Mohon tunggu...
Mochammad Abdul Muiz
Mochammad Abdul Muiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate agribussines student at UPN Veteran Jawa Timur who loves to write.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Apa Itu Window Dressing?

31 Juli 2022   13:34 Diperbarui: 31 Juli 2022   13:36 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari rti.co.id

Window dressing merupakan upaya untuk mempercantik portofolio mereka agar bisa dipresentasikan ke investor. Secara tidak langsung laporan keuangan mereka akan terlihat mendapat return yang besar dan akan menarik minat investor.

Window dressing umumnya sering terjadi di akhir tahun dan hampir dilakukan oleh semua manajer investasi di seluruh dunia. Biasanya, manajer investasi akan menjual saham dengan kerugian besar dan membeli saham dengan harga tinggi pada kuartal IV. 

Oleh karena itu, pada akhir tahun Indeks Harga Saham cenderung mengalami kenaikan. 

Apa efek terjadinya window dressing ?

Efek dari window dressing ditandaioleh kenaikan sejumlah saham berkisar antara 5-10 persen dalam 1 hari perdagangan bursa. Hal itu akan menarik minat investor untuk menaruh dananya pada perusahaan tersebut.

Secara tidak langsung, window dressing dapat menningkatkan pengembalian dana dalam jangka pendek dan biasanya berdampak negatif untuk jangka panjang.

Saham apa saja yang menarik pada periode window dressing ?

1. Saham-saham yang memiliki market cap atau kapitalisasi pasar yang besar 

Selain market cap yang besar saham-saham bluechip juga ramai diperdagangkan (liquid) sehingga menjadi incaran saat periode window dressing.

Artinya investor tidak perlu khawatir saham tersebut tidak bisa diperjualbelikan suatu saat nanti, karena banyak imvestor perorangan maupun lembaga yang memperdagangkan saham ini.

2. Saham-saham yang memiliki Uptrend pada sisi teknikalnya

Uptrend dapat diartikan suatu kondisi ketika harga saham cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu atau istilah lainnya bullish. Meski begitu bukan berarti harga saham akan terus naik tanpa turun. 

Meskipun memiliki trend naik atau sebaliknya, harga saham tetap akan mengalami kenaikan dan penurunan berkali-kali. Biasanya untuk memudahkan dalam menganalisa sisi teknikal terdapat garis support dan resisten yang berguna untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.

Oleh karena itu, kita juga harus tetap menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental untuk screening saham pada masa window dressing. Belum tentu perusahaan yang melakukan window dressing pada tahun lalu melakukannya lagi pada tahun ini.

Do your own research and don't be so skeptic.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun