Ibuku Awet Muda, Apa Rahasianya?
Oleh: M. Abd. Rahim
***
Bel masuk sekolah berbunyi, seluruh siswa memasuki ruangannya masing-masing. Begitu juga bapak ibu guru, keluar dari ruang guru membawa buku ajar dan peralatan mengajar.Â
Aku masuk kelas, Irine sudah dibangku belakang terlihat wajah yang menawan. Â
Pak Alif duduk di depan dan me pembelajaran, beliau mengajak murid-muridnya membaca surat pilihan dari Kitab Suci dan membaca Sholawat Nabi.
Karena sekarang Aku sudah kelas XII, hafalan surat pilihannya berbeda dengan waktu kelas X dan XI dulu. Kalau kelas X surat pilihan yang dibaca yaitu dari QS. An-Nas sampai QS. At-Takasur, Kelas XI hafalan suratnya berlanjut dari QS. Al-Qoriah sampai QS. Ad-Duha kemudian waktu kelas XII sekarang ini surat yang baca adalah QS. Ad-Duha sampai QS. Al-A'la. Kenapa membaca kitab suci dulu, agar suasana kelas dan pikiran tenang. Karena tenang, bisa membuat awet muda loh!"
Setelah membaca surat pilihan, Pak Alif mengajakku dan teman-teman membaca sholawat "Syair Tawaduk" atau membaca "Asmaul Husna". Aku berniat sekolah, seluruh anggota tubuhku, fikiranku dan hatiku berada di sekolah. Tidak seperti teman yang lain, anggota tubuhnya di sekolah tapi fikirannya tidak sekolah. Pak Alif sangat marah ketika jam pembelajaran berlangsung ada temanku yang main ponsel sendiri.
Pagi itu pembelajaran kami sampai Bab Nikah, Pak Alif membentuk 6 kelompok dan kami disuruh diskusi. Setiap kelompok ada 5 siswa mendapatkan sub judul dari materi pelajaran tersebut untuk didiskusikan.Â
Memang kalau ingin tenang, pakailah pembelajaran Merdeka Belajar yaitu berpusat pada siswa, siswa sebagai subyek dalam pembelajaran dan bukan menjadi objek pembelajaran. Tugas guru sebagai fasilitator yang mendampingi mengarahkan jalannya diskusi agar tetap tenang dan berjalan sesuai yang diharapkan.