Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin melankolis yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Literasi Sejak Dini, Kenapa Tidak?

26 Maret 2020   11:55 Diperbarui: 26 Maret 2020   18:50 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"The concept of emergency literacy has not always been the one accepted by school. Before the 1960, educators talked about "reading readiness". The concept went virtually unchallenged until the mind-1960, when Durkin's classic study showed that it was simply not viable. This study was followed by investigation into language acquisition and the literacy habits of young children that led to the formation of the concept known as emergent literacy."

Pergeseran paradigma dari pandangan yang berpusat pada orang dewasa ke pandangan yang berpusat pada anak dapat dilakukan dengan mengetahui perkembangan bahasa anak yang menjadi salah satu subjek kajian ini Pengetahuan tentang perkembangan bahasa anak usia dini akan sangat membantu tercapai pembelajaran keterampilan dasar bahasa yang optimal. Bagi orang tua dan guru, pemahaman tentang perkembangan bahasa anak usia dini sangat diperlukan untuk membantu mereka dalam meningkatkan perkembangan kemampuan bahasa anak tersebut.

Secara naluriah, anak memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan lingkungan yang telah diwujudkan sejak lahir. Berikut ini beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak:

1. Pengaruh biologis terhadap perkembangan bahasa anak.

Chomsky menyatakan bahwa hal yang tidak dapat tolak pada evolusi biologis membentuk manusia menjadi makhuluk linguistik. Ia mengatakan bahwa anak-anak dilahirkan ke dunia dengan alat penguasaan bahasa Language Acquisition Device (LAD), yaitu suatu keterikatan biologis yang memudahkan anak untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu, seperti fonologi, sintaksis, dan semantik. LAD menurut Chomsky ialah suatu kemampuan tata bahasa bawaan yang mendasari semua bahasa.

2. Pengaruh intelektual terhadap perkembangan bahasa anak.

Perkembangan bahasa anak juga dipengaruhi faktor intelektual. Anak yang memiliki intelektual dan kognisi tinggi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Menurut Sunaryo dan Agung (2002:137), menyatakan bahwa perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelektual/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa anak. Misalnya, bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.

Pernyataan diatas, mengandung pengertian bahwa perkembangan bahasa sejalan dengan perkembangan intelektual anak. Dengan kata lain, terdapat korelasi positif antara perkembangan intelektual dengan perkembangan bahasa anak.

3. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan bahasa anak. 

Selain dipengaruhi oleh faktor biologis dan intelektual, perkembangan bahasa anak dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang berperan besar dalam perkembangan awal bahasa anak adalah lingkungan sosial. Menurut Adam Son dan Schegloff dalam Santrock (1995:182), menyatakan tentang pentingnya lingkungan sosial dalam mempengaruhi perkembangan awal bahasa anak, yaitu "... kita tidak mempelajari bahasa dalam suatu "ruang hampa sosial" (social vacuum). Kebanyakan anak-anak diajari bahasa sejak usia yang sangat muda. Kita memerlukan pengenalan bahasa yang lebih dini untuk memperoleh keterampilan bahasa yang baik."

Lingkungan sosial yang pertama dan utama yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak adalah keluarga, yang terdiri dari ibu, ayah, dan orang dewasa di dalam keluarga. Santrock (1995: 182-183), berpendapat bahwa beberapa strategi yang diterapkan orang terdekat (ibu, ayah, dan orang dewasa lainnya) dalam pembelajaran untuk perkembangan bahasa anak sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun