Oleh: M. Abd. Rahim
***
"Besok Hari Guru mas Rino!"Â
Jawabku menatap wajah Rino yang kelelahan. Begitu juga teman-temanku yang lain bertanya kenapa mereka bersih-bersih halaman sekolah.Â
"Demi acara Hari Guru besok, kita harus tetap semangat membantu bapak, ibu guru"
Hari ini beberapa kelas diisi dengan kegiatan kerja bakti untuk mempersiapkan agar acara Hari Guru bisa terlaksana dengan baik dan memberi kesan yang indah.
Sisa air hujan masih menggenang di lengkungan halaman. Daun-daun pohon yang masih berserakan.Â
"Kenapa lelah ya mas?"
Tanpa ada jawaban, Rino berhenti menyapu dan memutar setengah badannya untuk melepas lelah di punggungnya.Â
Teman-teman yang lain masih menyapu dan memindah barang-barang yang tidak terpakai dipindahkan ke gudang.
"Tetap semangat mas!"
"Siap!" Rino membalas. Beberapa menit halaman sekolah sudah bersih.
Setelah menyapu halaman, Aku dan Rino menuju ke lantai 2, memindah meja dan kursi yang tidak terpakai di Hall. Ibu Yayuk mendampingi mereka, agar pindahan meja tersebut tidak salah tempat, yakni dipindahkan ke ruang gambar.
Setelah barang-barang dan alat olah raga dipindah, lantai hall disapu dan di pel. Aku dan pak Badrun memasang sepanduk Istighosah yang kemarin aku pesan di percetakan Solaris, pagi ini dipasang di tembok belakang.Â
"Alhamdulillah, pesanan sepanduk sesuai harapan, dan sesuai ukuran. Tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek." Kataku
Pak Badrun walau sudah mempunyai cucu, beliau laksanakan dengan semangat dan penuh ikhlas. Tangga yang dipakai memasang sepanduk masih di tangannya. Bu Yayuk memerintahkan beliau bersama anak-anak untuk mengambil terpal untuk sarasehan anak-anak saat istighosah dan doa bersama dilaksanakan.
"Ayo mas, dibantu Rino mengambil terpal di gudang atasÂ
Pak Badrun yang naik mengambil semua terpal yang ada di gudang. Fransiskus dan Yesaya dari beragama Kristen juga membantu kami membawa terpal yang diberikan pak Badrun untuk dipersiapkan di samping Hall. Agar besok pagi, sebelum istighosah dan salat Jum'at dimulai panitia langsung membebernya di Hall.
"Pak kursi yang ada di perpus juga di bawa ke ruang guru berjumlah 50 kursi." Kata Bu Yayuk ke Pak Alif
Dengan ikhlas, aku melangkah dan memasuki perpustakaan. Rino dan teman-teman yang lain membantunya dari luar pintu perpustakaan untuk diangkat ke ruang guru.
Ruang guru hari ini ditata rapi dan bersih karena besok saat selesai upacara Hari Guru, para tamu dan guru-guru akan ada ramah tamah di ruang guru. Beberapa piring, sendok, garpu sudah di taruh ruang guru. Meja dihias dilengkapi bunga-bunga yang indah oleh panitia.
"Pak Alif masih kurang kursinya, kata Bu Yayuk di ruang bengkel motor juga butuh 10 kursi" Kataku kepada Pak Alif
"Ayo Dit, ambil 10 kursi lagi di ruang perpustakaan" Kata Pak Alif
"Alhamdulilah pas sisa 10 kursinya pak!"
"Sip, cepat bawa ke ruang bengkel sepeda motor."
Persiapan untuk menyambut hari guru, aku lalui dengan melelahkan dan memuaskan. Lelah karena harus membantu sekolah dengan maksimal dan merasa puas karena aku sudah membantu acara Hari Guru ini agar berjalan sesuai harapan.
Setelah selesai kerja bakti kami istirahat sebentar memakan Snack dan minum yang sudah disediakan oleh panitia. Selesai makan dan minum Aku, Rino, Fransiskus, Yesaya dan teman-teman yang lain kembali mengikuti kegiatan belajar yang belum selesai.
Adzan salat asar berkumandang dari masjid sekolah. Aku izin menuju masjid untuk salat asar. Selesai salat asar terlihat Pak Badrun dan Mas Rizky mempersiapkan sound sistem.
"Semoga pak Badrun dan panitia yang lain selalu semangat dan diberikan kesehatan sampai acara Hari Guru besok lancar sesuai harapan" Doaku dalam hati bersama hujan deras yang mengguyur sekolah kami.
***
Surabaya, 24 November 2022
Naskah ke-26 tantangan dokjay 30 hari menulis di KompasianaÂ
***
Silahkan Baca Juga Naskah Sebelumnya:
Naskah ke-1 : Guruku Adalah Orang Tuaku
Naskah ke-2: Sekolahku Adalah Surgaku
Naskah ke-3: Satu Visi, Satu hati
Naskah ke-4: Tragedi di Warung Pak Sugi
Naskah ke-5: Doa Bersama Untuk Para Guru Indonesia
Naskah ke-6: Ibu dan Guruku Melarangku Pacaran
Naskah ke-7: Madu Guru, Buah Manis Cita-cita Siswa
Naskah ke-8: Teman Kerja Adalah Guruku
Naskah ke-9: Berguru pada Pangeran Diponegoro
Naskah ke-10: Berguru pada Sunan Kalijaga
Naskah ke-11: Si Kebaya Merah
Naskah ke-12: Kangen Masakan Ayah
Naskah ke-13: Guruku Inspirasiku, Karenamu Ada Toko Online
Naskah ke-14: Berkah Digitalisasi Warung Pak Sugi
Naskah ke-15: Cinta Bersmi, Kembali dari Tanah Suci
Naskah ke-16: Cinta Segitiga
Naskah ke-17: Ledakan Itu, Melukai Dua Hati
Naskah ke-18: Hubungan Terlarang
Naskah ke-19: Guruku Adalah Obat Hatiku
Naskah ke-20: Ibuku Awet Muda, Apa Rahasianya?
Naskah ke-21: Di Ujung Waktu; 8 Miliar Manusia
Naskah ke-22: Solusi Bau Badan Menjadi Teladan
Naskah ke-23: Berguru Pada Elon Musk
Naskah ke-24: Hujan Di Akhir Bulan
Naskah ke-25: Detik Perjuanganku Menyambut Hari Guru
Naskah ke-26: Semangat Menyambut Hari guru
Naskah ke-27: Cahaya Itu Ilmu, Obornya adalah Guru
Naskah ke-28: Upacara Hari Guru
Naskah ke-29: Doa Bersama, Persiapan Ujian Akhir Semester
Naskah ke-30: Arti Apresiasi
Naskah ke-31: Bertemu di Warung Kelontong
Naskah ke-32: Lembutnya Hati Telah KembaliÂ
Naskah ke-33: Saat Belajar Bersama
Naskah ke-34: Badai Cinta Melukai Cinta
Naskah ke-35: Salju Berhembus dalam Kalbu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H