3. "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
4. Adiknya bertanya, "Kapan kita pulang?"
5. "Besok pagi," katanya, "mereka akan berangkat."
Konsisten Menulis
Untuk menjadi penulis maka harus menulis cerita fiksi, untuk memahami dan mempraktekkannya setiap hari. Tapi, sebelum menulis yang perlu diperhatikan adalah, yang pertama yaitu menumbuhkan niat. Kedua, menentukan ide dan genre yang disukai dan kuasai. Ketiga, membaca karya fiksi orang lain, membuat kerangka, dan mulailah menulis kemudian menyelesaikannya.
Dalam menulis cerita fiksi, tidak ada latihan khusus agar daya imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya fiksi. Tapi melakukan latihan khususnya adalah dengan terus konsisten menulis. Konsistensi ini akan membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apa pun.
Membuat Outline
Selanjutnya kita memahami membuat outline, ketika menulis cerpen seringkali melenceng dari keinginan awal. Ketika, ngin menulis cerpen untuk remaja atau dewasa, eh, melenceng ke cerpen anak. Banyak yang mengalami hal sama.Â
Itulah pentingnya membuat outline/kerangka karangan dengan tujuan agar tulisan tetap berada di jalurnya. Istilahnya sebagai pengingat bagi kita ketika akan melanggar jalur. Berikut cara membuat outline, diantaranya.
- Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
- Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
- Membuat premis sesuai tema
- Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
- Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
- Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
- Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
Kisah nyata bisa dijadikan bahan untuk menulis cerita fiksi.
Sebuah kisah nyata boleh difiksikan prosesnya sama seperti menulis fiksi pada umumnya. Kisah nyata hanya dijadikan sebagai ide dasar saja. Pengembangan dilakukan dengan menambah bumbu misalnya konflik, tantangan tokoh, dll. Caranya:Â