Ledakan Itu, Melukai Dua Hati
Oleh: M. Abd. Rahim
***
Di ruang belakang Aku, Dea dan Irine masih bertengkar, Irine semakin marah mendengar ucapan Dea bahwa Aku dan dia dijodohkan. Kejadian itu mirip Perang Dunia II, belum berakhir. Ledakan cinta yang kubuat semakin menyakiti kedua hatinya. Entah dulu waktu PPDB Aku pernah ngomong apa, sehingga Irine merasa Aku telah mencintainya. Inikah bom yang kutanam dan kini meledak menghancurkan hatinya.
"Jujur pandangan pertama yang membuat hatiku indah adalah Dea!" Kataku di hadapan mereka.
Mungkin irine kuanggap sebagai teman biasa, teman satu kelompok dan satu kelas.
Mendengar jawabanku, Irine semakin terluka.
"Mohon maaf Rin, hidup itu pilihan. Dan Aku memilih Dea yang sudah mengungkapkan isi hatinya kepadaku. Sekali lagi minta maaf, itu salahmu kenapa sejak dulu kamu tidak mengungkapkan perasaanmu kepadaku"
Irine menggebrak meja, dan menjatuhkan piring dan gelas.
Aku dan Dea kaget. Teman-temanku di luar tidak dengar, mereka saling asyik canda tawa dan orang-orang di ruang tamu tidak mendengar pertengkaranku. Mereka menyemak TV yang booming hari itu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Para presiden berkumpul indah menikmati kebersamaan dari para Negara. Namun tiba-tiba Rusia mengirim rudal di Polandia dan mengakibatkan dua orang tewas.Â