***
Malam seperti biasa, aku masih bekerja di warung pak Sugi. Namun semangatku tidak seperti dulu lagi.
"Oya bagaimana kabarnya Dea ya? Apakah sepertiku juga!" Kataku dalam hati
Sejak itu Dea yang biasanya sering pulang dari pondoknya, kini tidak terlihat batang hidungnya. Yang biasanya ikut Abah dan Uminya beli mie ayam di warung pak Sugi, kini hanya tinggal adiknya. "Sebenarnya aku masih rindu pesanan pisang kipas darimu!" Desisku dalam hati sambil menggoreng pisang.
"Aku ingin melihatmu walau sebentar saja" Pikiranku nglantur
"Dit, kenapa?" Tanya pak Sugi saat ngobrol dengan Ana, pegawai barunya.
"Jangan bersedih gitu,"Â
"Disini masih ada Ana yang menemanimu!" Goda Pak Sugi
"Ah Pak Sugi!" Teriak Ana sambil tersenyum malu-malu
"Ingat Dit, jodoh ditangan Allah. Semoga Allah memberi pengganti yang lebik lagi"
***