengan jelas sehingga peneliti lain dapat memahami dan mereplikasi metode tersebut. Reproduksibilitas adalah salah satu pilar penting dalam penelitian ilmiah, dan kegagalan untuk mematuhi prinsip ini dapat menyebabkan skeptisisme terhadap hasil yang dipublikasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun