Mohon tunggu...
Made Oka Cahyadi Wiguna
Made Oka Cahyadi Wiguna Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Hukum Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) Denpasar

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekaa Teruna dalam Filosofi Hindu

12 Agustus 2020   16:48 Diperbarui: 12 Agustus 2020   16:40 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

              Desa pakraman dan Sekaa Teruna mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menentukan arah dari berbagai pembentukan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia di dalam wewidangan Desa Pakraman itu sendiri. Sudah saatnya kini keberadaan Sekaa Teruna disadari dan dipahami sebagai sebuah lembaga adat yang berorientasi dalam mewadahi berbagai aktivitas yang bertujuan untuk penguatan dan pembangunan sumber daya manusia yang tangguh dan Dharma. Karenanya Desa Pakraman penting untuk melibatkan Sekaa teruna dalam berbagai aktivitas, baik dalam bidang Parahyangan, Pawongan maupun Palemahan dalam rangka menyiapkan generasi selanjutnya dari Desa Pakraman yang tentu saja berbasiskan ajaran Agama Hindu.

Peran Sekaa Teruna

            Setelah memahami bersama betapa sentralnya kedudukan Sekaa Teruna dalam tata kehidupan Desa Pakraman, maka kembali ditekankan sudah saatnya memaksimalkan perannya dalam bentuk berbagai aktivitas. Berbagai aktivitas yang dijalankan penting untuk dipahami dan diyakini adalah sebagai bentuk dari upaya mencandra para teruna-teruni menjadi generasi baru yang dharma, kuat, tangguh, berkarakter, mengenal jati dirinya berbasis ajaran Agama Hindu. Dalam Pasal 48 ayat (2) Perda Desa Adat, diuraikan bahwa Yowana Desa Adat melaksanakan kegiatan dalam bidang kepemudaan, meliputi: (a). bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya, serta kearifan lokal; (b). bidang pendidikan dan olah raga; (c). bidang kesehatan; (d). bidang ekonomi; dan (e). bidang peminatan lainnya. Oleh karena Desa Pakraman sebagai institusi yang otonom dengan berbagai kewenangannya berdasarkan hak-hak tradisional yang dimiliki, memang sudah seharusnya mengarahkan kedudukan dan peran Sekaa Teruna ini di dalam awig-awig maupun perarem yang berbasis pada ajaran Agama Hindu.

            Dalam hal ini, sudah menjadi swadharma dari Sekaa Teruna untuk berperan aktif dalam menyiapkan teruna-teruni sebagai calon penerus Desa Pakraman, bangsa dan Negara dengan meneruskan tongkat estafet pembangunan. Adapun konsep peran Sekaa Teruna dalam pembangunan yang penting untuk dilakukan adalah : pertama, mengarahkan dan membina agar kehidupan sosial-budaya teruna-teruni berlandaskan pada prinsip Tat Twam Asi, Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, asah asih dan asuh, sagilik saguluk salunglung sabayantaka dan prinsip lainnya yang bertujuan menciptakan kehidupan kekeluargaan, suka duka, gotong royong sebagai ciri utama dalam masyarakat komunal yang berlandaskan ajaran Agama Hindu; kedua, menggali dan mengembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki sebagai modal dalam pembangunan melalui penguatan Sekaa Teruna secara organisasi; ketiga, pembinaan dan pelatihan secara terus-menerus dan berkesinambungan berbagai potensi teruna-teruni dalam bidang ekonomi, politik, sosial, seni budaya, olahraga maupun bidang lainnya berdasarkan prinsip demokrasi dan keadilan.

            Dengan demikian sekali lagi penting untuk dipahami bahwa Sekaa Teruna mempunyai kedudukan yang sentral dan strategis dalam tata kehidupan di Desa Pakraman berbasis pada ajaran Agama Hindu. Peran maksimal sekaa teruna sangat dinanti dan diharapkan terwujud dalam rangka menyiapkan, membentuk, mengembangkan dan menguatkan potensi teruna-teruni untuk memasuki fase kehidupan menjadi krama ngarep sebagai perwujudan Grhasta Asrama maupun Wana Prastha dan Sannyasa Asrama dalam konteks kehidupan Desa Pakraman. Juga agar mampu menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan berkarakter yang dilandasi ajaran Dharma sebagai generasi penerus bangsa serta mampu berkontribusi dalam pembangunan Negara. Dengan memaksimalkan kedudukan dan peran Sekaa Teruna juga diharapkan mampu mencegah terjadinya distorsi terhadap pemahaman teruna-teruni mengenai ideologi, karakter dan kebudayaan bangsa akibat pengaruh globalisasi.

"Ngiring Ajegang Bali Melarapan Antuk Ngemargiang Swadharma Aguron-Guron, Ngardi Bali lan Indonesia, Shanti lan Jagadhita, Gemah Ripah Loh Jinawi"

Daftar Rujukan

Sirtha, I. Nyoman. 2008. Aspek Hukum Dalam Konflik Adat Di Bali. Denpasar: Udayana Universitu Press.

Wiana, I. Ketut. 2004. Mengapa Bali Disebut Bali? Surabaya: Paramita.

Wiana, I. Ketut. 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita.

Oleh : Made Oka Cahyadi Wiguna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun