Mohon tunggu...
Cindy Veronica
Cindy Veronica Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Antara Ahok dan Ranieri

8 Maret 2017   21:39 Diperbarui: 8 Maret 2017   22:14 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, itulah yang diterapkan Ahok saat membangun sistem birokrasi yang baik, yaitu memberikan kepercayaan kepada mereka yang belum dapat kesempatan tetapi mempunyai potensi untuk berkembang lebih baik. Bahkan seorang camat diangkat menjadi kepala dinas dan berhasil menunjukkan hasil yang baik.

Kepercayaan adalah sebuah nilai yang tidak bisa diukur, belum pernah ada sebuah ilmu mengukur rasa sebuah kepercayaan. Itulah yang harus dijaga seperti Ahok, meskipun saat ini sedang berhadapan dengan berbagai masalah akibat dari "kekurangan" nya dalam menjaga "mulut" tetapi kepercayaan rakyat Jakarta terhadapnya masih ada yaitu berhasil mengumpulkan 43% suara pemilih dalam Pilkada DKI yang baru saja dilangsungkan dan berhasil ke putaran kedua.

Ahok bukan saja menjaga kepercayaan dari rakyat Jakarta saat bekerja, tetapi sebagai pemimpin dia juga menjaga kepercayaan dari bawahannya, contoh, memberikan jaminan UMR yang layak serta fasilitas KIJ, KIS dan gratis Transjakarta untuk pasukan oranye, memberikan tunjangan kerja yang termasuk besar disesuaikan dengan prestasi kerja kepada bawahannya. Semua ini mengubah cara dalam pelayanan dan birokrasi di Jakarta sehingga ada harapan bahwa Jakarta bisa bersih dari korupsi.

Ranieri juga demikian, kepercayaan yang diberikan kepadanya membuat dia bekerja dengan keras dan membuat perombakan, tetapi yang paling nyata adalah kepercayaan pemain kepadanya-lah yang memberikan Ranieri bisa mengarahkan segalanya dengan baik sehingga berhasil memperoleh hasil yang maksimal yaitu menjuarai Liga Premier Inggris 2015-2016.

Kondisi berbeda saat mulai memasuki musim kedua dibawah kepemimpinannya, pemain Leicester seperti kehilangan kepercayaan terhadapnya, hasil yang buruk yang terus melanda Leicester City membuat rasa kepercayaan itu terus memudar yang berakibat Manajer of The Year 2016 ini harus angkat kaki dari Leicester City. Hal ini apakah kesalahan Ranieri semata ? Tidak, semua adalah bermula dari kepercayaan. Saat kepercayaan itu memudar, visi yang indah dan bagus tidak akan bisa direalisasikan.

Claudio Ranieri mungkin saja menjadi sosok yang saat ini kecewa dengan apa yang dia alami tetapi sejarah yang telah dia torehkan dalam klub Leicester City tidak akan hilang sampai kapan pun. Pemain yang pernah dibawah asuhannya tidak akan menyangkal bahwa mimpi indah itu pernah ada pertama kali bersama Ranieri.

Mereka berdua melakukan hal yang pada awalnya dianggap mustahil dan berhasil membuktikan bahwa dengan adanya kepercayaan, sebuah mimpi yang indah bisa terwujud. Mereka melakukan perubahan yang disaksikan, dirasakan oleh banyak orang.

Apakah setelah ditinggal Ranieri dengan posisi seperti sekarang, Leicester City bakalan hancur ? Tidak ada yang tahu pasti, semua berpulang kepada pemain, asisten pelatih, pelatih, dewan komisaris dari Leicester City tersebut termasuk juga para fans apakah mereka mempercayai manajer baru yang dipilih ? Apakah manajer yang baru bisa mampu mengemban amanah kepercayaan yang diberikan ?

Jakarta tidak seperti klub sepakbola Leicester City, Jakarta jauh lebih komplex dari sebuah klub, butuh manajerial yang tangguh, butuh transparansi, butuh yang bebas dari godaan korupsi. Semua terpulang kembali kepada rakyat Jakarta sendiri, apakah akan tetap memberikan kepercayaan kepada Basuki Tjahaja Purnama untuk melanjutkan kepemimpinan lima tahun kedepan ? Atau sudah saatnya tongkat pimpinan diserahkan ke pemimpin baru yaitu Anies Baswedan - Sandiaga Uno ?

Anda lebih tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun