Mohon tunggu...
Old Imp
Old Imp Mohon Tunggu... Administrasi - Penyeimbang

Urlicht

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jendral di Balik Saracen

28 Agustus 2017   19:09 Diperbarui: 29 Agustus 2017   11:54 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

FV603 Saracen adalah kendaraan jenis APC (Armored Personnel Carrier) buatan Alvis yang digunakan British Army. Kendaraan jenis ini banyak digunakan oleh tentara kerajaan Inggris dalam mengamankan wilayah jajahannya yang luas setelah perang dunia kedua. Mulai diproduksi tahun 1952 Saracen menjadi standar APC Tentara Inggris hingga digantikan oleh FV432 pada tahun 1963.

Masuknya Panser asal Inggris ini ke Indonesia tidak dapat dipisahkan dari Misi Nasution -- Yani dalam rangka melengkapi persenjataan Indonesia dalam operasi Trikora. Jendral A. Yani mendapat tugas keliling Eropa untuk pengadaan alutsista. Nasib manusia memang tidak bisa diramal dan saya pun yakin tidak akan terbersit dalam pikiran Jend. A. Yani ketika menandatangani nota kesepakatan pembelian Saracen dengan Inggris ia sebenarnya sedang membeli "mobil jenazah" bagi dirinya.

Panser Saracen itu menjadi "Terkenal" setelah peristiwa 1 Oktober 1965. Gerakan yang kemudian dikenal sebagai G30S/PKI. Panser-panser itu juga yang digunakan TNI AD mengepung Pangkalan TNI AU di Halim Perdanakusuma pada 2 Oktober 1965. Salah satu panser dinaiki Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, komandan RPKAD yang turun langsung memimpin pergerakan pasukan ke Halim

Tiga hari setelahnya, tanggal 5 Oktober yang seharusnya diperingati sebagai HUT ABRI itu, panser Saracen dikerahkan lagi. Namun kali ini tidak untuk mengunjuk kebolehan bertempur melainkan membawa jenazah para korban peristiwa 1 Oktober 1965. Pahlawan Revolusi dibawa dengan Saracen menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata. Adegan yang diabadikan di bagian akhir film penumpasan pengkhianatan G30 S PKI. Ironisnya salah satu dari jenazah tersebut adalah Jendral A. Yani sendiri.

 "Peti-peti jenazah diletakkan di atas panser-panser dengan dikawal para perwira tinggi dan pasukan RPKAD. Panser-panser ini adalah peralatan yang dibeli bapak dalam Misi Yani," kata Amelia Ahmad Yani dalam biografi ayahnya, Profil Seorang Prajurit TNI.

Akankah sejarah terulang kembali?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun