Mohon tunggu...
Macharel JayaSyahputri
Macharel JayaSyahputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Risiko dari Mikroplastik dalam Produk Farmasi dan Dampaknya Bagi Ekosistem di Wilayah Perairan

22 Desember 2024   13:15 Diperbarui: 22 Desember 2024   13:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

            Sejak pertamakali di produksi mulai tahun 1950 sampai sekarang, Plastik telah menjadi salah satu material yang digunakan oleh masyarakat untuk kemasan. Hal ini disebabkan oleh berbagai sifat plastik yang sangat menguntungkan, seperti ringan, kuat, tahan terhadap pecah dan karat, serta harganya yang relatif murah dan mudah didapat. Plastik juga memiliki kemampuan untuk melindungi produk dengan baik, sehingga menjadi pilihan utama dalam berbagai industri, terutama untuk kemasan. Namun, meskipun plastik menawarkan banyak keuntungan praktis, kebiasaan masyarakat yang terus-menerus menggunakan plastik sebagai kemasan tanpa mempertimbangkan dampaknya telah menimbulkan masalah serius bagi lingkungan. Limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik sering kali mencemari tanah, air, dan laut, serta menyebabkan kerusakan ekosistem yang sangat sulit diatasi (Muharrami, 2013). Limbah plastik yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat Terurai menjadi fragmen kecil yang dikenal dengan istilah mikroplastik. Mikroplastik merujuk Pada partikel plastik yang ukurannya lebih kecil dari 5 mm. Secara umum, mikroplastik dibagi menjadi lima jenis berdasarkan bentuknya, yaitu serat, filamen, fragmen, busa, dan granula. Selain itu, mikroplastik juga dikelompokkan berdasarkan ukurannya, yaitu mikroplastik besar ukuran 1-5 mm dan pada mikroplastik yang kecil berukuran kurang dari 1 mm.

Isi

Industri farmasi memanfaatkan plastik dalam berbagai bentuk, mulai dari bahan tambahan dalam pembuatan sediaan farmasi hingga kemasan obat yang terbuat dari plastik. Bahan-bahan seperti polietilen dan polipropilen sering digunakan dalam formulasi tablet atau kapsul, berfungsi sebagai pengikat dan pelapis yang meningkatkan stabilitas fisik dan kimia produk. Penggunaan plastik tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga  memberikan perlindungan terhadap kontaminasi dan kerusakan, sehingga memastikan keamanan dan efektivitas obat. Setelah dibuang atau terdegradasi, plastik dari kemasan dan bahan farmasi ini bisa terpecah menjadi mikroplastik yang mencemari lingkungan, terutama perairan. Mikroplastik yang tersebar di perairan tidak hanya menumpuk di permukaan air, tetapi juga dapat menyebar hingga ke dasar substrat sungai, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti densitas, muatan permukaan, potensi penggabungan, serta faktor biotik dan abiotik. Penyebaran mikroplastik ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem, mengingat ketahanan plastik yang sangat tinggi dan kemampuannya dalam menyerap polutan berbahaya. Selain itu, mikroplastik mengandung bahan kimia beracun dan karsinogenik yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan. perairan serta berdampak buruk bagi organisme yang ada di. Bentuk dan ukuran mikroplastik hampir serupa dengan plankton, sehingga mikroplastik dapat dengan mudah tertelan oleh organisme perairan. Mikroplastik yang masuk ke perairan dapat merugikan ekosistem laut. Partikel ini sering dimakan oleh organisme, mulai dari plankton hingga ikan besar, dan dapat terakumulasi dalam tubuh mereka. Ini mengganggu sistem pencernaan dan metabolisme, serta menyebabkan stres oksidatif. Selain itu, mikroplastik dapat mengikat zat-zat berbahaya, seperti logam toksik dan bahan kimia pestisida, yang kemudian terakumulasi dalam tubuh organisme laut dan masuk ke dalam rantai makanan.

Mengurangi dampak mikroplastik dalam produk farmasi memerlukan langkah-langkah yang melibatkan seluruh sektor, mulai dari produksi hingga pengelolaan limbah. Salah satu solusi adalah dengan mengembangkan sediaan farmasi yang lebih ramah lingkungan, seperti menggunakan bahan yang biodegradable dan mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan. Penggunaan alternatif kemasan yang berbahan dasar kertas atau bahan alami dapat menjadi pilihan untuk mengurangi ketergantungan pada plastik. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah farmasi. Menggunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan dan mengelola obat kedaluwarsa dengan cara yang benar dapat mengurangi limbah farmasi yang berpotensi menjadi mikroplastik. Selain itu, diperlukan regulasi yang lebih ketat dari pemerintah terkait penggunaan plastik dalam industri farmasi untuk mendorong inovasi dan penerapan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.

Kesimpulan

            Industri farmasi menggunakan plastik dalam berbagai bentuk untuk kemasan dan bahan tambahan dalam sediaan farmasi, yang membantu meningkatkan stabilitas dan perlindungan produk. Namun, plastik yang terdegradasi menjadi mikroplastik dapat mencemari lingkungan, khususnya perairan, dan mengancam ekosistem laut dengan mengganggu organisme perairan dan mengakumulasi bahan berbahaya. Untuk mengurangi dampak ini, perlu adanya inovasi dalam penggunaan bahan yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah farmasi yang baik, serta regulasi yang lebih ketat untuk mendorong pengurangan penggunaan plastik. Edukasi masyarakat juga penting agar limbah farmasi dapat dikelola dengan tepat, sehingga dampak buruk terhadap lingkungan dapat diminimalisir.

Referensi

Muharrami, L. K. (2013). Uji Karakterisasi Tarik Dan Termal Plastik HDPE dengan Filler Abu Layang Dan Silane. Rekayasa, 6(2), 82-88.

Pradiptaadi, B. P. A., & Fallahian, F. (2022). Analisis kelimpahan mikroplastik pada air dan sedimen di Kawasan Hilir DAS Brantas. Environmental Pollution Journal, 2(1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun