Malam minggu nampaknya memang sudah menjadi malam yang sangat istimewa bagi kalangan remaja.Banyak remaja yang menggunakan moment malam minggu ini untuk berpacaran bersama kekasihnya. Bahkan tidak jarang pula kita temui orang dewasa yang sudah berkeluarga juga ikut-ikutan memanfaatkan moment malam minggu ini untuk jalan-jalan bersama keluarganya.
Hal itu terbukti setiap malam minggunya jalan raya selalu terlihat lebih ramai daripada hari-hari lainnya, dan pusat-pusat kota selalu nampak lebih ramai daripada biasanya, kalau di Yogja seperti alun-alun selatan, alun-alun utara,malioboro, dan lain sebagainya.
Terlepas dari hukum agama tentang pacaran, nampaknya saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa dikalangan remaja, bahkan tidak hanya remaja, anak-anak kecil pun sudah mengenal yang namanya pacaran. Mulai dari anak SD, SMP, SMA, apalagi mahasiswa semuanya sudah mengenal istilah pacaran. Bahkan tidak hanya mengenal, banyak dari mereka yang sudah melakukan pacaran.
Entah benar- benar mengerti atau sekedar ikut-ikutan, yang jelas mereka mengaku pacaran. Bahkan tidak jarang dari mereka yang mencantumkan status hubungan pacarannya itu dalam profil akun facebook mereka. Saya sendiri sering melihat pemberitahuan di facebook seorang teman yang mempunyai hubungan atau bahkan telah bertunangan. Entah itu hanya sekedar status atau benar-benar nyata, yang jelas hal itu berarti bahwa ‘pacaran’ telah merambah ke dunia maya, tidak hanya di dunia nyata.
Ada yang berpendapat pacaran itu dapat meningkatkan motivasi dalam belajar dan bersaing dalam meraih prestasi. Ada juga yang berpendapat untuk menjadikan pacar sebagai teman sharing atau curhat. Ada lagi yang berpendapat untuk menjaga penampilan, karena ketika pacaran seseorang akan selau berusaha untuk tampil cantik atau tampan dihadapan pasangannya. Bagi orang yang hendak mencari pasangan hidup, pacaran dianggap sebagai tahapan yang perlu ia lalui untuk mengenal kekasihnya lebih dalam.
Terlepas dari semua pendapat itu, yang jelas secara psikologis, hal itu dianggap wajar karena hasrat untuk memiliki dan mengasihi lawan jenis itu muncul ketika seseorang menginjak usia remaja (masa puber). Hal ini sangatlah wajar. Namun, yang tidak wajar adalah ketika seseorang menjadikan pacaran (suka sama suka) sebagai alasan untuk melakukan hal-hal negatif, seperti layaknya hubungan suami-istri. Yang jelas-jelas hal ini dilarang oleh agama.
Melihat trendnya, saat ini banyak sekali remaja yang melakukan pacaran dengan cara yang membutuhkan modal (uang) , seperti jalan-jalan, makan-makan, nonton di bioskop, beli ini beli itu, dan lain sebagainya, yang intinya itu semua membutuhkan uang. Bagi orang yang sudah bekerja pacaran tidak akan menjadi masalah karena ia punya penghasilan sendiri. Namun, bagi seorang pelajar atau mahasiswa yang masih mengandalkan uang kiriman dari orang tuanya tentu hal itu akan menjadi masalah karena pengeluaran bulanannya akan semakin bertambah, yang mana hal itu akan semakin membebani orang tuanya.
Mau bagaimanapun pacaran itu memang butuh modal. Jangankan pacaran, ketika seseorang pedekate saja sudah membutuhkan modal. Namun yang menjadi permasalahan adalah ketika seseorang pacaran dengan cara seperti itu terus-menerus, tanpa ia sadari bahwa ia akan rugi, karena ia mengeluarkan pengeluaran terus menerus tanpa adanya penghasilan atau keuntungan yang jelas, bahkan belum tentu juga pacarnya itu akan menjadi istri atau suaminya kelak.
Bukankah akan lebih baik jika uang tersebut ia gunakan untuk menabung untuk modal nikah? Jadi ketika nanti mereka hendak menikah, mereka tidak akan bingung lagi, karena mereka sudah punya modal. Atau uang tersebut bisa digunakan untuk membuka bisnis atau usaha tertentu bersama pasangannya, tentu ia tidak akan rugi bukan?
Memang sulit, karena namanya juga anak muda pasti banyak banget godaannya. Tapi kalau ada kemauan anda pasti bisa kok. Nah, sekarang pertanyaannya apakah kekasih anda mau diajak berpacaran dengan cara yang kreatif seperti itu atau tidak? Silahkan anda tanyakan pada pacar anda masing-masing. Mari berpacaran dengan kreatif, Selamat Mencoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H