Cinta Bersemi, Kembali dari Tanah Suci
Oleh: M. Abd. Rahim
***
Kabarku diajak Pak Sugi Umroh, ramai diperbincangkan di sekolah. Aku mulai menjadi buah bibir di mana-mana. Di kantin sekolah, di kelas dan di ruang guru, dan tetangga sebelah.
Sementara di sekolah, teman-temanku banyak yang ngurusi hasil magangnya. Karena ada kasus dan bermasalah, mereka belum selesai membuat laporan magang. Disebabkan mereka sering tidak masuk dan bolos ketika magang.Â
"Dit, di mekkah tidak boleh sembarangan bicara, apalagi berbicara buruk dan kotor." Pesan Pak Sugi saat di Bandara
"Lebih baik kita membaca sholawat, minta ampunan dan doa sebanyak-banyaknya untuk kebaikan kita dan keluarga kita" Ketua rombongan melanjutkan.
Kabar ini juga sampai ke telinga Dea putri pak Haji. Di hari itu ia mulai ada rasa rindu ingin bertemu, dan sudah lama tak mencicipi pisang kipas buatanku. Selama Aku magang mengabaikannya, karena ingin fokus ke kerja. Begitu juga Dea sibuk ujian akhir semester di sekolahnya.
Saat masih magang Dea pernah chat ke ponselku, tapi belum kubalas. Dan diwaktu ada acara di Hall pada saat itu baru kubalas.
Dea sempat membalasnya. Tapi setelah itu, karena kesibukan Aku tidak membaca chatnya lagi. Atau tertutupi oleh pesan-pesan baru yang lain