Mohon tunggu...
Marta Cintia
Marta Cintia Mohon Tunggu... -

cogito ergo sum :D

Selanjutnya

Tutup

Foodie featured

Filosofi Klepon, Lambang Kesederhanaan hingga Keuletan

18 Juni 2012   13:11 Diperbarui: 22 Juli 2020   07:56 14224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau tahu lagi apa berikutnya? Pernah liat gimana proses perebusan klepon? Yup, ga jauh beda sama bikin bakso.

Klepon yang belum matang itu begitu di masukkan ke dalam air bersuhu 100 C akan tenggelam baru kemudian setelah beberapa saat dan mulai matang klepon akan naik keatas.

Menjalani hidup itu ga bisa sekonyong–konyong mengharapkan diri langsung berada di atas. Mari berproses. Digodog dulu, nahan panas dulu, trus perlahan bangkit dan mencapai puncak teratas. Bukan begitu?

Ada hal lain yang menarik lagi dari klepon. Dia mahluk polos yang cukup menarik. Tiap kemunculannya, si klepon ga mungkin cuma tampil ijo, polos, bulet gitu aja to? Ada kelapa setengah tua yang diparut tanpa kulit luarnya dengan teknik memanjang.

Nih juga jadi pelajaran, boleh terlihat polos. Sah-sah aja. Tapi jangan polos-polos amat. Kita perlu sedikit ornamen penghias kepolosan baik secara intrinsik atau ekstrinsik. Ga cukup modal penampilan tapi juga perkaya ilmu, wawasan, pengetahuan.

Klepon dapat diklasifikasikan kedalam mahluk ga hidup yang ga egois. Dia mau berbagi. Coba bayangin pernah liat klepon yang dijual secara individu? Enggak kan?

Minimal ada 4 klepon desek-desekan dalam satu porsinya. Lebih parah lagi kalau beli di pasar. Kleponnya udah kayak penghuni rumah susun, banyak banget penghuni klepon dalam satu kemasan.

Mari tengok klepon yang mau berbagi. Hidup adalah untuk berbagi. Tidak egois. Mari hidup berdampingan dengan oranglain.

Harus selalu baru, jangan simpen lama-lama. Inilah keunikan klepon yang terakhir. Idealnya klepon hanya bisa dikonsumsi selama kurun waktu 6 jam saja. Dalam jangka waktu ini klepon masih fresh. Lebih dari 6 jam kemungkinan klapanya udah basi dan ga enak dimakan.

Nah, begitupun kalu kesel, marah, cemburu, galau, sakit hati jangan simpen lama-lama. Cepet telan habis dan keluarkan. Kalau nggak bisa basi! Bikin sakit perut! Bahkan lebih parah lagi bisa meningkatkan resiko serangan jantung! Nah lo.. takut nggak??

Well, mengenali dengan baik apa yang dimakan adalah nilai plus penikmat kuliner. Ketahuilah apa yang baik dan pantas kau makan. Ga selamanya yang baik dimulut baik diperut. Salam Klepon :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun