Jangan lupa, wilayah selatan ini merupakan salah satu kantung produksi penting di bidang pertanian, peternakan dan perikanan di kabupaten TTS. Di dataran Bena, ada ratusan hektar sawah yang tak henti menyuplai kebutuhan beras warga. Wilayah selatan juga merupakan lumbung ternak (sapi, kambing, babi) sebagai sumber pendapatan masyarakat.Â
Potensi lainnya adalah perikanan baik ikan air laut  maupun air tawar. Potensi ikan laut seperti Raja, Kerapu, Kakap, Gargahing sangat melimpah meski musiman pada bulan Oktober-April.Â
Sementara ikan Nila, Gurami dan Mujair banyak dibudidayakan di desa Tuafanu. Di pantai selatan juga terdapat beberapa objek wisata menarik yang ramai pengunjung seperti pantai Oetune di Kualin dan Fatuun di Kolbano.Â
Potensi-potensi ini tidak boleh dibiarkan menjadi  rentan pada bahaya bencana, karena di sinilah hidup warga disandarkan.  Pemda TTS harus menyadari ini.Â
Paul Mella sebagai Bupati dua periode belum menunjukan perubahan signifikan pada bencana banjir yang melanda warga Toineke dan Oehani selama 10 tahun memimpin. Pada pemilu Bupati akhir 2018 lalu, TTS memiliki pemimpin baru pada pasangan Epi Tahun-Army Konay. Â
Desa Toineke dan Oehani merupakan bagian dari daerah pemilihan IV TTS yang mencakup kecamatan Amanuan Selatan, Noebeba, Kualin, Kuanfatu dan Kolbano. Ada delapan kursi DPRD TTS dari dapil ini.Â
Siapapun yang terpilih April nanti, 8 orang ini harus menjadikan banjir Toineke Oehani sebagai salah satu agenda perjuangan di DPRD TTS lima tahun ke depan.Â
Pada awal Januari ini, ada seorang caleg incumbent DPR RI mengunjungi warga Toineke dan menyinggung rencana normalisasi kali Noemuke. Saya berpikir, mungkinkah normalisasi dilakukan dengan APBN? Entahah.Â
Anyway, dari manapun sumber dan oleh siapapun, warga Toineke dan Oehani layak mendapat perhatian atas hak suara mereka dalam pemilu, baik pilbup maupun pileg. Â Jika tidak, kasihan benar, nasib mereka tidak berubah dari pemilu ke pemilu.Â
Sumber;Â