Mohon tunggu...
Made Virgie
Made Virgie Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

Suka review film

Selanjutnya

Tutup

Film

Membaca Mise En Scene Dokumenter Atas Nama Daun

26 Oktober 2022   10:54 Diperbarui: 29 Desember 2022   16:49 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


 
 Kultur Reggae dan “Nyimeng”

picture2-63ad611f0788a335b260c432.png
picture2-63ad611f0788a335b260c432.png
sumber : dokumenter Atas Nama Daun, screen shoot 00:19


 
 Dalam awal film ini, sudah dihadirkan beberapa kompilasi video yang menampilkan kultur “nyimeng” yang ditentang negara barat pada saat itu, dan ini menjadi cerminan kultur masyarakat Indonesia saat ini, dimana kini negara kita sedang dalam masa itu, dan hanya perlu menunggu waktu untuk ganja dapat dilegalkan untuk medis bahkan rekreasi. Selain menampilkan footage tersebut, terdapat pula lagu pengiring dibelakangnya yang bergenre reggae, dimana lagu reggae dan kultur “nyimeng” memanglah cukup kental bersamaan.
 
 

 Bingkai dalam Wawancara

picture1-63ad61974addee631604df42.png
picture1-63ad61974addee631604df42.png
 sumber : dokumenter Atas Nama Daun, screen shoot 51:19

 Treatment yang dihadirkan setiap sineas dalam filmnya tentu akan berbeda, dalam hal ini film Atas Nama Daun mencoba menghadirkan dedaunan di setiap wawancara-nya dengan aktifis daun ganja, menjadi bentuk mise en scene yang memperkuat identitas mereka bahwa mereka sedang memperjuangkan hal yang memang ada dan dibutuhkan di sekitar kita, dimana cukup banyak shot wawancara yang dilakukan di kebun maupun disekitarnya terdapat tanaman.

 Dalam film Atas Nama Daun ini secara garis besar mengangkat mengenai bagaimana stigma negatif atas daun ganja akhirnya mereka coba atau usahakan untuk melihat dari perspektif medis dan hak asasi manusia, dimana hal ini butuh untuk disuarakan lebih oleh masyarakat, film ini juga cukup berkaitan dengan dokumenter yang sedang kami garap, dimana dokumenter kami yang berjudul Selepas Lapas mencoba mengubah stigma negatif masyarakat atas seorang mantan narapidana yang dianggap sampa masyarakat yang padahal mereka tetaplah manusia yang juga memiliki dampak atau berguna di lingkungan masyarakatnya. Film ini masih berhubungan dengan sudut pandang terhadap suatu hal yang selalu memiliki stigma negatif namun kami mencoba mengangkat sudut pandang yang tidak banyak diangkat. Film ini menjadi bentuk refrensi bahwa bentuk film dokumenter yang menguang suatu kontroversial dapat dikemas seperti film ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun