Mohon tunggu...
Machmud Yunus
Machmud Yunus Mohon Tunggu... lainnya -

Suka menulis fiksi (novel dan cerpen), dan non fiksi. Sarjana Biologi lulusan FMIPA Universitas Brawijaya ini memiliki ketertarikan lebih pada bidang kesehatan, flora-fauna, iptek, wirausaha dan keuangan. Mudah dihubungi di www.facebook.com/yunusmachmud

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merpati Yang Tak Kenal Poligami

3 September 2012   07:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58 8633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merpati melambangkan banyak hal. Perdamaian misalnya. Merpati juga simbol cinta kasih. Namun, yang abadi, merpati adalah kisah panjang tentang kesetiaan cinta, cinta sejati.

Ia menjadi inspirasi kehidupan. Namun, meski lama menjadi suri tauladan umat manusia, misteri perilakunya masih sangat luas untuk dikaji lebih mendalam. Dari merpati kita bisa belajar banyak tentang arti mencintai, kesetiaan dan keikhlasan berbagi beban dengan pasangan.

Bayangkan, masa berpacaran, lalu mengucap janji setia, sampai akhirnya mati, semuanya tak hanya sekedar bunga kemesraan semata. Pasangan merpati melewati saat demi saat dengan selalu berdua. Bersama mereka mengerjakan tugas suami-istri, satu sama lain saling mendukung. Sungguh bikin iri kita, manusia.

Membuat sarang berdua

Ketika seekor merpati beranjak dewasa, ia mulai mencari pasangan lawan jenis. Seperti dilakukan oleh semua bangsa burung, jurus-jurus cinta dilakukan dengan berbagai cara untuk memikat calon pasangannya. Biasanya merpati jantan akan mengibas-ibaskan sayapnya, memamerkan keindahan bulu-bulunya, dan akan terus berusaha mendekat kemanapun si betina pergi.

Apabila cinta si jantan diterima, biasanya perilakunya akan semakin agresif, yakni dengan berusaha mencium si betina. Cara berciuman mereka agak mirip dengan cara berciuman manusia, saling mematuk dengan patukan yang penuh kelembutan.

Berbeda dengan hewan-hewan lain, burung merpati kurang suka berganti-ganti pasangan. Apalagi berpoligami. Sekali pilih pasangan untuk seumur hidup, kecuali bila ada salah satu yang mati terlebih dahulu. Atau dipisah kandang oleh si empunya, bila itu merpati piaraan.

Setelah menemukan pasangan yang saling suka, biasanya mereka akan segera membuat sarang. Aktivitas membuat sarang dilakukan dengan merajut lembar demi lembar rumput-rumput kering. Sarang dibuat di atas pohon yang rimbun untuk menghindari tetesan air hujan dan terik sinar matahari. Uniknya, jika pada burung lain, aktivitas membuat sarang biasanya dilakukan oleh si jantan saja, pada merpati, sang betina pun ikut repot membantu.

Nah, apabila sarang yang ideal sudah siap huni, berarti saatnya untuk melangsungkan pernikahan, eh perkawinan.

Masa-masa bulan madu

Masa-masa terindah dalam kehidupan sepasang merpati adalah masa-masa bulan madu. Mereka bersuka ria sepanjang hari dan beberapa kali melakukan aktivitas seksual, sebelum akhirnya si betina memasuki masa bertelur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun