Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin melankolis yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Manusia Turning Seperempat Abad

31 Mei 2024   16:30 Diperbarui: 31 Mei 2024   20:09 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proposal yang saya anggap sempurna tersebut harus mendapatkan perbaikan total. Iya, mulai dari awal lagi. Jangan ditanya bagaimana perasaan saya. Pencarian topik yang membutuhkan waktu 1 semester ditambah dengan penyusunan proposal sesuai standar sempurna versi saya rupanya tetap mengantarkan pada ruang perbaikan penuh. 

Sejak saat itu, perlahan kepercayaan diri mulai menurun, mulai meragukan kemampuan diri, menganggap diri ini bodoh dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Memasuki fase waktu indonesia pusing-pusingnya kembali. Syukurnya, tidak lama saya menemukan kalimat tersebut dan membantu diri ini untuk mengimani takdir. 

Mengingatkan diri bahwa tugas manusia hanyalah berusaha, hasilnya seperti apa itu diluar kendali kita sebagai manusia biasa. Satu-satunya yang bisa kita kendalikan hanyalah diri sendiri, yaitu dengan memberikan usaha sebaik mungkin, selepasnya mari kita pasrahkan sembari berdoa.

Singkat cerita, fase pasca sidang proposal saya lalui dengan perlahan mengurangi sikap perfeksionis dengan tetap mengerjakan dengan maksimal tetapi tidak berorientasi pada kesempurnaan. H-1 sidang akhir, saya memberikan afirmasi diri agar siap menghadapi apapun hasilnya nanti seperti “Apapun hasilnya nanti, kamu harus legowo”, “Kalo nanti dapet banyak revisian, gapapa. Kemarin kamu udah pernah revisi penuh kan? Bisa kan?”, “Ayo kita nikmati masa-masa ini”

Alhasil, alhamdulillah skripsi saya mendapatkan nilai sempurna dan apresiasi penuh dari para penguji. Jujur, little bit shocked. Mengapa? Karena skripsi ini disusun dengan tingkat kepercayaan diri sebesar 50%, efek kena mental revisi penuh di sidang proposal tapi mampu mendapatkan hasil tersebut. Sejak saat itu, momen pengerjaan tugas akhir saya nobatkan menjadi momen yang akan sulit untuk saya lupakan.

Merasa tersesat di usia 20-an adalah sesuatu yang wajar. Bahkan setiap orang pernah merasa “tersesat” dalam hidupnya. Bagaimana mungkin kita bisa menjalani hidup tanpa trial and error  dan perasaan “tersesat”? Merasa “tersesat” adalah keadaan yang menghadirkan peluang yang kita sendiri tidak mengetahui bagaimana ujungnya, entah sad ending atau happy ending, apapun itu tugas kita adalah menghadapi kenyataan dengan legowo. 

Amanat yang bisa kita ambil adalah terkadang merasa “tersesat” dapat menjadi sebuah anugerah, jika kita memilih untuk melihatnya demikian. Jadi, jika kalian saat ini merasa “tersesat” dengan apa yang sedang kalian hadapi, nikmatilah. Ingat, tidak ada seorangpun yang mengetahui semuanya. 

Kita semua mencari jawaban dari permasalahan kita masing-masing. Take more time to your self untuk berpikir jernih atas apa yang sedang kalian hadapi saat ini. Sejatinya “ketersesatan” ini adalah pelajaran hidup yang bisa menjadi pedoman hidup kita dalam menghadapi masalah-masalah kedepan, perasaan seperti “Oh iya, kemarin aku bisa melalui fase-fase tersebut. Kali ini, mari kita usahakan entah bagaimana caranya”

See, semakin dewasa kita semakin ditunjukkan bahwa hidup lebih ambigu dari yang kita kira. Semangat para pejuang beranjak dewasa, hidup emang kadang ngajak kiding. Tarik napas, take your time dan temukan jalan keluar versi mu because there’s more than one “right” way to live true to yourself

Semangat mengarungi bahtera kehidupan, nikmati tiap fase dalam hidup, jangan menyerah, jangan lupa istirahat, jangan lupa bersenang-senang dan jangan oleng ya befty. Oh iya, satu lagi. Mengingat bahwa hidup itu unpredictable, apakah kedepedannya getting easier atau getting harder. 

Maka yang paling penting jangan pernah merasa sendiri. Minimal, kita harus tahu bahwa kita memiliki Tuhan yaitu Allah SWT yang akan selalu ada untuk kita. Sesulit apapun dan seberat apapun masalah yang kita hadapi saat ini dan yang akan datang, percayalah bahwa Allah SWT tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan hambanya. Jadi, hwaiting, peace and love.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun