Dari mana susu ini keluar, padahal kita tahu bahwa bangsa burung tidak memiliki kelenjar mammae atau kelenjar susu? Ternyata, kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar susu merpati adalah organ tembolok. Dalam kondisi normal tembolok berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Fungsi ini beralih ketika merpati memasuki masa mengeram dan menyusui. Itulah sebabnya mengapa merpati puasa saat mengeram, karena perubahan fungsi tembolok sudah dimulai pada saat itu. Hal ini sekaligus menjadi penjelasan, kenapa pasangan merpati tidak dapat menyimpan cadangan makanan dalam temboloknya selama masa mengeram, sehingga mengakibatkan penurunan berat badan yang cukup drastis.
Proses pembentukan susu merpati, dimulai sesaat setelah mata merpati melihat ada telor di dalam sarang. Selanjutnya informasi tersebut langsung dikirim ke otak. Informasi diolah di otak, kemudian otak merespon dengan memerintahkan tubuh untuk mensekresi hormon prolaktin dalam darah. Hal ini telah diperkuat dengan suatu uji coba mempergunakan buatan. Kandungan prolaktin dalam darah ternyata dapat ditemukan pada merpati yang tidak sedang bertelur ketika diletakkan benda mirip telur dalam sarangnya.
Hormon prolaktin inilah yang selanjutnya bertanggung jawab terhadap pembentukan susu merpati. Tahap pembentukan susu merpati dalam tembolok dimulai dengan adanya penebalan lapisan-lapisan pembentuk dinding tembolok. Tembolok yang berfungsi menyimpan cadangan makanan bagian dalamnya berbentuk kantong atau lumen. Penebalan lapisan dinding tembolok menyebabkan kantong atau lumen tembolok menjadi semakin sempit. Ketebalan akan semakin tinggi dan mencapai ketebalan maksimal menjelang telur-telur merpat menetas.
Bapak pun menyusui
Hakikat susu merpati sesungguhnya adalah hasil peluruhan lapisan paling atas dari beberapa lapisan penyusun dinding tembolok yang mengalami penebalan. Lapisan yang meluruh tersebut berubah menjadi cairan yang terkumpul dalam rongga tembolok dan siap untuk disuapkan pada anak merpati yang baru menetas. Selain dengan cara disuapkan, terkadang anak-anak merpati yang kelaparan mengambil sendiri susu merpati dari paruh induknya.
Pembentukan susu merpati ini tidak hanya terjadi pada merpati betina saja, melainkan juga terjadi pada merpati jantan, sehingga pekerjaan menyusui ini tidak hanya dilakukan oleh merpati betina saja, melainkan juga oleh merpati jantan secara bergantian. Pemberian susu merpati ini dilakukan selama hampir sebulan.
Setelah seluruh lapisan paling atas dari dinding tembolok habis diluruhkan, luas rongga tembolok hampir berangsur-angsur kembali seperti semula. Selanjutnya fungsi tembolok kembali lagi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Sedangkan secara hormonal perubahan kandungan estrogen dalam darah yang semula meningkat juga mulai menurun, demikian pula dengan kadar prolaktin dalam darah akan menurun pula. Pada masa-masa tersebut anak-anak merpati biasanya sudah mampu mandiri, makan sendiri makanan berupa biji-bijian.
Dari sini kita dapat melihat bahwa dalam kehidupan yang semakin berat dan penuh persaingan, pasangan merpati mampu bertahan hidup dengan cara kerjasama dalam membagi beban. Seberat apapun merawat dan membesarkan anak, akan terasa ringan bila dikerjakan secara bersama-sama. Pekerjaan mengeram dan menyusui yang dilakukan oleh merpati jantan, ternyata tidak membuat harga diri si jantan jatuh, melainkan justru menjadikannya suri tauladan bagi pria sejati.
Catatan:
Pernah dimuat di Majalah Intisari Bulan November 2008