Mohon tunggu...
Ayudhia Virga
Ayudhia Virga Mohon Tunggu... Lainnya - Unnecessary Human Being

Everyone is try to outwoke everyone.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Daily Dose of Lethargic Conversations #1

12 Maret 2016   09:14 Diperbarui: 12 Maret 2016   16:34 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daily dose of lethargic conversations. (#1) Monday. 11.20/ Device : Smartphone via Whatsapp

I : Belakangan 11.11 udah shifting meaning di kepala gw. Mungkin saking seringnya. Tapi sedih sih, itu bukan lagi kaya pesan yang WOW, tapi simply biological clock aja, In a ridiculously precise way. Apa yang salah ya?

A : Semantic Satiation

I : Elaborate

A : Bahagia yang berulangkali dirasakan akan menyebabkan bahagia itu kehilangan maknanya. While kita sama-sama tau nih, seberapa berarti makna kebahagiaan. Something yang segitu besar aja, bisa tiba-tiba meaningless saat diulang. Menurut gw. emang perlu ditambahin satu lagi elemen penting dalam koleksi primordial matter kita, selain “Cinta” dan “Waktu”. Ada yang namanya “Bosen”

Terlahir membosankan, tapi malah dikutuk punya rasa bosan.. kurang tragis gimana. Kebayang ngga sih lo. Sesuatu yang kayanya jadi tujuan hidup semua orang, besar banget, se-agung kebahagiaan aja masih bisa bikin lu bosen.

"Bosen gw bahagia.." anjirr.. Power!

I : Lubang hitam berjalan. Shit lah emang manusia. Sama seperti suatu saat nanti, elo mungkin juga akan bosen dengerin gw *Eaaaaa Baper*

A : Makanya gw ngga pernah mau ‘pegang’ cuy. Perasaan idealnya ngga pernah gw bawa turun ke realitas.

I : Perasaan idealnya ngga pernah gw bawa turun ke realitas? Gimana, ucapin lagi deh. Kalimat elo ngablu berat.

A : Iya itu. Perasaan idealnya ngga pernah gw bawa turun ke realitas.

I : Perasaan Ideal? Turun ke Realitas? Emang ada perasaan ideal dan tidak ideal? Ngga pernah di bawa turun ke realitas, jadi selama ini dia dimana? Hahahahah.. gw ngga pernah nemuin kalimat sengablu itu.

A : Tapi gw tau lo ngerti. Kaya gini misalnya :

“Makanlah sebelum lapar, berhentilah sebelum kenyang..” Nah itu apa maksudnya. Bentuk perasaan paling idealnya ngga pernah di bawa turun ke alam realitas. Doi diatas sana jangan di tarik ke level kita, supaya selalu jadi tujuan. Contoh yang ga kalah absurd. Indomie goreng. “Satu kurang, Dua kebanyakan.”

I : Yaudah 1 ½ kalo gitu.

A : Never be the same cuy. Takerannya itu ngga pernah pas. Karena peruntukan kuota bumbunya cuma pas untuk 1 porsi dan kelipatannya. Saat lo taker sendiri bumbu 1 porsi untuk ½. Rasanya ngga pernah pas. Pasti ada aja yang aneh. Setelah diaduk, adalah bagian-bagian mie nya yang ngga kena bumbu, kaya masih warna putih gitu.

I : Tapi gw tiba-tiba takut cuy.

A : Takut apaan?

I : Takut laper terus, tapi takut kekenyangan juga hahahha

A : Kalo lo punya rasa lapar sebesar lautan, gw sih yakin lo pasti punya perut yang seluas samudra juga.

I : Jam 13.00, alarm gw bunyi dan tertulis : Back to work. Its funny, even gw lagi ngga disana, gw bisa tau situasi di cafe tempat gw biasa istirahat. Siapa aja yang lagi nongkrong disitu. Teman-teman kantor gw yang lagi berlomba untuk sebacabs (*sebatang cabuts). Fucking Mundane.

Kalau ada orang yang bisa predict future, itu bukan dia yang hebat, itu cuma semesta yang lagi terjebak dalam rutinitasnya sendiri. Semesta yang bosen, kasih bocoran soal gejala. Bahkan si Maha yang paling Maha juga bisa terjebak di fucking mundane. Oh, of course, Dia si Maha Mundane juga. Si Maha juga bisa kebosenan. Itu aja sih. Nothing special.

A : Nothing special tapi segitu spesial juga disaat yang bersamaan.

Menurut gw, manusia dibilang lebih sempurna dari malaikat, justru karena kita ngga sempurna. Dan malaikat itu ngga sempurna, justru karena mereka itu terlalu sempurna cuy. Disuruh A dia lakuin A. disuruh B dia lakuin B. di suruh C udah pasti dia lakuin C. Aduh cuy, itu dimana part seru nya? Fucking Mundane di semua ke sempurnaannya sendiri, saking semua-semuanya sempurna akhirnya balik lagi jadi hal biasa. Ya ngga sih?

Kaya lo harusnya juga punya kombinasi ‘ngehek’ di selah-selah hati yang penyayang. Brengsek tapi juga pingin baik.. Baik tapi juga pingin brengsek. Kalau mau pilih diantara, gimana? emang, siapa yang larang. Orang si Doi juga begitu. Seperti kekasih (menyiratkan kesetaraan) tapi disisi lain mengharuskan bersujud, sampai wajah rata dengan tanah (menyiratkan absolute devotion). Maha BM. (baca : banyak mao)

Doorrrr!

#Np : Zayn Malik - Pillowtalk

Daily Dose of Lethargic Conversations adalah sebuah dokumentasi percakapan sehari-hari yang di transkrip dari beragam media (aplikasi whatsapp, e-mail, perbincangan tatap muka). Dimaksudkan sebagai upaya pembacaan realitas keseharian yang remeh temeh. Atau dalam term yang tidak ambisius sama sekali, sekedar memberi bentuk pada percakapan-percakapan ‘uncanny’ yang ternyata do exist di tengah keseharian kita. Ditulis kembali dengan bahasa sehari-hari, sebagaimana adanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun