Madu Guru, Buah Manis Cita-cita Siswa
Oleh: M. Abd. Rahim
***
"Aku sedikit khawatir tentang apa yang menimpaku, apakah aku harus bercerita kepada Pak Alif ya tentang perjodohan ini." Katanya dalam hati. "Atau aku urungkan niatku, semoga selalu ada jalan yang terbaik untukku."
Setelah bel masuk berbunyi, Radit mengeluarkan buku yang akan dipelajari pada jam pertama itu. Namun dia kembalikan lagi di dalam tasnya, karena ada informasi dari sekolah bahwa akan pembekalan PKL. Semua kelas XI berkumpul di halaman sekolah, termasuk Radit dan teman-teman yang lain.
"Ayo Dit, capat ke bawah!" Perintah guru piket lantai dua.Â
Ternyata Radit masih memeriksa posisi jas hujan yang ada di dalam tasnya. Khawatir ketika ditinggal ke bawah ada yang ambil. Lalu Ia turun ke halaman sekolah, dan melengkapi barisan yang paling belakang.
"Mboh pak, Radit ini pacaran saja!" Ledek Rino, padahal hanya membalas chat.
"Mboten lo pak!" Kataku sambil mencari barisan yang pas.
Pagi setengah siang itu cuaca mendukung, cahaya remang sinar mentari tertutup oleh mendung. Semua siswa baris dan berjejer rapi sesuai jurusan dan kelasnya masing-masing.Â