"Tidak ada kemajuan yang bisa Anda raih tanpa melakukan perubahan"- Jamil Azzani
Ps: Jika saat membaca tulisan ini dan dipertengahan Anda merasa tulisan ini tidak  relate dengan apa yang Anda cari, jangan terburu untuk menutup tulisan ini. Mengapa? karena mungkin saja, tulisan ini dapat berguna untuk Anda suatu saat nanti.
Move-On itu artinya berpindah, bergerak dari suatu situasi ke situasi yang lain. Tentunya perpindahan yang terjadi mengarah pada sesuatu yang lebih baik, lebih tinggi, atau lebih berkelas.Â
Istilah Move-On ini sering disandingkan dengan sesuatu yang berbau percintaan, melupakan mantan Misalnya. Padahal, istilah Move-On sendiri tidak melulu tentang hal itu.Â
Contohnya, jika saat ini Anda merasa hidup Anda terasa hampa, abstrak, hingga berujung pada sebuah pertanyaan singkat namun menampar diri sendiri, yaitu "Siapakah kita?". Seakan menjadi manusia yang lupa dan tak mengetahui akan tujuan penciptaannya. Atau mungkin ketika kita merasa hidup kita tidak berkembang? Disitulah istilah Move-On juga dapat disandingakan.Â
Coba bayangkan, bagaimana rasanya ketika kita melewati jalan yang tiada ujung, bahkan tidak tahu tujuan yang akan kita tuju. Bukankah itu membuang waktu dan tenaga kita? Tapi tunggu, mungkin bukan jalan yang tidak memiliki ujung, melainkan kita yang tidak memiliki tujuan dalam hidup, sehingga membuat kita terus berjalan tanpa henti dan tanpa mengetahui arah jalan yang dituju. Move-On, solusinya.
Ketauhilah, semua yang ada pada diri kita dan sekitar kita akan terus berubah begitu dinamis dan sangat cepat. Cobalah kita bercermin, dan perhatikan Anda saat ini dan bandingkan dengan Anda 5 tahun atau 10 tahun yang lalu, menemukan banyak perubahan bukan? Entah itu bentuk fisik kita, atau fitur diri sendiri.Â
Perubahan terus terjadi tanpa kita sadari, jika tidak Move-On, kita akan tertinggal, bahkan di era milineal seperti sekarang ini, mungkin kita dapat dilindas oleh perubahan itu sendiri. Seperti kata Om Jamil Izzani, "Tidak ada kemajuan yang bisa Anda raih tanpa melakukan perubahan". Move-On tidak hanya diperlukan oleh segelintir manusia saja, melainkan siapa pun. Saya, Anda, dan siapapun yang tidak ingin menyia-nyiakan keberadaannya selama di dunia.Â
Hidup itu dapat kita ibaratkan seperti kita mengayuh sepedah. Demikian kata Albert Einsten, Untuk membuatnya tetap seimbang, kita harus terus Move-On, bila kita berhenti mengayuh, sepedah akan terjatuh. Seperti halnya kita, apabila kita stagnan atau tidak ingin berubah, kita akan tetap disitu tidak ada yang berubah, mungkin perubahan itu hanya diri kita yang semakin menua tanpa disadari.Â
Padahal dunia akan terus berubah begitu cepat. Tetap diam? Risikonya adalah, kita akan tertinggal. Saya, Anda, dan siapapun tentunya tidak ingin hal itu terjadi bukan? Berubah atau tertinggal?Â
Ayo move-On bersama! Bukan karena saya menulis artikel ini, saya sudah menjadi segalanya. Tidak, saya seperti Anda yang masih terus mencoba memperbaiki diri dan ingin sharing, mengajak banyak orang untuk sadar akan keterpurukan yang sedang dialami. Lalu, bagaimana caranya?
Tulisan ini terinspirasi oleh seorang inspirator yaitu Om Jamil Azzani, melalui bukunya yang berjudul "ON" ini dapat mengubah cara pandang saya akan hidup, mulannya sih " Just let it flow" dalam menjalani hidup, yang mungkin itu berawal dari penyakit malas berfikir, lalu akhirnya berdampak kepada kehidupan yang dirasa tanpa visi yang akhirnya mengisi waktu dengan hal yang sia-sia. Seolah-olah mendapatkan garansi resmi dari Allah Swt akan umur yang panjang. Sungguh mengenaskan bukan? harus move-ON.
Situs pengembangan diri livestrong.com (dalam jamil Azzani 2013: 11), menuliskan beberapa hal yang perlu kita persiapkan untuk move-On dan mampu mengatasi perubahan-perubahan yang selalu hadir dalam kehidupan kita.
Langkah pertama, mendeteksi diri. Apakah kita sudah mengalami perubahan yang signifikan? Perubahan yang menuju ke arah sesuai ataukah malah mengalami penurunan dalam perubahan? Seperti yang kita ketahui bersama bahwa perubahan adalah bagian dari kehidupan yang keberadaannya tidak bisa kita elakkan. Dengan mendeteksi diri, kita akan semakin mampu menyetel adaptasi diri dan terus tumbuh dari setiap perubahan yang datang dalam kehidupan kita.
Langkah kedua, set-up ulang. Set-up ulang diri kita dengan mengikuti perubahan dari luar dengan cara apa? Dengan cara mengubah kebiasaan dan segala sesuatu yang diperlukan. Mulailah dengan mencicilnya sedikit demi sedikit agar tidak terasa begitu berat, hingga nanti pada akhirnya kita sepenuhnya berubah mengikuti irama nada kehidupan yang baru.
Nah, perihal mendeteksi diri, Om Jamil Azzani (2013), dalam bukunya yang berjudul "ON" memberikan cara mendeteksi diri dengan menggunakan empat "ON" sebagai alat deteksi yang dirasa efektif. Lalu, lakukan set-up ulang diri dengan menyalakan tombol "On" dalam diri.
Apa itu empat ON?
Bintang dilangit itu banyak, pancarannya mampu menyinari bumi kala malam. Nah, diantara bintang yang terang itu, tentu ada yang paling terang, itu visi-ON. Selama kita hidup, tentu memiliki begitu banyak keinginan yang ingin diraih, ribuan bahkan jutaan keinginan. Nah, diantara keinginan itu, tentu ada yang paling besar yang ingin kita wujudkan, itulah visi-ON. Temukanlah visi-ON hidup kita, maka ia akan menjadi bahan bakar dan energi dalam hidup kita (Jamil Azzani, 2013:12).
Kalian pernah berpergian? Tentu pernah. Berpergian tetapi tidak tahu harus pergi kemana? Pernah? Apa yang terjadi? Tentu hanya berputar-putar dan tidak tentu arah. Sama seperti kita, apabila hidup tanpa menemukan visi hidup, Kita tidak tahu harus berbuat apa. Meskipun memiliki resolusi tahunan, mungkin sebatas membuat dan mendeklarasikan tanpa ada energi atau ruh didalamnya.Â
Akhirnya apa? kita hanya menggebu diawal tahun, namun tanpa ada hasil yang dapat kita banggakan di akhir tahun. Dan itu berulang sepanjang tahun, sepertinya saya paham sekali pada bab ini, hehe. Tentukan visi-ON kita sekarang juga dan jangan lupa deklarasikan dengan orang-orang disekitar kalian.
Tunggu dulu, belum selesai. Kita harus inget bahwa visi-ON saja tidak cukup, kita juga harus acti-ON. Hingga terbentuk sebuah jargon, "Talk-Action=Shit". Dengan visi-ON yang jelas, acti-ON kita pun akan terarah. Action yang tidak berhubungan dengan vision kita, harus dihindari. Belajar untuk berani berkata "tidak", untuk ajakan action yang menjauhkan kita pada vision kita. Tanpa kita sadari waktu di dunia sangatlah terbatas, maka harus ada skala prioritas dalam melakukan action (Jamil Azzani 2013:13).
Om Jamil Azzani (2013:14), juga menuliskan bahwa Action yang cerdas dalam rangka mewujudkan passion adalah acti-ON yang sesuai dengan passi-ON. Gabungkan vision, action, dan passion yang akan menghasilkan karya berkualitas dan bisa dibanggakan. Hidup pun lebih bersinergi, dinamis, dan selalu kreatif menciptakan hal-hal yang baru. Hidup kita akan benar-benar menjadi hidup.Â
Setiap orang memiliki passion, temukanlah. Passion adalah sesuatu yang apabila kita melakukannya kita merasa senang, rela mengorbankan waktu, tenaga, dan dana untuk melatihnya. Orang-orang yang aktifitasnya sejalan dengan passion-nya, martabatnya akan meningkat (Jamil Azzani, 2013:244), bagaimana tidak? Orang-orang tersebut melakukan hal yang Ia suka, ibarat kata seperti kita mencintai seseorang, kita akan rela mengorbankan hati, tenaga, dana, waktu dan segalanya demi orang yang kita cinta. Bukan begitu?
Tidak bisa dielak bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, Move-ON yang akan dilakukan dapat bertahan lama dan mengalami percepatan bila melakukan colaborati-ON. Bergurulah kepada orang yang bisa membantu tercapainya vision kita. Berguru pula kepada orang yang ahli untuk mengasah passion kita.Â
Jangan lupa mengikutsertakan diri dengan berbagai komunitas yang seirama dengan vision, action, dan passion kita. Tanpa collaboration, energi kita akan cepat meredup. Mengapa demikian? Karena sumber energi dan semangat itu datang dari diri sendiri dan juga dari lingkungan pergaulan (Jamil Azzani, 2013: 15). Gabungkan dua sumber energi itu agar menjadi kekuatan yang luar biasa.
Agar cepat move-on, 4-ON (vision, action, passion, dan collaboration) harus sejalan. Untuk memulainya memang terasa berat, tidak bisa dipungkiri itu. Lagi-lagi hidup itu pilihan, berhenti atau tertinggal? Keputusan ada ditangan masing-masing. Jika sudah berhasil memulai, nikmati prosesnya dan bersabar. Bukan bermaksud untuk promosi, cuman buku ini sangat recommended buat yang bosen hidup luntang-lantung. Mungkin dengan membaca langsung buku"ON" yang ditulis Om Jamil Azzani akan semakin menggodok semangat kita untuk berubah.
Jangan lupa libatkan Sang Mahakuasa dalam setiap kegiatan kita, orientasikan empat ON tersebut untuk mencari ridhoNYA, sertakan #BekerjaItuIbadah dalam setiap aktifitas. Karena pada akhirnya segala sesuatu yang diniatkan karena Sang Mahakuasa akan lebih bermakna. Terus semangat, Â , jangan menyerah, sebab Allah bersama kita.
Sumber Bacaan:
Azzani, Jamil. (2013). ON. Bandung: Mizani.
Wijaya, Aldilla D. (2015). Jangan Pernah Menyerah!. Jakarta: QultumMedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H