Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia freedom yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Langkah Awal Orangtua dalam Mengenali Gaya Belajar Si Kecil

13 April 2020   10:36 Diperbarui: 13 April 2020   11:02 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Haduh, nak! Belajar kok enggak bisa diem ya"

"Masa tetap tidak paham saja kamu, nak? Ini sudah kali ketiga kamu membacanya lo"

Kedua kalimat diatas terdengar tidak asing ya. Kondisi tersebut juga pernah saya temui secara langsung, kurang lebih seperti diatas. Ketika adik sepupu saya yang menempuh pendidikan TK-B, yang sedang "staudy at home" akibat pandemi. 

Dia yang terlalu banyak tingkah ketika sedang mewarnai, membuat gemas salah satu saudara saya. Setelah dipikir-pikir, mungkin ini yang disebut gaya belajar anak. Lalu, gaya belajar itu apasih?

Gaya belajar adalah suatu cara dimana seseorang dapat menerima informasi baru dan proses yang akan diterapkan ketika mereka belajar. Sebagian dari mereka menerima informasi lebih baik dengan cara visual. 

Sebagian lagi dari mereka dengan cara auditori. Sementara yang lain mungkin merasa lebih efektif menangkap informasi melalui taktil (Berkenaan dengan meraba).

Perbedaan gaya belajar tersebut secara garis beras dibagi menjadi 3, seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu:

1. Pembelajaran visual

Pembelajaran visual-spasial adalah individu yang lebih banyak berpikir dalam bahasa gambar daripada kata-kata. Mereka memiliki organisasi otak yang berbeda dari pembelajar auditori-sekuensial. 

Mereka belajar lebih baik secara visual dari pada auditori. Gaya belajar visual memiliki ciri umum seperti belajar lebih baik dilakukan dengan melihat atau membaca. Diperkirakan 65% dari seluruh populasi termasuk pembelajaran visual.

Apakah gaya belajar anakku visual?

Cara sederhana untuk mengetahuinya dengan memperhatikan perkataan nya. Anak yang pembelajar visual biasanya akan senang dengan ungkapan, "Lihat saja hasilnya!" dan lebih mudah menerima perintah dengan ucapan, "Perhatikan baik-baik!". 

Mereka suka berbicara menggunakan istilah-istilah visual, seperti: "Tampaknya..", "Kelihatanya...", "Gambarannya...", "Dari sudut pandang ini...", dan sejenisnya. Biasanya mereka ingin duduk du barisan depan, melihat dengan jelas guru dan papan tulis.

2. Pembelajaran auditori

Pembelajaran auditori adalah individu yang bisa mengumpulkan informasi lebih baik melalui suara, pidato, musik, dan komunikasi verbal lainnya. Individu ini sering kli mengalami kesulitan bila harus mengikuti petunjuk yang ditulis. 

Anak pembelajar auditori memiliki kekuatan auditori (mendengar) yang baik, sehingga dapat mengikuti perintah lisan dengan baik. Berbeda dari visual, Gaya belajar auditori memiliki ciri umum yaitu mereka belajar lebih baik ketika mereka mendengarnya. Diperkirakan 30% dari populasi termasuk pembelajaran auditori.

Apakah gaya belajar anakku auditori?

Cara sederhana untuk mengetahui: Senang dengan ungkapan, "Aku pernah dengar..." atau lebih mudah menerima perintah dnegan ucapan, "Dengarkan baik-baik...". Anak pembelajar auditori menyukai kata-kata yang ada kaitannya dengan suara atau bunyi. 

Contohnya seperti "Dengarkan!", atau "Simak baik-baik, ya!". Mereka lebih mudah beradaptasi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan musik dan lagu. Dan mudah merekam segala sesuatu yang diucapkan oleh guru.

3. Pembelajaran kinestetik

Anak kinestetik dikenal dengan banyak bergerak dan tidak bisa diam. Pembelajar kinestetik sangat menikmati kegiatan fisikal, jarang mau menghabiskan banyak waktu untuk membaca, dan senang mencoba hal-hal yang baru. 

Bisa dibilang anak yang memiliki gaya belajar kinestetik tergolong terkoordinasi dan lincah, sampai dianggap hiperaktif. Ketika berbicara, suka menggerakan tangan serta suka mengekspresikan perasaan mereka secara fisikal (seperti memeluk atau memukul). 

Gaya belajar kinestetik juga memiliki karakteristik atau ciri umum dimana mencoba dan melakukannya secara langsung merupakan cara belajar yang paling efektif menurut mereka. Apabila diperkirakan, terdapat 5% dari populasi yang termasuk dalam pembelajaran kinestetik.

Apakah gaya belajar anakku kinestetik?

Untuk mengetahuinya, terdapat cara sederhana yang dapat diterapkan, yaitu:

a. Jika anak sering "menemukan,"," Mencoba", atau "Merasaan" suatu tugas atau objek tertentu, maka kemungkinan besar dia termasuk tipe pembelajar kinestetik.

b. Jika sehari-hari dia sangat aktif seperti kutu loncat yang sering kali berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain seolah tanpa perlu berpikir dua kali, atau jika dia telah tampak lebih terkoordinasi bila dibandingkan dengan anak-anak seusiannya-maka boleh jadi anak kita termasuk tipe anak kinestetik.

Itulah tiga gaya belajar pada anak. Eit, selain tiga gaya belajar yang diatas, ada yang perlu diingat disini, beberapa dari mereka juga ada yang memiliki gaya belajar kombinasi dari tipe-tipe di atas. Jadi jangan terheran-heran ya!

Setelah mengetahui perbedaan disetiap gaya belajar, mengingatkan saya pada sebuah pepatah, Banyak jalan untuk menuju ke Roma". Ya, banyak cara untuk efisien dalam belajar.  Inilah yang menjadi tantangan, baik untuk Orang tua maupun pendidik dalam rangka memperhatikan perbedaan gaya belajar setiap anak.

Pertanyaan nya, bagaimana cara orang tua dan pendidik untuk mengenali gaya belajar anak? Okay, jangan risau. Dibawh ini akan saya paparkan langkah awal yang perlu dilakukan dalam rangka mengenali gaya belajar anak ala Priyanti (2013) dalam bukunya yang berjudul, "Pahami Gaya Belajar Anak!".

Langkah awal untuk Orang tua dalam mengenali gaya belajar anak:

[Di Rumah]

1. Mengamati bagaimana cara anak belajar adalah langkah pertama dalam mengembangkan program sekolah yang baik. 

Orang tua dapat membuat daftar perilaku anak saat belajar, kemudian menentukan apakah dia termasuk pelajar auditori, visual, atau kinestetik.

2. Memilih pelajaran, kegiatan, dan metode pengajaran yang paling tepat dapat mengantarkan anak di jalur yang benar untuk masa depan yang sukses.

Dan pada tahun-tahun formatif mereka, mereka akan mengembangkan sikap tertentu terhadap sekolah dan belajar.

3. Memperhatikan preferensi anak dan mempertimbangkan pendidikan alternatif jika dirasa sistem di sekolah umum gagal dalam membantu anak mencapai potensi mereka sepenuhnya. 

Orang tua harus memperhatikan preferensi anak dan mempertimbangkan pendidikan alternatif jika merasa sistem di sekolah umum gagal dlam membantu Si anak dalam mencapai potensi mereka. That's why, home schooling itu ada.

[Di Sekolah]

Berikut beberapa "Langkah Awal" yang dapat dilakukan:

1. Memilih 

Sekolah yang paham akan perbedaan gaya belajar  dan preferensi anak, serta pengaruh pada perilaku, minat, dan retensi di sekolah.

2. Menanyakan

a. Upaya pihak sekolah memenuhi kebutuhan setiap kelompok anak yang berbeda-beda.

b. Bagaimana cara pihak sekolah membantu guru-guru membedakan jenis instruksi yang akan diberikan di setiap kelas.

Jadi, tidak usah risau lagi bagaimana cara mengenali gaya belajar anak. Mengapa perlunya orang tua mengetahui gaya belajar anak? Karena gaya belajar dapat memupuk bakat dan kekuatan anak. Tetapi, apabila tidak dipahami dan ditunjangi, justru dapat mengganggu belajar saat berapa area lemah dan kompensasi yang mereka butuhkan tidak terpenuhi. Pembahasan tentang anak memang tidak ada habisnya bukan? Semoga bermanfaat.

Sumber Bacaan:

Priyatna, Andri. 2013. Pahami Gaya Belajar Anak! (Jakarta: Kompas Gramedia).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun