Perlu adanya regulasi berupa memberikan rasa nyaman, saling memberikan support satu sama lain, untuk mengembangkan semua potensi anak yang harus dihadapi dalam setting pendidikan inklusif.Â
Kesimpulannya yang ditinjau dari filosofi inklusif adalah seharusnya pendidikan inklusif harus memberikan keramahan, memberikan kenyamanan dan merasa bahwa lingkungan dia adalah lingkungan yang memang berbudaya dan berpendidikan, dan dilandasi oleh regulasi.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah salah satu keberagaman yang ada di dalam hidup. Sesuai penjelasan datas, kita hendaknya merangkul, memberikan support, memberikan rasa aman dan lain-lain. Itulah mengapa, pendidikan yang diberikan kepada mereka adalah pendidikan inklusif. Setidaknya terdapat 4 aspek yang menjadi landasan dasar mengapa pendidikan untuk ABK adalah pendidikan inklusif, sebagaimana berikut:
1. Hak
Meskipun memiliki hambatan, semua anak mempunyai hak untuk belajar bersama. Yang menjadi penekanan disini adalah tidak ada alasan yang sah untuk memisahkan pendidikan bagi penyandang disabilitas.
2. Diskriminasi
Anak-anak tidak harus diperlakukan diskriminatif meskipun mereka menyandang disabilitas. Mereka layaknya manusia pada umumnya, hanya saja mereka memiliki hambatan yang tentu saja dapat diatasi dengan cara tertentu.
3. Segretatif
Para penyandang disabilitas menuntut segera diakhirinya sistem segregatif atau sistem yang memisahkan suatu kelompok secara paksa.
4. Fakta
Prestasi akademik dan social penyandang disabiltas di sekolah umum lebih baik daripada berada di sekolah khusus.