Back to Masjid
Oleh: M. Abd. Rahim
***
Hujan telah mengguyur bumi tanpa henti, angin berhembus bersamanya menerpa mereka yang berada di halaman masjid. Air hujan membasahi lantai yang berada di serambi masjid, hingga salah satu dari mereka mengambil alat pel dan menghapus air hujan beberapa kali.
"Masih basah mas!" kata salah satu pengunjung yang berteduh di serambi masjid
"Mana pelnya?"
"Mboten, saya saja!"
Aku menggerakkan setangkai pel, kemudian memerasnya lebih dulu agar air yang masih meresap di kain pel terbuang kemudian aku mengepel lantai tersebut. Tak hanya itu, aku melirik ke pojok tempat wudu ada kain kering kemudian kuambil dan menjadikannya kain pel tambahan.
"Silahkan duduk, bagian sini lantainya sudah kering!" Kataku
Orang tersebut, menggeser ke serambi sesuai arahanku. Diikuti beberapa orang yang berdiri halaman masjid menunggu hujan reda, ada sebagian mereka yang masih berdiri di parkiran dekat sepeda motornya.
"Alhamdulillah, semoga lelahku mendapat pahala." Kataku dalam hati. Sambil menyimpan alat pel di tempat semula. Setelah beberapa mengizinkan mereka, aku pergi ke tempat aiudio mengecek micropon dan sound karena besok dipakai Salat Jum'at.
Aku baru beberapa bulan bertempat di masjid ini, harus kupelajari apa-apa yang menyangkut kegiatan jama'ah. Tentunya para jama'ah agar merasa nyaman, merasa aman di masjid ini.Â
***
Dulu waktu pertama kuliah juga pernah tinggal di mushola, masalah air, keran, kebersihan dan menjaga kesucian tempat ibadah adalah hal utama. Tapi sejak kakakku pindah, aku hilang arah termasuk tempat tinggal. Akhirnya aku tinggal di salah satu basecamp yang ada di kampus, dan membuat lemah pendirian.
Di mushola tersebut, aku membantu mengajar anak-anak TPA. Selain itu, menjadi muadzin juga sebagai imam salat rowatib. Saat di kampus, waktuku untuk-Nya hanya sedikit dan lebih tidak pernah ibadah. Sepenuhnya untuk kuliah, tidur terlalu malam hingga bangun kesiangan dan lebih enakan gitaran bersama teman.
***
Waktu telah berlalu, kebiasaan yang menutupi cerah masa depanku harus kuubah dengan kebiasaan yang baik. Oleh karena itu, atas saran saudara aku harus Back to Masjid.
"Di Masjid Baitul Hikmah saja ya Dit, di masjid temannya Ayah." Kata kakakkuÂ
Ayahku mengangguk
Dan di masjid yang kutempati sekarang ini mengubah cara kebiasaan-kebiasaanku menjadi lebih baik. Adzan berkumandang langsung ditelinga, tidak seperti di kampus dulu.Â
"Bisa adzan kan Dit?" Tanya Abah Dayat ketua masjid tersebut. Ketika ayahku memamitkanku tinggal di masjid beliau.
"Insyaallah Abah!"
"Selain itu, juga membantu teman-teman membersihkan masjid."
"Siap Abah!"
Abah tersenyum, melihat wajahku ada kejujuran dan tidak ada keraguan
***
Benar, lingkungan mempengaruhi cara hidupku, cara berpikirku dan di masjid ini hari-hariku penuh dengan siraman kalbu yang menyadarkanku hidup yang hakiki. Apalagi ketika masjid ada kegiatan rutinan atau PHBI, berusaha kuikuti.Â
Seperti kemarin malam Abah Dayat memberi nasihat kepada jamaah bahwa bulan ini sudah memasuki bulan Rajab, agar berpuasa di dalam bulan tersebut. Beliau menyampaikan bahwa Rajab mengandung tiga huruf Hijaiyah, Ra, Jim dan Ba'. Ra berarti Rahamtullah yang artinya kasih sayang Allah. Jim berarti Judullah yang artinya kedermawanan Allah dan Ba' berarti Birullah yang artinya kebaikan Allah. Maka di bulan Rajab ini perbanyak amal kebaikan.
Lebih lanjut beliau memberi pesan agar berdoa, "Allahumma bariklana fi rojaba wa sa'bana wa ballighna romadhon." Yang artinya "Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab ini dan bulan Syaban nanti dan sampaikan umur ini hingga bulan Ramadhan"
***
Surabaya, 26 Januari 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI