Enam bulan berlalu..
Aku belum memikirkan Ana, Aku mulai sibuk penilaian semester, ujian sekolah dan ukk. Â Malam itu Aku izin tidak bekerja di warung pak Sugi karena Ibuku jadi menikah dengan Pak Anam, ayah Mas Kris. Ibuku umurnya 50 lebih, beliau dandan seadanya, hanya bedak biasa. Biaya resepsi pernikahan saja dibantu oleh Pak Haji Nasrul, sebagai ucapan terimakasih karena waktu kecil dulu pernah menyalamatkan Dea.
Malam itu, Ana juga izin tidak bekerja di warung Pak Sugi, dia disuruh Pak Sugi untuk merias Ibuku. Mungkin dengan kepiwaian dia merias wajahnya maka Ibu Sugi menyuruhnya untuk merias wajah Ibuku. Alat-alat wajah seperti eyeshadow, eyeliner, alis dan lain-lain yang dibawanya, Ibuku tidak mau karena tidak biasa. Tapi ibuku hanya minta dibedaki dan memakai tipis lipstik.
Saat Ibuku duduk di kursi pengantin dia terlihat sangat anggun dan cantik, seperti usia mudanya dulu. Wajahnya masih bercahaya (glowing) karena wudu dan salat tahajud membuatnya awet muda. Wajahnya selalu fresh karena tidak pemarah dan taat beribadah, semua urusan diserahkan kepada Allah dan tidak terlalu memikirkan hal dunia. Tubuhnya indah karena ibuku rajin puasa sunah Senin dan Kamis. Beliau menjaga pola makan dan memakan makanan yang halal dan segar. Itulah beberapa yang dilakukan ibuku agar tetap awet muda.
Saat dikenakan gaun pengantin, hati Pak Anam semakin memuncak keteduhan dan mengindahkan. "Dik Nur, kau tak ada bedanya dengan masa SMA dulu," Bisik Pak Anam kepada Ibuku. "Kau tetap cantik, kaulah bidadariku yang dikirim oleh Allah di dunia ini!"
Ibuku tersenyum malu.
"Alhamdulillah mas Anam, jagalah aku seutuhnya" Jawab Ibuku
Para tamu undangan terkagumi dengan kecantikan Ibuku, sorot mata mereka hingga tak percaya bahwa itu Ibuku.Â
Acara resepsi pernikahan dilaksanakan sangat sederhana, namun tetap mengundang tetangga kanan kiri. Itulah fungsinya undangan, agar mereka menjadi saksi bahwa ibuku sudah menikah dengan pak Anam. Maka dalam hal ini sesuai perintah Nabi bahwa haknya muslim dengan muslim lainnya diantaranya adalah mendatangi undangan.
Pak haji datang dengan istrinya dan juga adiknya Dea. "MasyaAllah cantiknya Ibu Nur, wajahmu awet muda sekali!" Kata Ibu Dea saat menyalami Ibuku.Â
"Masih kinyis-kinyis" Goda Pak Haji melewati Ibuku.