Menurut KBBI puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga bisa dikatakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Sebelum membuat puisi harus tahu 2 unsur puisi yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik yaitu meliputi tema, persajakan, majas dan suasana dalam puisi. Sedangkan unsur ekstrinsik yaitu latar belakang social dan budaya pada saat puisi diciptakan.
Langkah-langkah Menyusun Puisi
- Merumuskan pokok permasalahan yang diungkap seperti peristiwa bencana alam, keindahan dan gagasan hidup.
- Pilihan kata/diksi yaitu menentukan kekuatan konsep daya sugesti, pengimajinasian/ ekspresi yang diungkap penyair
- Penggunaan bahasa figurative/ gaya bahasa . untuk mengungkap konsep yaitu dengan majas metafora, perbandingan smile, sinekdok dan ironi
- Penggunaan rima yaitu pengulangan bunyi untuk membentuk musikalisasi
- Tipografi / tata wajah yaitu penataan larik/baris-baris puisi untuk membentuk bait yang padu untuk aspek kekuatan makna dan ekspresi penyair.
Menentukan Tema Puisi
Tema dalam puisi berarti judul puisi karena menetapkan dan menentukan tema pada puisi tertsebut biasanya sesudah mengarang. Adapun langkah untuk menemukannya yaitu dengan cara :
    a.  Makna tekstual
      Adalah pilihan tema sudah  ada dalam teks yaitu berupa kata-kata yang sering diulang dan sudah tertulis di dalam teks puisi
    b. Makna tafsir
      Adalah penentuan tema membutuhkan penafsiran lebih dulu, yaitu dengan cara sebagai berikut :
    1. membaca puisi berkali-kali sampai diketahui hubungan antar kata dalam puisi
    2. temukan hubungan judul dengan isi puisi
    3. temukan suasana puisi
    4. membaca puisi secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang utuh
Contoh Membuat Puisi dengan Majas
1. Majas Simile: Mempersamakan objek yang dituju, kata-kata yang dipakai biasanya  (seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, bagaikan,serupa). Contoh : Wajahmu bak purnama indah bulan kejora, contoh dalam puisi:
Engkaulah putri duyung
Rawaranku
Putri duyung dengan suara merdu
Lembut bagai angin laut
(Karya: W.S. Rendra)
2. Majas Hiperbola: Majas yang mengungkapkan perntaan secara berlebih-lebihan dengan dimaksud untuk memperhebat / meningkatkan kesan/pengaruhnya. Contoh: Sampai setengah mati aku mencintaimu, contoh dalam puisi:
Keringatnya bercucuran Â
Rambutnya jadi tipis
(Karya : W.S. Rendra)
3. Majas Pebandingan: Perbandingan langsung suatu benda dengan benda lain yang mempunyai sifat sama Contoh: Semangatnya membaja untuk mencapai cita-cita. Contoh dalam puisi:
Tubuh kalran batang pisang             Â
Tajam tanganku lelancip gobang         Â
(Karya : Arif Rosidi)
4. Majas Personifikasi
Hujan titik satu-satu
Menatap cakrawala malam jauh
(Karya : Herwa)
5. Majas Sinekdok
a. Majas Proparte: Majas yang isi bacaannya mewakili seluruh orang dengan diwakili satu orang. Contoh: Indonesia  juara catur dunia, contoh dalam puisi:
  Penderitaan mengalir
  Dari parit-parit wajah
  rakyatku
b. Majas Pras Prototo: Majas yang isi bacaannya mewakili satu orang diwakili oleh semua orang. Contoh : Dia tidak tampak batang hidungnya, contoh dalam puisi:
     Para petani bekerja
     Berumah gubuk - gubuk tanpa jendela
     (Karya : W.S Rendra)
Membuat Puisi dengan Pilihan Kata/ Diksi
Untuk memperoleh diksi yang indah biasanya memilih sajak yang akan dipakai untuk membuat puisi. Persajakan tersebut ada tiga macam, berdasarkan susunan vertical dalam baris, persajakan berdasarkan baris dan persajakan berdasarkan bunyi. Persajakan berdasarkan susunan vertical dalam baris bisa dilihat di bawah ini
- sajak sama (sajak terus)yang bersajak a-a-a-a
- sajak bersilang yang bersajak a-b-a-b  Â
- sajak berpeluk yang bersajak a-b-b-a
- sajak berpasangan yang bersajak aa-bb-cc
- sajak patah yang bersajak a-a-b-a
Adapun persajakan berdasarkan baris ini dibedakan menjadi sajak awal, sajak tengah dan sajak akhir
- sajak awal (perulangan di awal baris)
    Contoh :  Bukit tanpa pepohonan dan rerumputan
              Bukit gundul tanpa aspal
              Sebuah danau penuh kurcaci
              Sebuah kapal ada di laci
- sajak tengah (perulangan di tengah baris)
    contoh : daun-daun  yang semempai
           semempai bersama angin
           daun-daun yang semempai
           bertabur bersama malam
- Sajak akhir (sajak yang perulangan di baris akhir)
    Contoh : cahaya bulan diombak menitik
           Embun berdikit turun merintik
Sedangkan persajakan berdasarkan bunyi ini dibedakan menjadi enam, yaitu:
1. Sajak Ansonasi (Sajak tak sempurna)
  adalah perulangan kata akhir hanya sebagian yang sama
  (sebagian kata kerja /kata keterangan
  contoh : "Perarakan Jenazah"
           kami menggiring jenazah hitam
           depan kami kereta mati bergerak pelan
           orang-orang tua berjalan menunduk diam
2. Sajak Penuh
   adalah perulangan akhir seluruhnya sama
   contoh : Di lereng gunung lembah menghijau
            air tewrjun menghimbau-himbau
            Merah beta melipur risau
            Turut hasrat henadak menjangkau  Â
3. Sajak Ahterasi
  Adalah pengulangan bunyi pada awal kata (p.konsonan)
  Contoh : "padamu ua"
            Kaulah kandil kemerlap
            Pelita jendela di malam gelap
            Melambai pulang perlahan
            Sabar setia selalu
4. Sajak Mutlak (mengulang kata)
   Contoh :  Bukit tanpa pepohonan dan rerumputan
             Bukit gundul tanpa aspal
             Sebuah danau penuh kurcaci
             Sebuah kapal ada di laci
5. Sajak Rangkai
   Adalah sajak yang tersusun sama, pada akhir semua baris puisi
   Contoh : "Aku"
           Luka dan bisa kubawa berlari
           Berlari
           Hingga hilang pedih peri
6. Sajak Rima
   Adalah sajak perulangan konsonan-konsonan dalam kata
   Contoh :  Beras petas
             Kisah pertumpah
             Pontang-panting
Memperhatikan Suasana Lahir dan Batin
Dalam membuat puisi yang indah juga dipengaruhi oleh suasana hati pembuat puisi. Suasana adalah keadaan jiwa dan perasaan penyair dalam suatu peristiwa, yaitu suasan batin  dan suasana lahir. Suasana batin seperti benci, sedih, sendu,senang, gembira, syahdu, acuh dll. Dan susana lahir seperti keramaian kota/desa, keheningan malam, kesuburan tanah atau tanah disaat tandus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H