6 bulan berlalu...
Beberapa ujian sudah selesai dan akhirnya hari kelulusanku diumumkan. Aku takut, aku tidak lulus karena beberapa hari tidak ikut ujian. Aku hanya mengerjakan beberapa soal ujian pemberian dari Pak Alif saat beliau menjengukku.Â
"Kau lulus anak kebanggaanku" kata ibuku. Aku menangis, aku ingin sujud syukur tapi tubuhku tak bisa. Kuhanya menundukkan kepala sambil mengalirkan air mata.
Oya beberapa soal dari pak Alif sebagian dikerjakan oleh Irin.Â
"Terimakasihlah pada Irine, itu mereka di luar bersama keluarganya" pinta ibuku.
Aku diantar oleh ibuku masih dengan kursi roda. Kami semua bahagia, kami semua berkumpul di ruangan di mana aku di rawat.Â
Pak Hadi, ayahnya Irine tidak seperti yang kukira. Beliau sangat tulus membantuku berdiri dari kursi roda menuju ke kasur.
"Hati-hati nak Radit, banyaklah istirahat agar cepat sembuh" katanya dengan senyum penuh kesejukan
Aku tersenyum
***
Kesembuhanku membawa angin segar pada dunia, mengahadirkan hembusan salju pada sukma. Menyejukkan pada harapan cinta dan cita-cita. Kesembuhanku menjadi acara syukuran dan doa bersama yang sepesial di keluarga pak Hadi.Â