Langkah kecil menjelajah tanpa peta
Menggapai permata yang tak kunjung bertemu
Tersimpan ribuan misteri tak sanggup kuterka
Dipersimpanganpun kian terasa rumit
Sementara jalan keluar tak terlihat ujungnya
Ingin menakar kemana ka dibawa
Tapi disatu titik
Akal dan rasa berdebat dan berbeda pilihan
Akal yang membangun beragam kriteria
Runtuh terserak jatuh ketika rasa telah memilih
Dikala misteri mulai terungkap satu persatu
Ada rindu yang tak sempat bersambut
Tutur hati yang tak terungkap
Ada rangkaian kata tak bisa dengan aksi
Bermaksud makna yang sempurna
Tapi hati lihai tuk sembunyikan
Pagi merekah berlambang harapan
Lembayung senja bertumbuh membawa lara
Embun menyilaukan mengingatkan rindu
Disana anganku terbayang oleh senyummu
Ditemani alunan shimpony nan merdu
Membuai hati dengan tenang teduh
Satu nama disudut hati
Selalu terucap pada sang Causa Prima
Tak mudah diusir pergi
Rindu direlung hati, Meradang di selasar kalbu
Berkawan dan tersipu malu dengan waktu
Ingin hati bercengkrama dan bersua
Meredam dan mengadu rindu
Namun semesta mempertukarkan jarak
Sang Khalid pun demikian
Berkata untuk “menunggu”
Rindu yang semakin membara
Kusampaikan lewat untaian syair
Terlantun lembut dan indah dalam doa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H