Kemarin pagi kerja bakti membersihkan rumah, karena sisa-sisa makanan yang dipakai syukuran di malam tahun baru. Ada beberapa alat masak yang masih belum dibersihkan. Â Hal itu merupakan kezaliman untuk diriku, seharusnya aku harus membersihkan dan mencuci semuanya. Dan tidak membiarkan ibuku sendiri yang menanganinya.
"Ayo bergegas dan sarapan dulu" Ibuku mengingatkan, agar aku tidak lupa sarapan sebelum berangkat sekolah.
Di meja dapur, sudah disiapkan beberapa piring, telur dadar, tempe dan tahu uyahan. Aku mengambil piring dan mengambil tiga cintung nasi goreng kemudian mendekat pada Ibu.
Terlihat, ibu keringatnya mengalir di wajahnya. Dan lengan baju yang dipakainya basah. "Mohon yang sebesar-besarnya ya Bu!" Aku ke sekian sekali minta maaf pada Ibu.
Pagi ini aku seharusnya membantu Ibu, dan semangat menjalani hidup di tahun baru. Tapi, kadang setan telah menguji keimananku, menguji cita-cita dan harapanku yang kemarin pernah kutanamkan dalam hati. "Aku harus lebih baik dari tahun kemarin, perencanaanku di tahun ini aku bisa menjadi anak yang lebih berbudi pekerti yang baik kepada siapapun. Kepada Allah, Ibu, keluargaku dan teman-temanku."
Ibu tidak marah, hanya menasihatiku. "Kamu sudah besar, seharusnya kamu bisa membedakan ini baik dan itu buruk. Dengan sadar diri melakukan kewajibanmu, kamu masih siswa dan kewajibanmu sekolah. Mau sekolah, tidak harus dibangunkan apalagi ibu teriak-teriak. Begitu juga kamu ibadah salat lima waktu sehari semalam dengan sendirinya kamu melakukannya dengan baik dan tepat pada waktunya."
"Baik Bu, doakan Radit. Semoga Aku bisa menjadi anak yang patuh dan bisa membahagiakan Ibu." Balasku sambil menjabat tangan ibuku.
Ibuku adalah segalanya, melihat kesalahanku dia langsung menasihatiku bukan memarahiku.
Sesuai sabda Rasullullah: "Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah mengubahnya dengan tangannya dan jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman."
***
Pukul 07:00 aku sudah di dalam kelas, teman-temanku belum datang. Aku adalah orang pertama yang masuk di dalam kelas. Sampai jam pelajaran pertama dimulai teman-temanku baru baru bermunculan dan ada beberapa yang tidak hadir.Â