Memasuki musim hujan tahun ini Indonesia dihantam anomaly cuaca efek La Nina, fenomena alam yang menyebabkan curah hujan diatas rata-rata hingga mengakibatkan banjir di sebagian daerah. Di saat yang saya musim kampanye membuat musin hujan yang harusnya dingin dan sejuk menjadi panas membara. Panas yang melebihi pilkada manapun dalam sejarah Dan semua ini karena satu orang, maka wajar kalau anomaly ini kita sebut La Ahok. Selah satunya yang terkena gerahnya La AHok tentunya mantan presiden tercinta kita.
Bakat terpendam SBY
Jiwa seni SBY sudah tidak diragukan lagi, 10 tahun masa jabatannya menciptakan 40 lagu dan menelurkan (ayam kali betelur) 5 Album. Musisi sekalipun jarang ada yang bisa menyaingi prestatsi tersebut. Untuk itu SBY layak mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai pencipta lagu terbanyak. Namun ada bakat seni lain yang mungkin belum banyak yang tahu karena seni ini memang baru muncul tahun-tahun belakangan ini, Stand up Comedy.
Ah masak? bukannya SBY biasanya mellow kok malah dibilang Lawak? Namanya juga bakat terpendam, banyak yang tidak tahu karena… ya terpendam, jadi harus digali dulu. Sebab joke-joke SBY itu tidak sepontan namun tersusun rapid an cermat dalam setiap pidato kenegaraan maupun konperensi pers. Saking rapi dan cermatnya sering tidak bisa ditangkap oleh orang kebanyakan. Baru setelah di upload ke youtube dan ditonton berkali-kali atau dimuat di media massa orang mulai menyadari kelucuannya. Bukti teranyar adalah konperensi pers yang dilakukan tanggal 2 Nopember kemarin baru membuat saya tertawa terpingkal-pingkal tanggal 3 Npember. Singkat kata Mukidi pun lewat kalau anda sudah bisa menikmati joke SBY. Kata teman bule saya Joke SBY is an acquired taste.
Intelligent failure vs Intelligent error.
SBY menuduh Intel yang lapor demo 4 November itu didanai parpol ngaco dan menghina. Terus darimana SBY mendapatkan kesimpulan intel ngaco? Apakah SBY pakai intel juga? Ternyata tidak bro. SBY ngorek-ngorek sendiri. Dan kalau kita telusuri kejadian sebelum konpers ini SBY diketahui menemui Wiranto dan JK, padahal Wiranto dan JK bukan intel. Maka hanya bisa disimpulkan SBY sekarang sudah menjadi Intel independent. Lalu apakah prestasi SBY sebagai intel itu sama baiknya dengan prestasi dalam seni cipta lagu?
Dalam contoh yang diberikan SBY ada yang namanya intelligent failure yaitu bilangnya demo 500 orang tahu-tahu muncul 50.000 orang. Itu betul, karena kalau bilangnya 500.000 terus yang nongol 5.000 itu namanya intelligent Mark Up. So far so good. Lalu bedanya Intelligenterror apa? Nanti saya jelaskan di bawah.
Kalau tidak ingin negara terbakar marah, Ahok harus di proses hukum.
Setelah menyalahkan intel Jokowi, SBY mulai nengemukakan hasil intel versi beliau yaitu menganggap Demo 4 Nopember Besok yang dikenal dengan sandi: Operation Horse Eid adalah bentuk pelampiasan kemarahan sebagian orang kepada Negara karena Ahok tidak diproses hukum. Ahok dianggkap kebal hukum, untouchable. Apakah kesimpulan itu yang didapat dari SBY lewat blusukan dengan Wiranto dan JK. Rasanya tidak, saya lebih cenderung pada SBY mengambil dari tulisan-tulisan bhoker di Kompasiana (Yey, banggalah kompasianer angry bird, SBY ternyata baca tulisan anda semoga diundang ke pesta memasuki rumah baru nanti).
Namun apa yang terjadi adalah pernyataan SBY langsung di bantah Kapolri bahwa proses hukum Ahok sudah dan sedang berlangsung. Justru Ahok sendiri sudah datang menjelaskan dengan sukarela dan malah Beib, Panggilan sayang kepada Imam Besar, yang mangkir dari panggilan Polisi. Tentunya bagi Beib, kalau terlalu cepat datang ke polisi maka tidak ada alasan lagi untuk Demo 4 Nopember dan kalau tidak Demo bagaimana dengan dana Rp 10M? Lebih jauh pak Tito menyatakan Jokowi jangan didesak-desak karena kalau Jokowi suruh-suruh Ahok cepat-cepat diproses itu juga bentuk intervensi lho.
Sebagai Juri reality showIndonesia Mencari Intel: saya menilai prestasi SBY dalam hal intel ontel ini masih dalam tahap intelligent error. Sorry Bro, I have so say NO.
Sindiran Berkelas SBY
SBY selain lawakan yang berkelas juga seorang yang jago nyindir, sindirannya itu juga halus, saking halusnya kadang tidak langsung ketangkap sama yang disindir kecuali yang disindir makhluk halus. Setidaknya ada 3 sindirian dalam pidato SBY kemarin.
Survey Kedai Kopi
Belum lama ini survey yang diadakan Kedai Kopi memberikan nilai elektabilitas yang rendah pada pasangan petahana dan angkanya 11-12 dengan paslon lainnya. Padahal menurut survey-survey lainnya elektabilitas Petahana masih di kisaran 40-45%. Seletalah di teliti ternyata hitungan gak cocok, jumlah sample melebihi 100%. Kalau hanya 99.99% atau 100,01% masih bisa ngeles pembulatan. Tapi bedanya sampai 30% gimane ceritenye. Setelah ketahuan bo’ongnya tiba-tiba diralat bahwa yang dipublikasi memang salah bukan versi final. Wuih, belum final kok sudah ditayangkan, emang publish artikel di Kompasiana bisa seenaknya. Karena itu SBY pun menyindir lewat pernyataan: Kalau demo tanpa anarkistis saya setuju 300%. Lho kenapa 300%? Oalah pakai nanya lagi, 100% buat Agus, 100% buat Ahok, 100% buat Anies. Fair kan? Khas Demokrat sekaleee.
Cut and paste ala SBY
Dalam pidato tersebut SBY meminta wartawan tidak memenggal-menggal pernyataannya. Sindiran ini tentunya ditujukan kepada SBY lain yakni Si Buni Yani yang memenggal-menggal video Ahok di Pulau Seribu kemudian diupload dengan komentar propokatip.
Intel Error
Nah di atas sudah dijelaskan SBY sering membaca tulisan Agry Bird. Tentu beberapa waktu lalu Kompasiana sering error menyebabkan SBY susah log in dan mencari bahan referensi intelnya. Maka lewat istilah Intelligent error SBY menyindir Komapsiana yang sering error. Piss yo admin jangan diambil hati nanti minta jantung lagi wakkakka.
Kesimpulan Lebaran Kuda
Wah ini rekor tulisan saya yang terpanjang, karena ada begitu banyak kelucuan yang mau saya share tapi lebih apdol jika dibaca sendiri pidato lengkapnya atau tonton di youtube dan menemukannya sendiri Sebagai penutup OI56 dari MI6 mau berbagi sedikit ilmu intel ontel. Dari pidato panjang lebar sebenarnya inti pesannya simple sekali. Kesimpulan yang singkat, padat, tepat, dari pidato panjang SBY kemarin adalah:
Premise 1: Kalau (tuntutan) saudara seluruh Tanah Air tidak didengar, diabaikan, sampai lebaran kuda pun masih akan ada unjuk rasa
Premise 2: Ini pengalaman saya, selama 10 tahun saya jadi Preside (+5 tahun jadi Menteri) banyak unjuk rasa (ada terus).
Kesimpulan: Saya tidak pernah mendengar/mengabaikan tuntutan saudara seluruh Tanah Air selama 10 tahun (15 kalau yang menteri dihitung juga)
Dan yang paling penting tulisan ini tidak ada hubungannya dengan Pilgub DKI 2017, Tidak ada hubungannya dengan majunya Agus – Silvi, Ahok – Djarot, Anies – Uno. Sekali lagi saya katakan TIDAK…….!!!!
Beneeer, Suweeer kewerr kewwweeeer.
3 November 2016
Barney
Just use your imagination
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H