Sewaktu pulang dari sekolah, Radit masih menggunakan baju putih karena sekolah mengadakan Doa bersama. Setelah mandi ia mendekat pada ibunya dan baru membuka cerita bahwa malam kemarin ia ke rumah pak Haji Nasrul. Ia menceritakan kunci rumah Pak Haji Nasrul ketinggalan di warung pak Sugi, ia bercerita hingga pulang dari rumah pak Haji
"Dit, kamu masih kelas XI. Kamu belum mendapatkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dari sekolahmu. Dan kamu juga belum kelas XII, mama khawatir sekolahmu putus ditengah jalan. Ku harap jangan berpacaran dulu."Ibu menasehatiku
"Dea kan teng pondok Bu!, nopo mungkin kulo pacaran!" Aku membela
"Kalau Dea sewaktu-waktu pulang ke rumah, apakah kamu tidak menemuinya!"
"Kata pak Sugi, kamu setiap hari ke rumahnya mengirim pisang kipas buat adiknya kan!"
"Njih, ngampunten Bu, kulo mpun terlanjur seneng kaleh Dea"Â
"Pokoknya jangan!!!, jauhi Dea!" Ibu berteriak sambil matanya memerah
"Kenapa Bu, Dea juga suka sama aku. Pun orang tuanya sudah mengizinkanku bersama dia!"
"Orang tuanya juga orang terhormat,"
"Pokoknya jangan!"