Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berguru pada Pangeran Diponegoro

9 November 2022   17:23 Diperbarui: 9 November 2022   18:50 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika magang di manapun berada, ingat pesan-pesan gurumu. Harus disiplin, tepat waktu, jangan mencuri, dan menurut ibu jangan tinggalkan salat."

"Kulo sampun beto sarung kaleh baju taqwa teng tas Bu!"

"Iya, tapi ketika magang pasti ada pekerjaan yang sulit ditinggalkan. Pangeran Diponegoro dalam perjuangannya melawan penjajah dia tak pernah meninggalkan salat. Saat waktunya salat sudah datang, dia mengajak prajuritnya untuk menjalankan salat berjama'ah. Dia selalu berada dalam keadaan suci, kalau batal dia berusaha mengambil air wudhu. Setelah salat, pangeran Diponegoro masih duduk bersama prajuritnya untuk mengatur kekompakan dan strategi perang"

Aku manggut-manggut, "Matursembhnwun Bu, atas nasehat-nasehat ipun."

Aku menyalami tangan ibuku, kucium punggung tangannya dan meminta maaf. Aku pergi ke kamar mandi dan salat isya lalu istirahat.

Aku tak bisa tidur, karena masih memikirkan kerjaku di warung pak Sugi. Aku bersyukur karena pak Sugi mengizinkanku tidak masuk kerja. Ini untuk hari pertama, tapi hari kedua dan seterusnya kuatir hati pak Sugi berubah. Apalagi besok aku izin tidak bisa membantunya membuka warung. 

Untuk hari pertama, cukup lelah karena berangkat-pulang magang memakai sepeda. Dan malam ini aku chat Amar agar besok menjemputku.

***

"Radit, Radit!" Suara Amar mengetuk pintu rumahku beberapa kali. Aku masih di kamar memakai, Ibu yang membukanya.

"Silahkan nak Amar masuk dulu!"

Sebelum dia masuk rumahku, Aku sudah menemuinya. Aku berangkat magang, bersamaanya menaiki Mio GT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun