Mohon tunggu...
Muhammad Maddah Fahmy
Muhammad Maddah Fahmy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta- Santri Ndableg- senang berteman,suka ngopi, suka ngobrol- fb: Muhammad Maddah Fahmy,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkaca Pada Rasa Bersama Mila Rosinta Totoatmojo, S.Sn

6 Januari 2013   11:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:27 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koreografer Mila Rosinta Totoatmojo, S.Sn dan kawan-kawan sukses melaksanakan pagelaran tari berjudul Berkaca Pada Rasa di Audotorium Tari Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)  Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, tadi malam. Pagelaran tari yang telah dipersiapkan sejak November tahun lalu ini benar-benar berhasil memukau perhatian para penonton. Tidak hanya orang Indonesia saja, namun orang barat pun ikut terpukau karenanya. Pagelaran karya tari tersebut diringi dengan musik oleh penata musik M. Chosin Mukti.

Dalam pementasan tersebut Mila dkk menggunakan topeng dan cermin. Ia selalu berusaha menyelipkan nilai-nilai positif kehidupan yang luhur pada seni tari yang ia pentaskan. Termasuk kali ini Mila mengangkat tema Berkaca Pada Rasa, karena ia ingin mengajak para penonton untuk berintrospeksi diawal tahun 2013 ini, “Cermin merupakan refleksi dari diri kita sendiri. Siapa yang menabur Ia yang menuai hasil, jadi jika kita bersikap baik maka mendapatkan refleksi yang baik, jika kita bersikap buruk maka mendapatkan refleksi yang buruk juga, Aku ingin mengajak penonton berintrospeksi diri diawal tahun 2013 ini, katanya seperti yang dikutip dalam situs yahoo.com .

Melalui koreografi Mila ingin menunjukkan fenomena yang biasa terjadi pada diri manusia, “Ketika kita menangis, marah, sedih, gembira, kita sering melihat cermin untuk mengetahui ekpresi wajah kita, kita juga sering mengadu pada cermin”, paparnya. Sedangkan topeng menjadi simbol bahwa manusia sering lupa dengan dirinya sendiri.

Cantik, muda, dan berprestasi begitulah kiranya ungkapan yang layak untuk wanita muda yang satu ini. Tidak hanya cantik namun ia berprestasi. Hingga saat ini puluhan komposisi tari telah berhasil ia ciptakan baik tari tradisi maupun kontemporer. Bahkan berbagai penghargaaan telah ia terima, ia ingin membuktikan bahwa seni tidak hanya sebatas tontonan saja, namun juga sarat dengan nilai-nilai positif kehidupan yang bisa dipetik oleh penikmatnya.

Lahir dari pasangan Sudarwoto dan Endang Suksesi yang keduanya merupakan seniman dalam bidang videografi dan perfilman, jiwa seni pun mengalir kuat dalam dirinya. Semenjak kecil ia sudah dikenalkan dengan dunia seni oleh kedua orang tuanya. Ia belajar melukis, musik, dan menari. Bakat seni tarinya sangat menonjol, hal itu dibuktikan dengan prestasi yang ia raih, pertama kali ia mengikuti lomba tari ia langsung menjadi juara pertama se DKI, padahal pada saat itu ia masih kelas 2 Sekolah Dasar, luar biasa bukan?

Prestasinya tidak hanya berhenti disitu, namun terus berlanjut ke tingkat nasional. Karena prestasinya itu ia dipercaya untuk menjadi ketua saggar tari SMP di sekolahnya. Saat itulah ia mulai belajar menciptakan komposis tari yang kemudia dibawakan bersama temen-temannya.

Setelah lulus SMP, keluarganya pindah ke Yogyakarta. Tidak hanya berhenti disitu kemampuan menarinya malah semakin berkembang di kota Budaya ini. Pada saat SMA ia pernah mendirikan sebuah band cewek bersama teman-temannya. Disitu ia berperan sebagai drummer. Band yang bernama lipsing ini sering pentas dalam kegiatan sekolah maupun di luar sekolah. Di masa SMA ini, Mila mulai belajar tarian Jawa sebagai syarat untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke Negeri Sakura.

Setelah lulus SMA, ia semakin tertarik untuk memperdalam ilmu tari yang ia miliki. Akhirnya ia putuskan untuk kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta jususan Penciptaan Seni Tari. Disini lagi-lagi ia mendapatkan prestasi hingga mampu meraih beasiswa.

[caption id="attachment_218697" align="aligncenter" width="300" caption="Taken from : www.fotojurnalistik.com"][/caption]

Kemampuannya dalam menciptakan tari pun semakin terasah dan teruji. Beberapa komposisi tari yang telah ia pentaskan antara lain koreografi motif batik kawung yang ia namai Srimpi Kawung (2009), the chair (2010), kawung kontemporer (2011). Ada lagi The Entrapment dan The Beginning karya yang diciptakannya untuk sebuah pementasan di negeri Jepang.

Mila terus menari karena ia masih memiliki banyak mimpi. “aku iri sama orang barat yang bisa menghargai karya seni, dan aku ingin orang-orang kita bisa melakukan hal yang sama.. “ katanya seperti yang dikutip dalam www.kratonpedia.com. Sampai saat ini ia ingin memiliki padepokan sendiri, dimana ia bisa menghimpun anak-anak yang ingin berekspresi namun tak memiliki ruang.

[caption id="attachment_218696" align="aligncenter" width="300" caption="(Dokument Pribadi)"]

13574688091048357551
13574688091048357551
1357468878172554231
1357468878172554231
135746867159808086
135746867159808086
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun