Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita Alpha

8 Maret 2023   01:27 Diperbarui: 9 Maret 2023   20:47 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok/diolah dengan canva.com

Wanita Alpha

Oleh; M. Abd. Rahim

***

Baca juga: Purnama Syaban

"Raut wajah cantikmu melukiskan indah warna angkasa, tatapan indah kedua matamu melemahkan kekuatan pasangan. Suaramu yang merdu menghentikan gerak musuh, ketegasanmu telah merubah dunia menjadi indah. Seperti cahaya bulan purnama pada malam ini begitu teduh. Wahai sang kekasih kaukah itu?"

Tanya mas Al ketika malam purnama menyala, menemaniku kerja yang tak kunjung henti. 

"Lembur kerja ya?" 

"Iya sebentar kok mas!"

Baca juga: Bintang Jiwa

Terlihat sang suami memasuki kamar menghentikan langkahnya sejenak setelah melihat laptopnya kupakai. Kemudian ia meletakkan tubuhnya di kasur yang sudah kuganti sprei yang baru dan wangi. Aku tak beranjak dari tempat dudukku walaupun si suami memberi kode untuk meneruskan menulis karya. 

Baca juga: Kebisuan

"Gimana tadi sinau barengnya?" Tanyanya sambil tiduran dan mengotak atik HP.

Sambil kutatap layar laptop yang penuh teliti, kujawab asal.

"Alhamdulillah baik mas"

"Jumlah anak-anak yang ikut bertambah atau berkurang?" Tanya sang suami seolah menggoda. "Alhamdulillah cukup banyak." 

Memang di bulan ini cukup padat agenda dari Dinas, sehingga biasanya hari ini pulang ke Mojokerto menemani anak tak bisa. Sebenarnya pikiranku tak karuan, apalagi si anak kurang enak badan. Sudah beberapa hari batuk, pilek dan badannya panas. 

Terus gimana lagi, ini sudah menjadi kewajiban sebagai abdi negara. Maka sore itu sebelum berangkat sinau bareng kutelpon nenek minta izin belum bisa pulang dan tanya kabar bagaimana kabar anakku Hafiza. Pulang dari sinau bareng aku langsung ambil alih laptop yang ada di suami untuk membuat dan upload laporan.

"Aku haus, kepingin jus!" 

"Tak ada malam ini yang jualan jus. Gimana es good day aja. Em..., pesan apa yank?" Tanya suami yang baik hati seolah memberiku lampu hijau dan semangat menyelesaikan laporanku. "Sama Snack ya!"

"Snack apa?"

"Snack apa ajalah, terserah!"

Kulanjutkan laporanku, sambil mencari foto-foto kegiatan lain yang belum kuuploud di aplikasi jurnal kegiatan. Bila tidak teliti, atau tidak ada yang cocok laporannya maka besok ketika dicek akan ada yang merah. Jika sudah berwarna merah akan lelah karena kerja dua kali, itu jika aplikasi belum dikunci. Bila aplikasi dikunci akan lebih lama memperbaikinya, butuh laporan ini itu.

Beberapa menit suami datang membawa es teh, roti dan dua Snack untukku. Es teh yang kupesan ia letakkan di gelas dan ditaruh sampingku. Masih kubiarkan karena masih konsentrasi menyelesaikan laporan kegiatan. Si suami menikmati roti dan es good day dengan semangatnya, tapi aku tidak tergoda walau tenggorokanku terasa kering saat ngajari anak-anak di balai RW tadi.

"Sebentar lagi ya yank," kali ini aku benar-benar ingin menyakinkan suami, bahwa laporan kegiatanku sudah selesai agar ia juga tidak tertidur. 

Repot kalau tertidur dengan posisi badan yang tak seharusnya, apalagi kakinya tergantung-gantung. Kasihan kan bila suami bangun tidur badannya sakit semua.

"Alhamdulillah!" Es teh yang ada didekatku kuminum. Walaupun beberapa teguk, rasa haus dalam tenggorokan mulai terobati. Dan kuberanjak berdiri, dan mempersilahkan suami menarikan jari-jarinya di keyboard laptop.

"Terima kasih banyak ya sayank!" 

Suamiku mengangguk, tak menjawab sepatah katapun. Ia konsen menatap laptop, hingga tak memperdulikan nasibku. 

"Aku ngantuk, aku tidur dulu ya!"

Biasanya sebelum tidur, aku tidak lupa absen apalagi alpha untuk minta pijat suami. Mengerti ia sibuk, kuurungkan niatku. Dan ku hanya bisa berkata padanya

"Awas jangan sampai tertidur di bawah, dan jangan malam-malam tidurnya!"

"Ya yank!" Jawabnya

Tidak lama kemudian aku tertidur pulas.

***

Surabaya, 8 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun