Mohon tunggu...
MUHAMMAD MASHUM ABRORI
MUHAMMAD MASHUM ABRORI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

𝙎𝙖𝙮𝙖 𝙈𝙪𝙝𝙖𝙢𝙢𝙖𝙙 𝙢𝙖'𝙨𝙝𝙪𝙢 𝙖𝙗𝙧𝙤𝙧𝙞 𝙋𝙧𝙤𝙙𝙞 𝘿3 𝙠𝙚𝙥𝙚𝙧𝙖𝙬𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙞𝙫𝙚𝙧𝙨𝙞𝙩𝙖𝙨 𝙣𝙖𝙝𝙙𝙡𝙖𝙩𝙪𝙡 𝙪𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙨𝙪𝙧𝙖𝙗𝙖𝙮𝙖 𝘼𝙣𝙜𝙠𝙖𝙩𝙖𝙣 2022 🅶🅾🅾🅳 🅻🆄🅲🅺

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada AKI pada Kasus Anak Balita

26 Oktober 2022   18:02 Diperbarui: 29 Oktober 2022   11:07 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Waspada AKI pada kasus anak balita

Acute Kidney Injury (AKI) merupakan salah satu komplikasi serius yang muncul pada pasien-pasien kritis yang disebabkan adanya penurunan fungsi ginjal. Hal ini berkaitan erat dengan meningkatnya angka mortalitas dan risiko untuk terjadinya chronic kidney disease (CKD).

Perlu diketahui ginjal merupakan organ penyaring pada tubuh. Jika fungsi ini terganggu, racun atau zat yang seharusnya keluar dari tubuh menjadi tidak dapat dikeluarkan dan membahayakan tubuh. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum melalui pemeriksaan darah dan/atau penurunan sampai tidak ada sama sekali produksi urin.

Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun terjadi peningkatan terutama dalam dua bulan terakhir. Per tanggal 18 Oktober 2022 sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, paling banyak didominasi usia 1-5 tahun.

Angka kematian yang tinggi dari adanya dugaan kasus obat sirup menyebabkan gagal ginjal ini juga membuat pemerintah dan lembaga terkait untuk terus melakukan pencarian serta penelitian terkait obat sirup. Hal yang perlu diketahui adalah AKI bukan merupakan penyakit primer dan tidak mungkin terjadi tanpa penyakit atau penyebab lain yang mendasarinya.

Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI yaitu senyawa kimia ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG) dan ethylene glycol butyl ether. Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.

Pada tubuh manusia, etilen glikol dimetabolisme dalam hati menjadi asam glikolat yang jika menumpuk di dalam darah membuat suasana darah menjadi asam (kondisi ini disebut asidosis metabolik), yang akan mengakibatkan mual dan sesak napas.

Asam glikolat ini kemudian akan diubah lagi menjadi kalsium oksalat. Nah, pada waktu yang lebih lama, kalsium oksalat ini akan membentuk kristal dan mengendap di ginjal menyebabkan kerusakan ginjal.Sebagai orang tua isu obat sirup menyebabkan gagal ginjal akut pada anak ini tentunya sangat menjadi perhatian. Tetapi kamu bisa berobat ke dokter untuk mendapatkan obat yang digerus untuk menghindari penggunaan obat sirup.

Selain itu, informasi terbaru menyatakan bahwa BPOM telah merilis beberapa obat sirup yang tidak mengandung DEG dan EG. Sehingga ini, tentunya dapat dijadikan acuan untuk memilih obat sirup mana yang sebaiknya dikonsumsi.

Masyarakat diisarankan untuk tidak panik, tenang namun selalu waspada. Bila anak sakit, pastikan cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air. Anda bisa mengobservasi gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti ada diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali, perubahan warna pada urin (pekat atau kecoklatan).

Perlunya kewaspadaan orang tua yang memiliki anak balita dengan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal).

Tugas uts bahasa Indonesia

Nama :Muhammad ma'shum abrori

Nim : 1150022014

Prodi :D3 keperawatan

Universitas Nahdlatul ulama surabaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun