Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekolahku adalah Surgaku

2 November 2022   16:09 Diperbarui: 4 November 2022   07:21 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/diolah dengan canda.com

Pak Alif melaksanakan salat Duha 4 rakaat, Aku masih membaca Al-Qur'an. Beliau menyudahi salat Duhanya dengan membaca do'a dan menutupnya dengan membaca QS. Al-Kautsar 14 kali. Aku dan Pak Alif berdiri dan melanjutkan pembicaraan kami keluar masjid sekolah.

"Apa ibumu kerja Dit?" Tanya pak Alif sambil mengenakan sepatu

"Nggeh pak, Ikut orang"

"Maksudnya?"

"Nggeh niku loh pak, kerja seperti halnya babu."

Pak Alif menggelengkan sedikit kepalanya, dan kembali menepuk pundakku.

"Semoga dengan salat duhamu Allah selalu memberi rezeki pada Ibumu,"

"Amin, Pak. Terimakasih."

"Kalau memang punya waktu luang, silahkan mencari kerja, dan bantu ibumu walupun sedikit tapi ingat jangan mengganggu sekolahmu, kerja apalah yang penting halal."

Aku mengangguk

***

Pukul 07:00 bel masuk sudah berbunyi, sisa air hujan di daun-daun pohon yang mengelilingi halaman SMK PGRI 1 Surabaya masih membasahi. Hembusan udara pagi membawa semangat pagi. Kami memasuki kelas dan Pak Alif membuka pembelajarannya dengan membaca QS. Al-Fatihah, membaca surat-surat pendek atau surat pilihan kemudian mengajak para siswa menyanyikan lagu Syair Tawaduk dengan lirik lagu sholawat "Sa'duna"

"Sabda nabi surga ditelapak ibu, baktilah ke orang tua minta restu

"Cari Rida guru dan hormati guru, itu yang menjadikan kemuliaanmu

"Barang siapa yang menyakiti guru, tak bisa memperoleh barokah ilmu

"Orang yang menuntut ilmu takkan bisa, dapatkan ilmu dan kemanfaatanya. Kecuali dengan mengagungkan ilmu, mengagungkan guru dan ahlinya ilmu."

Begitulah Syair Tawaduk dibacakan beliau, dan kami mengikutinya dengan keasyikan, apalagi si Alfi dan si Rino sangat fasih melagukannya. Pak Alif menjelaskan syair tersebut diperoleh dari pondok pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo Jawa Timur ketika acara MGMP PAI SMK Kota Surabaya. Sesuai edaran dari beliau, sebenarnya syair tersebut berbahasa Arab dan bahasa Indonesia dan berjumlah kurang lebih ada 12 syair. Namun yang sering Pak Alif lagukan ada 5 bait syair.

Kami dan siswa lain merasa enjoy di sekolah ini, kami merasa senang di kelas ini. Dari syair tersebut kami harus taat dan hormat kepada orang tua, terutama ibu kita. Karena surga berada di bawah telapak kaki ibu. Selain itu ketika belajar kita harus berusaha untuk mencari Rida guru pun menghormatinya. Dengan guru siapa pun dan mata pelajaran apapun kita berusaha untuk menghormatinya minimal membuka buku sesuai mata pelajaran yang diajarnya, jangan sebaliknya membuat guru marah-marah, ilmu tak akan berkah.

Itulah beberapa cara yang dilakukan guru agar siswa betah di kelas dan mencintai guru dan sekolahnya. Jika ada istilah rumahku adalah surgaku, maka di sekolah harus ada istilah Sekolahku adalah surgaku, agar kita sebagai guru menjaga, merawatnya dengan baik, menjadi contoh yang baik buat siswanya. Membuat sekolah terasa damai dan disenangi oleh masyarakat. Karena juga sekolah adalah sawah ladang kita, tempat bekerja dan mengamalkan ilmu.

"Kalian sudah kelas XI apalagi nanti mau PKL di industri, kalau kalian tidak melatih disiplin mulai sekarang tidak akan bisa di tempatkan ke Industri besar, karena kalian sering telat dan tidak masuk sekolah. Kalau kalian seperti ini, diindustri akan juga seperti ini sering terlambat, sering tidak masuk dan membuat masalah." Pak Alif memberi pesan kepada teman-temanku yang sering tidak masuk sekolah. 

Hal tersebut juga disampaikan pertemuan minggu lalu. Alhamdulillah yang asalnya enam temanku yang sering tidak masuk, hari ini masuk tiga siswa. Pak Alif sungguh bijak walupun beliau tidak kami wali kelas kami, beliau tetap memberi arahan yang baik untuk kelas kami. Seperti di kesempatan lain agar kami menjaga nama baik kelas, menciptakan suasana kelas yang bersih, aman dan nyaman. Menghormati bapak/ibu guru saat pembelajaran berlangsung, dan mengikuti pelajaran dengan baik.

Saat adzan duhur berkumandang, Pak Alif sudah berada di masjid. Aku bersama Alfi dan Rino ikut berjamaah bersama beliau. Setelah aku salat jamaah duhur ada dua siswa dari kelas lain mau salat duhur, mereka sekelas sudah ambil air wudhu mereka berniat salat sendiri-sendiri.

"Mas-mas salat kok sendiri-sendiri, tidak jama'ah saja," Perintah Pak Alif

Memang benar atas perintah Pak Alif, salat berjamaah banyak pahalanya, dari pada salat sendiri yang sering tidak khusuk. Maka dengan salat berjamaah inilah saling melengkapi, saling menyempurnakan, apalagi ditambah dengan salat sunah qobliyah dan bakdiyah pahalanya akan menutupi kesalahan-kesalahan salat wajib kita.

***

Atas saran gurunya, ketika Radit pulang sekolah langsung minta izin ibunya untuk bekerja sampingan dengan niat membantu ibunya, tapi ibunya menolaknya dengan agar Radit fokus sekolah saja. Dengan segala niat yang penuh dengan ketulusan, Radit tetap minta izin untuk bekerja sampingan dan akhirnya diizinkan oleh Ibunya. Di sore itu, dia menemui pak Sugi untuk bekerja di warungnya. Pada malam itu dia mulai bekerja, setiap selesai salat Maghrib dia jualan pisang kipas berbagai varian, sampai malam hingga pukul 23:30 WIB. Dia semalam ikut bekerja bersama pak Sugi dikasih uang Rp. 15.000, uangnya bisa dipakai saku sekolah dan rencana akan diberi gaji Rp. 500.000 perbulannya. Dari gaji setiap malam bekerja itulah, dia tidak minta uang saku pada Ibunya saat sekolah. Dan gaji perbulan akan diberikan kepada ibunya termasuk membayar SPP-nya tiap bulan.

***

Surabaya, 2 November 2022

Naskah ke-2 tantangan dari dokjay 30 hari menulis di Kompasiana

***

Silahkan Baca Juga Naskah yang Lain:

Naskah ke-1 : Guruku Adalah Orang Tuaku

Naskah ke-2: Sekolahku Adalah Surgaku

Naskah ke-3: Satu Visi, Satu hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun