Mohon tunggu...
Made AyuPradnya
Made AyuPradnya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

mahasiswa universitas pendidikan ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Jurnal: Konversi Energi Terbarukan dan Pemanfaatannya untuk Ketahanan Energi Berkelanjutan

24 November 2024   11:15 Diperbarui: 24 November 2024   11:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pemanfaat Energi Matahari: Masa Depan Energi Terbarukan

Latar Belakang :

Latar belakang penelitian ini berfokus pada pemanfaatan energi surya sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang semakin menipis dan berdampak negatif pada lingkungan. Sumber energi fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam, terbatas dan tidak dapat diperbarui, serta berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim global. Di Indonesia, sektor energi dan kehutanan menjadi penyumbang utama emisi karbon dioksida (CO2), yang berdampak pada peningkatan suhu global dan gangguan terhadap ekosistem. Isu kelangkaan energi konvensional semakin memacu penelitian untuk menemukan alternatif energi yang ramah lingkungan, salah satunya adalah energi surya. Indonesia, dengan potensi energi matahari yang melimpah berkat iklim tropisnya, memiliki peluang besar untuk memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energi terbarukan. Penggunaan energi surya di Indonesia semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya energi ramah lingkungan. Oleh karena itu, pengembangan teknologi energi surya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi secara berkelanjutan, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan ketahanan energi global.

Tujuan :

Memberikan gambaran komprehensif tentang kemajuan yang dicapai dalam pemanfaatan energi surya.

Metode :

Studi literatur

Temuan utama dan kontribusi penelitian terhadap energi terbarukan:

Energi surya dalam berbagai teknologi seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), panel surya, pemanas air tenaga surya dan sistem pendingin tenaga surya menunjukkan kapasitasnya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian juga mencatat perkembangan pesat dalam teknologi fotovoltaik dan penyimpanan energi, yang memungkinkan pemanfaatan energi surya yang lebih luas dan efisien di berbagai sektor.

Menyoroti berbagai aplikasi energi surya yang berkelanjutan dan efisien. Hal ini mencakup teknologi pembangkit listrik tenaga surya, panel surya untuk rumah tangga dan industri, serta inovasi dalam sistem penyimpanan energi dan pengembangan kendaraan berbasis tenaga surya. Dengan fokus pada pemanfaatan energi surya, penelitian ini memperkuat argumen bahwa energi terbarukan, khususnya matahari, dapat menjadi solusi utama untuk mencapai ketahanan energi dan mengurangi jejak karbon di masa depan.

Kelemahan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya:

Kurangnya pembahasan mendalam mengenai tantangan yang dihadapi dalam penerapannya, seperti biaya awal yang tinggi, masalah infrastruktur, dan ketergantungan pada kondisi cuaca, menjadi kelemahan utama. Penelitian juga tidak secara rinci mengkaji kendala teknis dan ekonomis yang mungkin dihadapi dalam skala besar, seperti efisiensi penyimpanan energi dan pengelolaan sumber daya terbarukan yang lebih merata di seluruh Indonesia.

Penelitian selanjutnya disarankan untuk fokus pada analisis mendalam terkait pengembangan teknologi penyimpanan energi yang lebih efisien dan murah, serta solusi untuk meningkatkan integrasi sistem energi surya dalam infrastruktur yang ada dan mengekplor lebih banyak mengenai kebijakan pemerintah.

Teknologi Konversi Crude Glycerol menjadi Bioetanol: Solusi Berkelanjutan untuk Transisi Energi Terbarukan

Latar belakang:

Transisi menuju energi baru terbarukan (EBT) semakin mendesak seiring dengan peningkatan kesadaran global terhadap perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya fosil. Indonesia, dengan keanekaragaman sumber daya alamnya, memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan solusi berkelanjutan bagi kebutuhan energi nasional. Salah satu bahan bakar alternatif yang semakin menarik perhatian adalah bioetanol, yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Bioetanol, yang dihasilkan melalui fermentasi biomassa, menawarkan potensi besar dalam pengurangan emisi karbon, namun seringkali bersaing dengan kebutuhan pangan dan memiliki biaya produksi yang tinggi. Sebagai respons terhadap tantangan ini, penelitian mengarah pada pemanfaatan crude glycerol, produk sampingan dari produksi biodiesel, sebagai bahan baku bioetanol. Crude glycerol, yang melimpah akibat proses biodiesel, menawarkan peluang untuk mengatasi masalah limbah dan menyediakan bahan bakar terbarukan yang lebih ekonomis. Teknologi bioetanol generasi ke-4, yang menggunakan crude glycerol, dapat menggabungkan proses hidrolisis dan fermentasi dalam satu tahap, meningkatkan efisiensi produksi. Meskipun menjanjikan, teknologi ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan teknis, seperti waktu reaksi yang lama dan hasil yang rendah, yang perlu diatasi melalui penelitian lebih lanjut.

Tujuan:

Mengumpulkan dan menganalisis berbagai penelitian tentang metode konversi, kondisi fermentasi optimal, serta tantangan dan peluang dalam produksi bioetanol dari crude glycerol.

Metode:

Studi literatur

Temuan utama dan Kontribusi:

Pemanfaatan gliserol sebagai produk sampingan dari produksi biodiesel untuk konversi menjadi bioetanol, yang menawarkan solusi berkelanjutan dalam mengelola limbah biodiesel dan meningkatkan efisiensi produksi energi terbarukan. Dengan menggunakan mikroorganisme seperti Escherichia coli dan Saccharomyces cerevisiae, proses fermentasi gliserol dapat menghasilkan bioetanol dengan yield yang signifikan, mengurangi biaya produksi, dan mengurangi dampak lingkungan melalui pengurangan emisi CO2 hingga 65%. Pengembangan bioetanol generasi keempat yang melibatkan gliserol sebagai bahan baku, serta integrasi proses konversi ini ke dalam sistem biorefinery, yang tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi biodiesel tetapi juga mengurangi limbah industri. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan gliserol, penelitian ini berpotensi mengurangi ketergantungan pada bahan baku konvensional dan memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan ekonomis dalam pengembangan energi terbarukan.

Kelemahan dan Rekomendasi:

Kelemahan utama dari penelitian ini terletak pada tantangan yang terkait dengan keberadaan impurities dalam crude glycerol, seperti garam, metanol, dan bahan organik lainnya, yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menurunkan efisiensi konversi menjadi bioetanol. Selain itu, meskipun teknik pretreatment dapat mengurangi impurities hingga 90%, proses ini menambah biaya produksi sekitar 15-20%, yang dapat mempengaruhi kelayakan ekonomi pada skala industri. Selain itu, meskipun mikroorganisme seperti Escherichia coli dan Saccharomyces cerevisiae menunjukkan potensi besar dalam fermentasi gliserol, toleransi mereka terhadap kondisi fermentasi yang keras dan konsentrasi tinggi impurities.

Peneliti selanjutnya diharapkan lebih fokus pada pengembangan strain mikroorganisme yang lebih tahan terhadap impurities dan kondisi lingkungan ekstrem, serta mengoptimalkan kondisi fermentasi agar dapat meningkatkan yield bioetanol secara lebih efisien. Penelitian lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk menemukan metode pretreatment yang lebih efisien dan hemat biaya, serta mengeksplorasi potensi integrasi proses konversi gliserol ke dalam sistem biorefinery yang dapat mengolah berbagai produk sampingan biodiesel secara bersamaan, meningkatkan efisiensi, dan menurunkan biaya operasional.

Penyuluhan Teknologi Konversi Biomassa Menjadi Biofuel dan Bioenergi Di SMU Negeri 1 Pasir Pangaraian

Latar Belakang:

Saat ini, ketergantungan global terhadap energi fosil seperti minyak bumi, gas bumi, dan batu bara semakin berkurang seiring dengan penurunan ketersediaannya yang signifikan. Di masa lalu, sebelum energi fosil banyak digunakan, biomassa adalah sumber energi utama bagi manusia. Biomassa, yang merupakan sumber energi terbarukan dan berkelanjutan, memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia, dengan estimasi potensi biomassa mencapai 146,7 juta ton per tahun pada tahun 2020, di antaranya 53,7 juta ton berasal dari sampah. Pemanfaatan biomassa ini menawarkan solusi untuk mengurangi polusi dan emisi gas rumah kaca, yang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil. Indonesia, sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang besar, dapat memanfaatkan biomassa, khususnya dari limbah pertanian dan kayu, untuk mendukung keberlanjutan energi terbarukan. Salah satu pendekatan yang berpotensi efisien adalah konversi biomassa melalui teknologi gasifikasi, yang dapat mengubah biomassa menjadi energi yang berguna. Teknologi ini memiliki kelebihan dalam hal keberlanjutan dan keberlanjutan pasokan energi. Selain itu, bahan baku seperti ampas tebu juga menawarkan peluang untuk pengembangan bioetanol, dengan potensi yang cukup besar untuk mendukung kebutuhan energi terbarukan Indonesia. Pemerintah Indonesia telah mengembangkan berbagai kebijakan untuk mendukung pengembangan bioenergi, seperti biodiesel dan bioetanol, dan mendorong penggunaan biomassa untuk sektor ketenagalistrikan. Namun, pengembangan bioenergi masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan lahan untuk produksi bahan baku dan kebutuhan untuk meningkatkan teknologi konversi yang lebih efisien. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan dalam sektor ini agar Indonesia dapat memanfaatkan potensi biomassa secara maksimal sebagai alternatif energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Tujuan: 

Meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan partisipasi masyarakat dalam pemahaman teknologi konversi energi biomassa.

Metode:

  • Survei lokasi
  • Perencanaan kegiatan
  • Pelaksanaan penyuluhan
  • Interaksi dengan peserta

Temuan Utama dan Kontribusi:

Kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa-siswi sangat antusias dan aktif dalam berdiskusi, menunjukkan idealisme mereka terkait masa depan energi, terutama energi biomassa. Mereka mulai memahami peran penting mereka dalam membangun ketahanan energi bangsa, yang sangat relevan mengingat mereka akan memimpin sektor-sektor penting di masa depan.Kontribusi dalam penelitian ini adalah keberhasilannya dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa mengenai peran mereka dalam memanfaatkan teknologi energi terbarukan, serta pemahaman mereka tentang konsep teori dan praktis dalam sektor energi.

Kelemahan dan Rekomendasi :

Salah satu kelemahan dari kegiatan ini adalah jumlah peserta yang terbatas (hanya 20 siswa), yang dapat membatasi representasi luasnya pemahaman dan perspektif yang dapat diperoleh dari berbagai latar belakang siswa. Selain itu, meskipun siswa telah menunjukkan antusiasme yang tinggi, tidak ada penilaian lebih lanjut terkait tingkat pemahaman atau perubahan perilaku mereka setelah penyuluhan dilakukan. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas jangkauan kegiatan penyuluhan dengan melibatkan lebih banyak siswa dari berbagai latar belakang, serta melakukan evaluasi lebih mendalam tentang dampak penyuluhan terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka terkait energi. Selain itu, penelitian berikutnya dapat mengembangkan materi penyuluhan yang lebih interaktif dan berbasis aplikasi nyata di lapangan, seperti demonstrasi langsung teknologi energi terbarukan atau proyek berbasis biomassa, untuk memperkuat pemahaman dan keterlibatan siswa.

Pengolahan Biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Latar belakang: 

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah kelapa sawit. Kelapa sawit telah menjadi tanaman budidaya utama di Indonesia, menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan minyak nabati terbesar di dunia. Namun, pesatnya perkembangan industri kelapa sawit juga membawa dampak peningkatan limbah, salah satunya adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), yang menjadi masalah utama di pabrik kelapa sawit (PKS). TKKS merupakan limbah padat terbesar dari pengolahan TBS kelapa sawit, dan sering kali dibuang begitu saja atau digunakan dengan cara yang menghasilkan nilai tambah rendah, seperti sebagai pupuk atau bahan bakar boiler. TKKS mengandung kadar air yang tinggi (60%-65%) dan unsur-unsur seperti potasium dan klorin yang dapat menyebabkan korosi dan pembentukan deposit pada boiler, mengganggu efisiensi proses. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang lebih efisien dalam mengelola limbah ini. Salah satu solusi yang diusulkan adalah konversi TKKS menjadi sumber energi terbarukan melalui pengolahan seperti pengempaan untuk mengurangi kadar air dan minyak serta menjadikannya bahan bakar yang lebih mudah terbakar untuk pembangkit listrik. Pemanfaatan TKKS sebagai sumber energi terbarukan menawarkan potensi nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan hanya menggunakannya sebagai pupuk. Selain membantu mengatasi masalah limbah, konversi ini juga memberikan keuntungan ekonomi bagi industri kelapa sawit dan mendukung upaya Indonesia dalam mengatasi defisit energi melalui pengembangan energi terbarukan. Artikel ini menggambarkan potensi besar dari limbah kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan yang dapat memberikan solusi lingkungan dan ekonomi secara bersamaan, serta mendukung pencapaian tujuan zero emissions.

Tujuan:

Mengubah masalah menjadi solusi, bahkan memberikan nilai tambah ekonomi bagi PKS terhadap banyaknya limbah TKKS yang dihadapi selama ini.

Metode:

Metode deskriptif

Temuan dan Kontribusi:

TKKS dan fiber merupakan bahan bakar yang paling ekonomis dengan biaya bahan bakar terendah per kWh dibandingkan cangkang dan batubara. Penggunaan TKKS sebagai bahan bakar PLTU juga memberikan keuntungan ganda karena proses pengempaan TKKS menghasilkan minyak CPO yang dapat dijual, meningkatkan efisiensi ekonomi dari pembangkit listrik. Secara keseluruhan, penelitian ini menggarisbawahi potensi biomassa, khususnya TKKS, sebagai alternatif bahan bakar yang berkelanjutan, hemat biaya, dan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pengembangan energi terbarukan dengan membandingkan penggunaan berbagai jenis bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yakni cangkang kelapa sawit, serat kelapa sawit (fiber), batubara, dan serabut tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

Kelemahan dan Rekomendasi:

Penelitian ini tidak membahas secara mendalam tentang dampak jangka panjang penggunaan biomassa, terutama terkait dengan perawatan dan umur pakai peralatan PLTU yang menggunakan biomassa sebagai bahan bakar, dampak lingkungan dari proses pengolahan dan pembakaran biomassa, terutama TKKS, belum sepenuhnya dieksplorasi, pembahasan distribusi dan ketersediaan bahan bakar biomassa dalam skala besar belum ada.

Analisis Efisiensi Mobil Listrik Berbasis Panel Surya Sebagai Upaya Pemanfaatan Energi Terbarukan

Latar belakang:

Review Singkat:

Pemanfaatan energi matahari melalui desain bangunan berbasis sinar matahari dan panel surya telah menjadi solusi inovatif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan efisiensi energi dalam sistem bangunan. Panel surya, sebagai alat konversi energi matahari menjadi listrik, memainkan peran penting dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Di daerah-daerah yang berada di garis khatulistiwa, seperti Indonesia, pemanfaatan panel surya sangat efisien karena intensitas matahari yang tinggi dan konsisten sepanjang tahun, menjadikannya solusi yang tepat untuk penghasil energi terbarukan. Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi tantangan besar di abad ke-21, terutama karena penggunaan bahan bakar fosil yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan beralih ke kendaraan listrik (EV), yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, kendaraan listrik masih menghadapi tantangan utama, yaitu keterbatasan daya tahan baterai dan ketergantungan pada jaringan listrik publik. Integrasi panel surya ke dalam kendaraan listrik menawarkan solusi berkelanjutan yang dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya listrik konvensional dan meningkatkan kemandirian kendaraan listrik. Dengan menggunakan energi matahari untuk mengisi daya kendaraan, konsep mobil listrik berbasis panel surya memberikan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efisiensi mobil listrik berbasis panel surya serta mengidentifikasi potensi dan keterbatasannya dalam mendukung transisi ke energi terbarukan.

Tujuan:

Menganalisis efisiensi mobil listrik berbasis panel surya yang diupayakan untuk memanfaatkan energi terbarukan

Metode:

Studi literatur

Temuan utama dan Kontribusi:

Penelitian ini menyoroti potensi besar penggunaan panel surya untuk mengisi daya baterai mobil listrik, yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Mobil listrik berbasis panel surya menawarkan solusi lebih bersih dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi matahari yang terbarukan, Instalasi awal panel surya dapat mahal, penelitian ini menekankan potensi penghematan biaya operasional jangka panjang, mengidentifikasi keuntungan utama dari mobil listrik berbasis panel surya, seperti lingkungan yang lebih bersih, pengurangan biaya operasional, dan pengurangan ketergantungan pada jaringan listrik umum.

Kelemahan dan Rekomendasi :

Keterbatasan seperti ketergantungan pada sinar matahari, waktu pengisian yang lebih lama, dan masih adanya kebutuhan untuk sumber energi konvensional pada malam hari. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengatasi masalah ini dengan mengembangkan teknologi panel surya yang lebih efisien, baterai penyimpanan yang lebih baik, serta mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi, keberlanjutan, dan ketergantungan pada sumber energi fosil. Penelitian lebih lanjut juga perlu dilakukan melalui uji coba skala lapangan untuk mengukur kinerja sistem ini di berbagai kondisi dunia nyata, serta menyusun model implementasi yang lebih mandiri dan ramah lingkungan dalam jangka panjang.

Daftar referensi:

  • Monica, M., Hendra, H., & Wilianto, W. (2022). Memaksimalkan Penyerapan Energi Matahari Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dengan Dual-Axis Solar Tracking System. PURIBERSAMA: Jurnal Publikasi Riset Bersama Dosen dan Mahasiswa, 1(1).
  • Nugraha, I. M. A. (2020). Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Pada Kapal Nelayan: Suatu Kajian Literatur. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 4(2), 101-110.
  • Oktaviani, Y., & Baqaruzi, S. (2022). ANALISIS SISTEM HIBRIDA TEGANGAN PLN VS TEGANGAN PANEL SURYA 30 WP PADA OTOPED ELECTRIC VEHICLE (EV). Power Elektronik: Jurnal Orang Elektro, 11(1).
  • Prayogi, U., & Dewantara, B. Y. (2022). Perancangan Tata Letak Mesin Pendingin dan Instalasi Panel Surya sebagai Supply Daya Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan KM. Jaya Putra. Jurnal Teknik Elektro Uniba (JTE UNIBA), 7(1), 255-260.
  • J. Frankowski, A. Wawro, J. Batog, K. Szambelan, and A. acka, "Bioethanol Production Efficiency from Sorghum Waste Biomass," Energies (Basel), vol. 15, no. 9, May 2022, doi: 10.3390/en15093132.
  • S. Ayu Arsita, G. Eko Saputro, and S. Susanto, "Perkembangan Kebijakan Energi Nasional dan Energi Baru Terbarukan Indonesia," Jurnal Syntax Transformation, vol. 2, no. 12, pp. 1779-- 1788, Dec. 2021, doi: 10.46799/jst.v2i12.473.
  • Y. Yudiartono, J. Windarta, and A. Adiarso, "Analisis Prakiraan Kebutuhan Energi Nasional Jangka Panjang Untuk Mendukung Program Peta Jalan Transisi Energi Menuju Karbon Netral," Jurnal Energi Baru dan Terbarukan, vol. 3, no. 3, pp. 201--217, Nov. 2022, doi: 10.14710/jebt.2022.14264.
  • T. Ratna Poerwantika, Shylvia Windary, Faturahman Rasyid, and Bebby Estefany Santoso, "Diplomasi Lingkungan: Indonesia Dalam Mewujudkan Transisi Energi Post -- COP26," Jurnal Multidisiplin Madani, vol. 2, no. 9, pp. 3596--3609, Sep. 2022, doi: 10.55927/mudima.v2i9.1182
  • M. N. Kholis and M. Sari, "Potensi Biomassa Limbah Pertanian dalam Produksi Bioetanol," Conf. Innov. Appl. Sci. Technol. (CIASTECH 2018), vol. 46, no. 1, pp. 453--458, 2018.
  • D. Darminto and M. Baqiya, "Pengembangan BAHAN KARBON dari Biomassa (Development of carbon-based materials from biomass)," 2018.
  • Zul Fauzi Nugroho Hadi, "Bioenergi Di Indonesia," no. October 2021, 2021.
  • T. Kristiana, "Jalur produksi bahan bakar nabati ( biofuel ) potensial di Indonesia: Gambaran umum tentang proses , bahan baku , dan jenis bahan bakar," no. April, 2021.
  • Arsyad, Nasrullah. (2020). Yurisdiksi Indonesia Di Laut Natuna: Perspektif Hukum Internasional. PETITUM, 8(1 April), 20--36.
  • Direktorat Jenderal Perkebunan 2016. (2017). Statistik Perkebunan Indonesia 2016-2018: Kelapa sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan - Kementerian Pertanian, 55.
  • Febijanto, Irhan. (2007). Potensi Biomasa Indonesia Sebagai Bahan Bakar Pengganti Energi Fosil. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 9(2).
  • Maruli Pardamean, Q. I. A. (2012). Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.
  • Sri Wahyono, Firman L. Sahwandan dan Feddy Suryanto. (2008). Tinjauan Terhadap Perkembangan Penelitian Pengolahan Limbah Padat Pabrik Kelapa Sawit.
  • Aminah, W., Dalimunthe, R. A., & Aulia, R. (2022). Rancang Bangun Sistem Pengisi Baterai Mobil Listrik Berbasis Arduino Uno. JUTSI (Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi), 2(2), 103-112.
  • Budiyanto, B., & Setiawan, H. (2021). Analisa Perbandingan Kinerja Panel Surya Vertikal Dengan Panel Surya Fleksibel Pada Jenis Monocrystalline. RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer), 4(1), 77-86.
  • Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 65--70.
  • Syam, R., Nurpauzi, I., Oktaviani, V., & Sandi, E. (2022, December). DESAIN SISTEM SOLAR CHARGER CONTROLLER UNTUK BATERAI LI-ION PADA MOBIL LISTRIK. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 3, pp. SNPPM2022ST-29).
  • Tarigan, A. D., Wibowo, P., & Tarigan, A. S. (2022). Perancangan Otoped Listrik Menggunakan Panel Surya Sebagai Media Transportasi. RELE (Rekayasa Elektrikal dan Energi): Jurnal Teknik Elektro, 5(1), 62-65.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun