Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Ujung Waktu; 8 Miliar Manusia

19 November 2022   20:23 Diperbarui: 22 November 2022   22:49 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/Diolah dengan canva.com

Di rumah baruku, Aku, Ibu, Bapak dan Mas Kris duduk di ruang tamu.

"Ayah kan sudah mempunyai anak dua, saya dan Radit" Kata Mas Kris

"Sebelum aku lulus dari sekolah kumohon jangan punya adik dulu!" Mas Kris ngotot

"Hush, kamu ini seperti tak punya iman saja!" Bapak memarahi kami, khususnya Mas Kris.

"Gerak gerik manusia, kita bernafas, mengalirnya darah dalam tubuh, detak jantung dan seluruh anggota tubuh yang begitu komplek, atas izin Allah mereka bisa bekerjasama demi kelangsungan hidup manusia." Bapak berkata lebih bijak dan agamis.

"Bila ibumu belum mengandung dalam satu tahun ini, kami akan program hamil." Izin bapak kepada kami

Walaupun di keluarga baru Pak Anam, sudah ada dua anak, Radit dan Kris. Mereka akan menginginkan keturunan dari pernikahan mereka, selama hidup sampai mati. Seharusnya hidup dinikmati dan disukuri dari Sang Pemberi Hidup.

Di ujung waktu 8 miliar manusia ini, pasti diantara meraka ada yang meninggal dunia. Kematian adalah pasti, Allah Maha Tahu segalanya. Dan bumi ini akan dijaga-Nya tetap seimbang. Seimbang dari segala aspek yang dibutuhkan. Bila di ujung waktu adalah kematian 8 miliar manusia, terjadilah kiamat dan menjadi keimanan di dalam dada.

***

Surabaya, 19 November 2022

Naskah ke-21, tantangan dokjay menulis 30 hari di Kompasiana 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun