Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan di Akhir Bulan

22 November 2022   22:11 Diperbarui: 24 November 2022   19:06 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan Di Akhir Bulan

Oleh: M. Abd. Rahim

***

"Tuhan selamatkanlah Aku dan keluargaku dari marabahaya, begitu juga hujan yang sering melanda akhir bulan ini jadikanlah berkah dan bahagia. Hujan dimana kau berada, turunkanlah rezeki bukan pati. Kirimkanlah angin berhembus kerinduan dan kenyamanan bukan menghembuskan nafas akhir setiap insan. Bukan sumber air menjelma banjir mengiringi malam sunyi, tapi jadikanlah sumber mata air yang jernih dan suci" Doaku malam itu. 

Radit malam itu sungguh kasian pada fenomena alam, kemudian terjadi gempa. Khususnya di daerah Cianjur Jawa Barat. Anak-anak mengaji menjadi korban. Masa depan anak bangsa, terjerat bencana. Rumah hancur terkubur, ribuan insan mengungsi dan bersukur. Menemukan lorong-lorong hampa terisi kedamaian dan pelipur lara. 

Malam berbalut hujan, aku mencoba menerawang masa depan. Enam bulan lagi Aku akan meniggalkan sekolah dan masuk di dunia kerja, tapi aku akan melewatinya dulu beberapa ujian. Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Praktik dan Uji Kompetensi Kelulusan. Apakah aku mampu melewatinya dengan baik, atau hanya memakai belajar gebut semalam. Apalagi malam penuh tantangan hujan berangin, dan lampu tiba-tiba padam.

"Dit, jangan lupa belajar, sebentar lagi ujian" Perintah Ibuku di suatu malam

Baca juga: Hujan

Hujan rintik, kemudian menjelma prajurit hujan yang siap menembus loteng-loteng rumah. Mereka membuat gemuruh, apalagi suara guntur menggelegar dan kilat menyambar.

"Aku kan sudah terbiasa, belajar tiap malam. Jangan kuwatir Bu!, nilai Radit akan baik-baik saja" Kataku 

Ibuku juga mengingatkan, "Apa lilin kemarin masih ada, kalau habis segera beli ke Toko sebelah!" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun