Badai Cinta Melukai Jiwa
Oleh: M. Abd. Rahim
***
Saat pulang dari rumah Irine, Aku lemah lunglai. Dadaku sesak, mataku nanar. Di perjalanan pulang melawati lorong-lorong sepi. Aku berusaha melawan malam yang kian sunyi menyayat hati. Aku terluka karena cinta, cinta yang tidak direstui oleh orang tua.
"Dit, kenapa?" Tanya ibuku
"Apa ada masalah dengan Irine?"
Aku diam,Â
"Aku harus melewati ini semua dengan lapang dada. Aku harus ikhlas menerima kenyataan. Cinta boleh putus di jalan, tapi sekolahku jangan. Aku harus semangat tanpa cinta, aku harus sukses tanpa dia!" Kataku dalam hati
Badai Cinta ini, melemahkan jiwaku. Memporakpondakan jiwa, cita-cita dan harapanku.Â
"Apakah aku harus meninggalkan dunia remajaku, meninggalkan kupu-kupu indah menghiasi taman hati. Sungguh, sayap-sayapku telah putus, ingin terbang di angkasa cinta dan cita yang lebih tinggi, tapi tubuhku lemah lunglai"